- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Belajar dari Tuban


TS
nanaskas
Belajar dari Tuban

Tuban merupakan sebuah kabupaten di Jawa Timur yang memiliki kemajuan investasi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data Bappeda Tuban, investasi untuk tahun 2011 sebesar Rp 1,925 triliun, tahun 2012 sebesar Rp 5,942 triliun, tahun 2013 sebesar Rp 4,003 triliun, tahun 2014 sebesar Rp 4,757 triliun, dan terakhir tahun 2015 sebesar Rp 61,139 triliun. Tuban menjadi kabupaten ke-5 yang sangat diminati para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Hal tersebut merupakan sebuah kemajuan yang baik dan dapat dicontoh oleh daerah lain yang memiliki potensi tidak kalah dengan Tuban. Tuban pun masih memiliki 12.800 hektar lahan produktif, sehingga pengembangan industri agro atau industri skala regional dan nasional masih sangat dimungkinkan untuk mengundang para investor.
Modal merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk pembangunan sebuah daerah. Semua daerah membutuhkan modal untuk pembangunan di daerahnya masing-masing, demi mewujudkan pelayanan yang baik untuk masyarakatnya. Di era otonomi daerah, setiap daerah diberikan kesempatan untuk mengatur potensi daerahnya. Salah satu sumber untuk mendapatkan modal untuk pembangunan ialah melalui investasi-investasi dengan memanfaatkan potensi-potensi daerah, berupa sumber daya alam atau pun potensi lainnya. Pemerintah daerah harus cermat melihat peluang di daerahnya untuk terus menjamin pembangunan dan pelayanan.
Bicara tentang Tuban, tentu menarik juga untuk melihat Rembang. Rembang merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah. Kabupaten yang memiliki potensi yang sangat baik, berupa Karst atau batu kapur. Ini salah satu peluang untuk mengundang investor datang ke Rembang. Hal ini di khususkan untuk memajukan pembangunan di Rembang dan memberikan kesejahteraan untuk masyarakat Rembang. Apalagi menurut data Badan Pusat Statistik di Rembang pada tahun 2013 angka kemiskinan disana menempati peringkat 30 dari 45 Kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Persentase angka kemiskinan di Rembang mencapai 19,5%, lebih tinggi dibanding Jawa Tengah 13,5% dan Nasional 10,96%.
Saat ini realita yang terjadi di Rembang sangat membingungkan. Rembang merupakan daerah yang perlu dibangun demi kesejahteraan masyarakatnya. Dengan mengandalkan potensi yang ada berupa Karst, masyarakat Rembang harus memandang hal tersebut secara jelas dan harus memiliki pandangan yang jauh ke depan untuk kemajuan daerahnya. Polemik yang terjadi saat ini membuat pembangunan di Rembang semakin tertunda. Percepatan pembangunan di Rembang tidak bisa dilakukan apabila masih ada warga yang menolak pembangunan pendirian Pabrik Semen Indonesia di Rembang.
Sekali lagi, demi kemajuan bersama masyarakat harus belajar dari daerah seperti Tuban yang telah bijaksana memanfaatkan potensi daerahnya untuk pembangunan dan pemberantasan kemiskinan. Jangan sampai karena kepentingan-kepentingan segelintir orang, proses pembangunan di Rembang terhambat. Demi kemajuan bersama adanya semua pihak harus bijaksana melihat realita yang ada di Rembang. Jangan pernah takut dengan pembangunan sebuah pabrik yang dinaungi negara, karena tujuan dari adanya hal tersebut tidak lain tidak bukan untuk menyejahterakan masyarakatnya.
dikutip dari : http://www.kompasiana.com/anjarwahyu...afbd0d3aa82964


anasabila memberi reputasi
1
1.7K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan