Bagi para kaskuser, mungkin udah ga asing lagi dengan topik perang dunia 2 (disingkat PD2) sebagai konflik perang terbesar sepanjang era modern dengan jumlah korban diduga mencapai 50-80 juta jiwa. Sungguh tragedi yang mengerikan. Rasanya ga kehitung film holywood, video game, novel, komik, anime, dll... yang mengangkat tema PD2 sebagai latar belakang ceritanya. Dimulai dari kisah serangan Pearl Harbor oleh Jepang, ambisi Hitler untuk menguasai dunia, pembantaian kaum Yahudi (holocaust) di camp konsentrasi oleh tentara Nazi, penyerbuan D-Day di Normandy, sampai kejeniusan intel Inggris dalam membongkar sandi rahasia Nazi. Wah banyak banget deh kisah dibalik PD2!
Oke, dari sekian banyak kisah yang bisa diangkat dari PD2, ada satu nama yang sering banget berkali-kali muncul dalam penggalan kisah PD2. Yak, siapa lagi kalau bukan sang "antagonis" yaitu Adolf Hitler yang dianggap sebagai mastermind sekaligus biang kerok dibalik pecahnya PD2. Nama Adolf Hitler mungkin udah ga asing lagi di telinga lo, figurnya selama ini dianggap sebagai manifestasi dari segala hal yang buruk, sosok yang kejam, maniak, gila kekuasaan, & rasis adalah atribut-atribut yang melekat pada tokoh Adolf Hitler.
Tapi dibalik semua hal itu, pernah ga sih lo penasaran kenapa Hitler yang keturunan Austria justru menjadi nasionalis Jerman? Apakah lo tau bahwa profesi pertama Hitler adalah sebagai seorang seniman jalanan yang tinggal di barak penampungan gelandangan? Bagaimana mungkin sosok seniman pelukis jalanan seperti Hitler, bisa sampai menjadi pemimpin partai Nazi, kanselir sekaligus perdana menteri Jerman? Bagaimana mungkin seorang yang pernah dipenjara karena melakukan perbuatan makar (memberontak pada negara) bisa punya karir politik yang gemilang hingga menjadi orang paling berkuasa di Jerman? Bagaimana mungkin sosok seperti Hitler yang dikenal 'jahat' itu bisa mendapat dukungan kuat dari jutaan rakyat Jerman? Mengapa di tengah puncak kekuasaannya, dia begitu berambisi memulai peperangan dengan negara lain? Apa sebetulnya yang ada dibalik ideologi & tujuan Hitler?
Nah, pada tulisan kali ini, gua akan secara khusus mengupas kisah hidup tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah dunia abad 20. Sekaligus menjadi pengantar untuk memahami sejarah konflik dalam PD2. Bagi lo yang tertarik dengan cerita sejarah perang, khususnya sosok Hitler, pastikan lo sediakan waktu khusus untuk baca kisahnya di bawah ini:
Spoiler for Masa Kecil & Remaja (1889-1907):
Hitler lahir di kota Braunau dekat sungai Inn di Austria (BUKAN DI JERMAN) tanggal 20 April 1889. Ayahnya, Alois Hitler, adalah seorang pegawai bea-cukai, seorang PNS Austria, dengan penghasilan dan posisi lumayan. Ibunya, Klara Pölzl, adalah sepupu ayahnya yang lebih muda 24 tahun.
Hitler semasa kecil adalah anak yang pandai dan relijius[1], nilai akademis Hitler sangat tinggi, mendekati sempurna. Dia juga sempat ingin menjadi biarawan pastur. Namun semua itu berubah ketika adik kandungnya meninggal di tahun 1900. Sejak adiknya meninggal, nilai akademisnya jeblok dan cenderung menjauhi agama. Dibalik turning point-nya itu, Hitler muda adalah seorang remaja yang bersemangat, berjiwa nasionalis, dan memiliki cita-cita seperti banyak remaja lainnya, yaitu penguasa dunia seorang seniman, tepatnya seorang pelukis!
Tidak terlalu banyak catatan masa kecil Hitler yang kita ketahui, tapi beberapa di antaranya berasal dari August Kubizek, sahabat masa kecil Hitler yang menerbitkan buku the Young Hitler I knew (1955). Catatan lain juga kita dapat dari guru bahasa Jerman dan Perancis Hitler semasa sekolah yang menyatakan Hitler adalah anak yang berbakat, sayangnya dia tidak sabar, tidak bisa mengendalikan diri, suka melawan, tidak bisa diatur, tapi suka mengatur, tidak mau menaati peraturan sekolah, dan malas belajar. Kondisi ini terus berkelanjutan hingga Hitler tamat SMA tapi tidak mengambil ujian kelulusan bernama 'Abitur'. Jadi di Jerman & Austria, ada istilah 'tamat SMA' dan 'lulus SMA'. Status kelulusan hanya didapatkan oleh mereka yang lulus ujian Abitur, sementara Hitler dinyatakan 'tamat SMA' tapi tidak 'lulus SMA'.
Spoiler for Hitler sang Seniman (1907-1913):
Tamat dari SMA, Hitler pindah ke Kota Wina di Austria bersama dengan Kubizek demi memenuhi mimpi lama mereka, menjadi seniman terkenal! Pada saat inilah, Hitler menyesali sikapnya semasa sekolah yang malas belajar. Kubizek dengan mudah bisa memasuki akademi musik Wina, sementara Hitler sebaliknya, ditolak oleh Akademisi Seni Wina. Para Professor Akademisi Seni di Wina, memberi pesan pada Hitler yang intinya adalah "Nak, bakatmu bukan pada bidang seni, melainkan dalam bidang arsitektur!". Masalahnya, Hitler membutuhkan 'Abitur' untuk mendaftarkan diri ke akademi jurusan arsitektur. Pada saat inilah dia menyesal dengan kemalasannya selama masa sekolah.
Kekecewaan karena gagal melanjutkan sekolah seni dan tidak bisa masuk arsitektur, ditambah dengan meninggalnya sang Ibunda yang ia cintai tahun 1908, ia mulai marah dengan lingkungan sekitarnya. Kemarahan itu semakin terbawa oleh nuansa Kota Wina yang terkenal panas dengan sentimental terhadap ras Yahudi (anti-semitism) yang memang telah lama berhembus sejak abad pertengahan. Apa alasan membenci Yahudi? Macem-macem, salah satunya adalah stereotype yang melekat di masayarakat Eropa bahwa orang Yahudi itu licik, serakah, hidup ekslusif dan berkelompok, dll. Belum lagi sentimental yang didasari oleh pergesekan dengan perkembangan agama Kristen di Eropa. Selain itu, kebencian terhadap Yahudi juga bisa dilihat dari perspektif nasionalis, dimana ancaman pemberontakan di Eropa pada masa itu terpusat pada faham komunisme yang mana, banyak digerakan serta dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Menurut Kubizek, pada saat inilah pertama kalinya Hitler menumbuhkan rasa benci terhadap kaum Yahudi. November 1908, Hitler yang marah, kecewa, dan malu pada dirinya sendiri dan pada teman baiknya memutuskan menghilang. Hitler dan Kubizek yang berteman baik ini baru bertemu lagi 30 tahun kemudian.
Spoiler for Beberapa karya lukisan Adolf Hitler:
Setelah menghilang, Hitler hidup luntang-lantung. Dia sempat hidup di barak penampungan gelandangan sambil mencari uang dengan menjadi seniman jalanan, menjadi pelukis kartu pos. Pelan-pelan, keberuntungannya berubah. Desember 1910, Hitler menerima uang warisan dari tantenya. Setelah menerima warisan ini, hidupnya membaik. Dia mulai mendapatkan pekerjaan di perusahaan iklan sampai akhirnya pada Mei 1913 dia memutuskan untuk pindah ke kota München, Jerman. Di München, karya-karya seni Hitler mulai dihargai, dia mendapatkan penghasilan yang tinggi walau hanya menjadi seniman jalanan, penghasilannya bahkan melebihi penghasilan seorang pegawai Bank. Dalam fase hidup ini, kehidupan Hitler bisa dibilang cukup nyaman di Munchen, Jerman. Mungkin pada fase kehidupan ini, Hitler mulai mencintai negara Jerman yang mengubah nasibnya. Rasa nasionalisme itupun mulai tumbuh.
Spoiler for Hitler sang Kurir Tentara Jerman (1914-1919):
Kehidupan Hitler sang seniman lukis berubah total ketika Perang Dunia 1 pecah pada tahun 1914. Jerman yang bergabung dengan Austria dan Italia, dengan segera menjalankan gerakan darurat militer Schlieffen Plan, untuk menyerang Perancis, kemudian Rusia. Dalam kondisi perang, Hitler yang sejak awal memang punya rasa nasionalisme yang tinggi langsung mendaftarkan diri menjadi tentara Jerman.
Selama perang dunia 1, Hitler muda yang tidak memiliki pengalaman militer apapun, ditugaskan sebagai kurir informasi maupun barang. Seorang kurir tentu tidak ikut baku tembak, justru mereka yang DITEMBAKI. Tanpa ada yang menduga, rasa nasionalisme Hitler membuat keberanian di medan perang cukup mencolok. Hitler sendiri amat puas dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kendati demikian, karir militernya hanya mentok di pangkat paling rendah, yaitu Kopral.
Dari catatan teman-teman seperjuangannya ketika perang, sifat Hitler sebagai prajurit dipandang agak “ganjil”. Ketika para tentara umumnya merindukan rumah, membicarakan gebetan/pacar/istri yang ditinggalkan, dan sedikit banyak takut mati karena perang, Hitler tak pernah menerima surat dari rumah, tak pernah membicarakan wanita, dan tidak mengeluh sama sekali saat pasukan mereka mengalami kesukaran dalam perang. Buat Hitler, kedisiplinan, kebersamaan, dan sensasi seru yang didapat saat berperang jauh lebih menantang daripada hidupnya di München yang biarpun nyaman tapinya membosankan. Setiap kali dia dikirim pulang karena terluka, dia selalu GEMAS ingin kembali ke medan perang.
Spoiler for Adolf Hitler (Bawah kedua dari kiri) bersama para kawan-kawan tentara seperjuangannya pada Perang Dunia 1:
Kendati berani nekat dalam perang, seorang Hitler hanyalah seorang kurir dalam medan tempur dengan modal keberanian. Oktober 1918, Hitler cedera cukup serius oleh serangan gas, sampai mengalami buta sementara. Dia dikirim ke Rumah Sakit, dan tetap di ranjang saat Jerman akhirnya menyerah pada PD1. Tentara gabungan Amerika-Inggris-Perancis akhirnya berhasil menaklukan Jerman, Austria-Hongaria, dan Ottoman pada PD1. Negara-negara sekutu Jerman seperti Austria-Hongaria runtuh kekaisarannya, kesultanan Ottoman yang kokoh akhirnya harus rela daerah kekuasaannya dicincang oleh sekutu. Jerman sendiri wajib menyerahkan semua kapal perang & kapal dagang mereka. Selain itu, Jerman juga wajib membayar ganti rugi kerugian perang yang mencekik perekonomian mereka selama bertahun-tahun. Belum lagi, sektor militer Jerman betul-betul dikebiri alias dilemahkan agar tidak lagi jadi ancaman keamanan negara-negara lain di Eropa.
Jerman akhirnya dikucilkan oleh para pemenang perang adalah negeri yang dipenuhi orang yang marah, orang yang kecewa, orang yang benci kepada semua negara lain, tidak terkecuali seorang Adolf Hitler yang menyimpan dendam, sambil seolah tidak percaya:
Quote:
"Bagaimana mungkin kekuatan militer Jerman yang begitu kuat bisa kalah melawan negara lain? Ini tidak mungkin, sama sekali tidak bisa dipercaya!" [2]
Masyarakat Jerman yang kini tercekik kesulitan ekonomi, sekaligus masih belum bisa menerima kenyataan karena kalah perang, adalah masyarakat yang sangat rentan dengan hasutan, fitnah, propaganda, dan provokator. Dalam kondisi mental masyarakat seperti itu, pihak militer Jerman justru menyuarakan pesan propaganda pada masyarakat “Dolchstoßlegende” yaitu propaganda bahwa Jerman dikhianati oleh para kalangan elit politikus sehingga menyebabkan Jerman terpaksa harus menyerah kalah.
Spoiler for Poster propaganda yang menyebarkan isu kekalahan Jerman diakibatkan konspirasi elit politik:
Dalam kondisi seperti itu, masalah baru datang silih berganti menimpa negara Jerman. Kalau sebelumnya masalah muncul dari pihak eksternal (kalah perang dengan sekutu), kali ini masalah baru muncul dari dalam negeri sendiri. Pada awal 1919, terjadi huru-hara pemberontakan dari kaum komunis yang ingin melakukan revolusi. Tentara Jerman yang masih 'pincang' sempat kesulitan dalam menjaga status quo dari upaya revolusi. Pada akhirnya, walaupun upaya pemberontakan komunis berhasil dihentikan, namun pemerintah mencurigai banyak lapisan masyarakat Jerman yang diam-diam pro dengan gagasan komunis, termasuk dari kalangan para tentara veteran Jerman sendiri.
Menanggapi pemberontakan komunis ini, pemerintah Jerman melakukan “Penataran” di bulan Juni dan Juli 1919. Pada saat penataran itulah, beberapa orang mendapat kesempatan berbicara termasuk Hitler. Hitler yang mendapatkan kesempatan berbicara langsung menumpahkan rasa unek-uneknya. Hitler yang nasionalis, merasa harga diri Jerman telah diinjak-injak oleh musuh perang maupun paham komunis di negaranya sendiri. Larut dalam emosi, tanpa disadari Hitler telah mempertunjukan sebuah orasi/pidato yang sungguh luar biasa menggugah dan memukau para pendengarnya! Inilah sebuah kemampuan tersembunyi yang mungkin selama ini tidak pernah dia sadari, kemampuan Hitler dalam berorasi/berpidato memang sangat luar biasa, dia mampu menggugah sisi emosional para pendengar, mampu membakar semangat, sekaligus menggelitik perasaan sentimentil kebangsaan dan nasionalisme dari setiap orang yang mendengar.
Mungkin lo ada yang penasaran dengan apa isi orasinya Hitler pada saat itu, percaya atau nggak, inti dari orasinya adalah seruan penolakan terhadap kaum Yahudi yang ia percaya sebagai biang kerok pemberontakan komunis. Memang pada kenyataannya, banyak tokoh pemimpin gerakan komunis pada saat itu berketurunan Yahudi. Orasi Hitler ternyata mendapat respond positif dari para pendengarnya. Banyak orang terkesan, termasuk salah satu petinggi kaum inteligent militer pemerintah yang akhirnya meminta Hitler untuk menjadi intel/informan pemerintah & menyusup ke dalam salah satu partai politik baru yang dianggap membahayakan pemerintahan status quo Jerman, yaitu Deutsche Arbeiter Partei, disingkat menjadi DAP. Inilah awal mula karir politik Hitler, menjadi intel mata-mata partai DAP. Dari sinilah, pemikiran dan ambisi Hitler untuk negara Jerman terbentuk.
Spoiler for Hitler & Politik: Masa-masa Awal (1919-1923):
Sedikit latar belakang budaya Jerman dulu nih sebelum kita lanjut. Orang-orang Jerman itu paling suka ngumpul di aula raksasa yang dipenuhi meja dan kursi panjang. Sambil ngumpul, mereka minum bir. “Gak ada bir gak rame” kalo kata mereka, makanya tempat ngumpul itu disebut “Bierhalle” atau “aula bir”. Karena aula ini menjadi tempatnya ngumpul, otomatis ini jadi tempat paling cocok buat orasi politik. Di tahun 1919, ketika rakyat Jerman masih marah karena kekalahan Jerman dalam PD1. Partai DAP mengadakan pertemuan rutin di salah 1 Bierhalle ini di kota München. Sebagai intel yang ditugaskan, Hitler mengunjungi pertemuan tsb untuk membuat laporan dari isi pertemuan tersebut.
Spoiler for Anton Drexler, pendiri partai DAP yang kelak berubah nama menjadi NAZI:
Konyolnya, ketika ada perdebatan antar anggota partai DAP tentang “Negara bagian Bayern sebaiknya memisahkan diri dari Jerman dan bergabung dengan Austria”. Hitler yang berjiwa nasionalis langsung murka mendengar argumen ini dan membantahnya dengan berapi-api. Lagi-lagi, kepiawaian Hitler dalam berorasi membuat banyak orang terkesan, termasuk Pendiri partai DAP, yaitu Anton Drexler yang secara langsung mengundang Hitler bergabung dengan DAP. Mengingat hal ini bisa menjadi langkah strategis akan tugasnya sebagai intel, Hitler langsung merespon positif ajakan tersebut. Awal Oktober 1919, Hitler menjadi anggota partai DAP nomor 55.
Begitu bergabung, tidak butuh lama bagi Hitler untuk menjadi magnet utama bagi para calon pengikut baru partai DAP. Ironisnya, hal itu justru membuat Hitler sempat dimusuhi oleh para seniornya. Hitler tidak gentar oleh tekanan senior, malah semakin vokal dan menunjukan keahliannya menjaring banyak anggota baru. Hanya dalam waktu 2 bulan, Hitler berhasil menambah anggota DAP dari hanya 50an anggota menjadi lebih dari 200 orang. Dalam sekejap, Hitler kini menjadi orang nomor 2 di DAP, cuma kalah dari Drexler sang pendiri.
