Januari 2014 kami menikah. Saya menikah dengan pria yang alhamdulillah cukup mengerti agama. Bulan pertama, bulan kedua dan bulan-bulan berikutnya tidak ada masalah di pernikahan. Kami tidak menunda kehamilan juga tidak menjalani program kehamilan. Kami yakin kalau sudah saatnya kami pasti dikasih kepercayaan oleh Nya.

Satu tahun pernikahan, sering kami mendapat pertanyaan soal anak. Kami hanya tersenyum mendapat pertanyaan itu.
"mungkin belum saatnya" atau "kami lebih menikmati proses daripada hasil" jawaban yang kami berikan. Lagi-lagi saya sangat bersyukur karena dari pihak keluarga saya dan keluarga suami tidak ada yang mempermasalahkan itu. Tidak seperti di sinetron2 yang ibu mertuanya membencinya karena tidak bisa kasih cucu

Dua tahun pernikahan, belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Saya semakin sering meminta maaf pada suami dan mertua. Suami selalu menenangkan bahwa ini bukan salah saya. Kami juga belum ingin cek ke dokter jadi belum tahu dimana masalahnya.
"Dengan melihat kalian rukun, ga macem-macem itu sudah membuat kami bahagia" kata mertua yang membuat saya semakin tenang da semakin bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga mereka.

Tepat 3tahun pernikahan, belum juga ada tanda-tanda. Kami memutuskan untuk ke dokter kandungan untuk diperiksa. Karena suami kerjanya dimutasi ke luar kota, jadi kami mengatur waktu untuk ke dokter karena ingin periksa ke dokter di daerah kami.

Tanggal yang disepakati sudah tiba. Waktu itu hari sabtu pagi kami ke dokter. Sayangnya kami datang terlalu siang jadi sudah penuh dan tidak dapat antrian saat itu. Suster menyarankan nanti malam datang lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk datang lagi nanti malam.

Antrian pertama. Tinggal nunggu dokter nya datang. Setelah dokter datang kami dipanggil ke ruangan.
"kenapa udah 3tahun nikah baru kesini. Kemana aja" tanya dokter sambil melihat kertas yang tadi diisi suster d tempat pendaftaran.
"haid nya normal?" tanya dokter
"normal dok, siklus 28hari" jawab saya
Lalu saya disuruh tiduran. Agak risih juga celana saya sedikit dipelorotin, walaupun suster nya perempuan.
"eh sus mau digimanain" tanya saya sambil megang celana
"gapapa cuma dicek aja" kata suster sambil senyum geli
"oh maaf ya sus, baru pertama kali soalnya, hehe.."
Perut saya dikasih sedikit gel, lalu..
"oh iya ini USG namanya" kata saya dalam hati. Karena dulu saya pernah anter mama waktu mengandung adik.
"ada kistanya ini"
deggggggg. Lemes banget sumpah saat itu langsung ga fokus dan gak terlalu mendengar kata-kata dokter.