Oknum penolak pabrik Semen Indonesia di Rembang terus berupaya memprovokasi masyarakat, baik secara nasional maupun di tingkat masyarakat Rembang sendiri. Pasca penyebaran berita hoax terkait pembakaran musholla dan tenda masyarakat Rembang yang dilakukan oleh pihak perseroan, kini oknum penolak pabrik Semen Indonesia di Rembang melakukan penyegelan pabrik milik BUMN tersebut.

Pengamat Pambangunan Nasional, Djuni Thamrin mengatakan, provokasi ini hanya akan memberikan efek negatif bagi dunia usaha di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, masyarakat dihimbau untuk tidak terprovokasi oleh hasutan-hasutan penolak pabrik Semen Indonesia di Rembang. Sebab, jika polemik pro dan kontra ini tetap diteruskan, maka pada masa yang akan datang iklim investasi di Jawa Tengah akan terancam.



Penolakan Pabrik Semen di Rembang Mengancam Dunia Usaha di Jateng

Adanya penyegelan di pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang dari para penolak pabrik semen, bisa berimplikasi negatif terhadap dunia usaha di Jawa Tengah. Akibatnya, para calon investor yang akan masuk ke Jawa Tengah akan berpikir dua kali untuk berinvestasi, meski sudah mengantongi izin dan tidak merusak lingkungan sekitar.

Pengamat Pembangunan Nasional Djuni Thamrin l menyebut PT Semen Indonesia telah melakukan kajian mendalam dan tidak ada aturan yang dilanggar. Jika ada pihak yang menggagalkan sebuah proses investasi dan diketahui sah secara hukum sudah mengantongi izin, maka bisa dikategorikan sebagai tindakan subversif ekonomi. Sehingga, bisa membahayakan iklim berinvestasi di Jawa Tengah.