Seiring dengan awal karir politik Hitler dalam partai baru bernama DAP itu, kekacauan politik terus menyerang Negara Jerman. Upaya pemberontakan/kudeta terus mengguncang. Pada saat itulah atasan Hitler dari dinas intelijen militer mulai khawatir para anak buahnya malah ikut hanyut dalam aktivitas partai, bukan sebagai intel yang berpihak pada pemerintah status quo. Kekhawatiran dinas intelijen Jerman ternyata terbukti benar, Hitler semakin lama justru semakin larut untuk membangun gagasan-gagasan politiknya dalam partai DAP dan sudah betul-betul tidak menghiraukan tugas sebagai intel dari pemerintah.
Quote:
"Ah bodo amat sama tugas gua sebagai intel pemerintah, ternyata partai yang dikatakan berbahaya inilah justru yang memahami masalah Jerman sesungguhnya! Ini nih partai yang sepemikiran sama gua! Pokoknya gua harus bikin partai ini berkembang & berpengaruh!"
Maret 1920, Hitler resmi keluar dari tugasnya sebagai intel militer. Sementara Partai DAP sendiri berkembang pesat menjadi ribuan anggota dibawah kepemimpinan Hitler yang sangat karismatik. Partai itu mengganti namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei, disingkat menjadi NSDAP. Namun, lambat laun singkatan itu saja masih terasa panjang dan tidak praktis, lama-lama banyak orang menyingkatnya lagi menjadi NAZI.
Pengaruh karisma Hitler membuat karir politiknya di dalam partai Nazi meroket. Tahun 1921, Hitler berhasil mendepak Anton Drexler sang pendiri DAP, dari kursi ketua umum dan menggantikannya menjadi ketua umum partai Nazi. Di samping itu Hitler juga berhasil mendapatkan dukungan kekuatan militer dari Jendral Besar Erich von Lundendorff yang anti-komunis. Dari sisi keuangan, Hitler juga berhasil membujuk kaum bangsawan Jerman untuk menyumbang pada partai Nazi demi melawan faham komunis yang menjadi ancaman bagi kalangan elit bangsawan di Eropa. Wah, makin kuat aja nih partai Nazi di bawah kepemimpinan Hitler.
Spoiler for Upaya Pemberontakan Hitler (1923):
Melihat perkembangan partai sedemikian pesat, Hitler mulai memikirkan sebuah ide radikal untuk melakukan pemberontakan dengan strategi Putsch (kudeta), yaitu agresi militer cepat untuk sesegera mungkin menggulingkan pemerintahan. Dalam upayanya ini, Hitler meminta bantuan orang-orang berpengaruh yang bersimpati dengan cita-cita partai Nazi, yaitu von Kahr (gubernur Bayern), von Seisser (Kapolda Bayern), dan von Lossow (Pangdam Bayern). Bisa disebut “trio von”. Ketiganya simpatik terhadap gerakan Nazi, namun belum sampai pada tahap mau terang-terangan melawan pemerintah pusat di Berlin.
Spoiler for Tentara awal partai Nazi dalam upaya kudeta - Bierhall Putsch (1923):
Merasa mendapat dukungan dari orang-orang berpengaruh, Hitler yang tak sabar akhirnya memulai gerakan (Putsch) dengan sembrono tanpa perencanaan yang matang pada tanggal 8 November 1923. Akibatnya, upaya Putsch ini gagal total. Ketika Putsch dimulai, "trio von" sedang berada di Bierhall Kota Munchen untuk bersenang-senang. Ludendorff sang Jendral besar pendukung Hitler saja datang bergabung bukannya dengan seragam militer keren yg dipenuhi medali yg menunjukkan kepahlawanan dia, tapi dengan CELANA PENDEK dan BAJU SANTAI karena dia sebetulnya hendak pergi berburu dan baru tahu soal Putsch ini detik-detik terakhir! Konyol banget kan!?
Hasilnya mungkin bisa lo bayangkan sendiri, pemberontakan yang prematur ini gagal total. Trio von menolak bekerja sama dengan Hitler dan Lundendorff & malah berbalik memihak pemerintah pusat. Di pusat kota München, polisi bersenjata lengkap menghadang mereka, dan memerintahkan mereka untuk bubar. Hitler dan rombongannya ngotot, dan merekapun ditembaki oleh polisi, dan terpaksa bubar. Petinggi-petinggi top Nazi banyak yang tertangkap, termasuk Hitler sendiri.