notears619Avatar border
TS
notears619
Beranilah Memulai Percakapan, Introvert!
Assalamualaikum WR WB


emoticon-Ultahemoticon-Ultah emoticon-Ultah


Jika anda bersama beberapa orang yang tak saling kenal dikumpulkan dalam satu tempat dan hanya kesunyian yang tercipta. Apa yang anda rasakan? Boring? Tentu. Ingin keluar dari tempat tersebut? Saya setuju. Tempat tersebut tidak jauh beda dengan tempat pemakaman. Maka dibutuhkannya orang-orang dengan skill mencairkan suasana dalam tempat tersebut. Seseorang yang dapat mencairkan suasa “biasanya” memiliki kemampuan memulai terlebih dahulu percakapan.



Saya jadi teringat kejadian beberapa minggu yang lalu. Ketika itu saya sedang melamar pekerjaan di PT Trans Retail Indonesia. Saat itu saya datang terlambat (sebenarnya mepet dengan waktu tes). Sudah banyak para calon karyawan lain yang sudah menunggu diruangan. Kebanyakan dari mereka berjenis kelamin wanita dan mereka sudah membentuk grup rumpi sendiri-sendiri.

Tepat disamping saya, ada seorang calon karyawan lain. Dia mengenakan kemeja putih yang dimasukan kedalam celana bahannya. komuknya mirip dengan artis FTV Hengky Kurniawan. Umurnya mungkin dua tahun diatas saya. Pikirannya sedang tenggelam dalam layar screen yang dipegangnya (read: Smartphone) Dia laki-laki sehingga saya berasumsi kami akan larut dalam percakapan. Saya pun memberanikan diri untuk memulai

S: Saya, R: Rudy (PS. Bukan nama yang sebenarnya)

S: Ngelamar disini juga mas? (pertanyaan default paling katro abad 21)
R: iya mas (lagi – lagi sibuk menatap layar smartphonenya)
S: tau ada lowongan disini (PT Trans Retail) dari mana mas?
R: saya tau dari job fair Senayan mas.
S: oh sama mas, saya juga tau dari jobfair Senayan. Btw, kuliah dimana mas?
R: kuliah di Bandung saya (lagi dan lagi sibuk dengan smartphonenya)
S: Tinggal dibandung juga mas?
R: oh engga. Saya dari Bekasi
…….

Kalian bisa tebak kelanjutannya. Entah itu percakapan sehari-hari atau interview kerja. Tidak ada bedanya. Saya dipaksa olehnya trus berfikir untuk melempar pertanyaan sementara ia hanya menjawab. Saya offensive, Ia defensive. Percakapan yang amat membosankan, lebih membosankan dari pidato calon ketua OSIS.

Orang-orang yang memulai terlebih dahulu suatu percakapan identik dengan ekstrovet. Menurut website psikologiID.com ekstrovet adalah kepribadian yang cenderung lebih membuka diri terhadap dunia luar sedangkan introvert sebaliknya. Tetapi bukan berarti kalian yang merasa mempunyai jiwa introvert (termasuk saya) tidak bisa memulai/ memiliki percakapan yang baik.

Saat masih menggeluti pendidikan Sekolah Dasar, pasti kalian pernah mendengar saran-saran kuno dari guru-guru anda bahwa jika ingin memperoleh good conversation yang perlu dilakukan adalah menatap mata lawan bicara, tersenyum, dan menggangguklah agar terlihat menyimak. Percaya lah cara itu sudah basi.

Celeste Headlee, pembawa acara program The Takeaway dari Public Radio International. Berhasil merumuskan bagaimana melakukan pembicaraan yang seru dengan orang yang baru dikenal.

Pertama,don't multi-task, be present, and focus on that conversation . Apa yang dilakukan Rudy (memainkan Smartphone) menghambat terciptanya percakapan yang seru. Perhatiannya terbagi menjadi dua antara layar smartphone nya atau menjawab pertanyaan saya. Jangan memainkan smartphone, jangan mendengarkan musik melalui headset apalagi membaca buku saat anda ingin memiliki percakapan yang seru dengan lawan bicara anda. Bila anda sedang tidak ingin bercakap, tinggal bilang ke lawan bicara anda bahwa anda sedang sibuk and go out.



Kedua, don't pontificate (read: jangan sok pintar). Beri kesempatan kepada lawan bicara kita untuk berpendapat. Beri mereka ruang untuk mengemukakan opini mereka. Beri mereka jeda untuk berfikir. Jangan pernah merasa opini anda yang paling benar. Menurut Psikiater terkenal, Scott Peck berkata bahwa untuk sungguh-sungguh mendengarkan, kita perlu mengesampingkan diri sendiri. Jika kalian ingin mengemukakan pendapat kalian tanpa sanggahan dan kritikan. Silahkan tulis artikel di Kompasiana saja.

Ketiga. Let the other one describe the situation. Sebagai contoh percakapan saya tadi. “ngelamar disini juga mas?” “kuliah dimana mas?” “tinggal di Bandung juga mas?’. Jika kalian menanyakan pertanyaan-pertanyaan diatas, saya jamin jawaban yang keluar dari mulutnya berformat ya-tidak atau jawaban singkat lainya. Biarkanlah mereka menjelaskan sesuatu yang mereka tahu. Biarkan mereka berhenti sejenak dan berfikir agar anda akan mendapat tanggapan yang lebih menarik. Caranya? Keluarkanlah pertanyaan-pertanyaan layaknya wartawan. Contoh untuk percakapan saya dengan Rudy. “menurut mas, PT Trans Retail Indonesia itu seperti apa sih?” “nanti kira-kira tes psikotestnya seperti apa ya?” “nanti yang ditanyakan HRD kira2 apa ya?”. Trust me, it works.



Keempat. don't assume your experiences are their experiences. Jangan pernah membandingkan pengalaman mereka dengan pengalaman anda. Semisal “Gua sedih banget kalkulus gua dapet C” jangan sekali-kali membandingkannya dengan pengalaman anda “lah situ mah masih mending, kalkulus gua dapet D” jika anda melakukan ini maka anda termasuk golongan orang-orang yang katro. Berikan mereka motivasi atau solusi masalah yang mereka hadapi.



Kelima. Listen. Pernahkan anda melihat salah satu postingan berita tak bersumber tentang Basuki Tjahaja Purnama atau Habib Rizieq di Instagram. Lalu coba lihat komentarnya. Postingan yang belum jelas keabsahannya saja ribuan komentar menyerbu. Caci makian selalu mewarnai kolom komentar. Ini bisa disimpulkan bahwa setiap orang (lebih tepatnya orang-orang Indonesia) lebih suka berbicara dari pada mendengarkan. Kebanyakan dari kita mendegarkan lawan bicara kita “hanya” untuk menjawab, bukan memahami. So, dengarkan lah lawan bicara anda.

The last, ini dari saya, Be Brave. Beranilah untuk memulai percakapan

Gracias dan selamat mencoba.
0
3.4K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan