- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Soal Vertical Drainase, Ahok: Kami Pernah Coba tapi Gagal


TS
jim.gordon
Soal Vertical Drainase, Ahok: Kami Pernah Coba tapi Gagal
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan pengolahan air ke dalam tanah dengan cara vertical drainase pernah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, menurut Ahok, tidak semua wilayah Jakarta ternyata bisa dijadikan titik untuk menampung air yang berasal dari atas menuju tanah.
Ahok menuturkan tekstur lapisan tanah di Jakarta tidak semua bisa menyerap air dengan jumlah debit yang besar. Untuk dapat menyerap banyak air, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mampu mencari titik yang memiliki lapisan tanah reservoir atau waduk air tanah (ground water reservoir).
"Masih, ada beberapa titik enggak dapat lapisan reservoir, maka (vertical drainase) enggak ada guna. Jadi harus dapatkan sumur resapan harus masuk ke lapisan tanah yang bisa menyerap air," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat, 17 Februari 2017.
Untuk dapat berfungsi sebagai akuifer atau lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air, lapisan tersebut harus berpori atau berongga. Sehingga, air dapat menyimpan dan membiarkan air bergerak dari rongga ke rongga. Keberadaannya di alam sangat tergantung dari ada tidaknya batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air.
"Kalau kamu masuk ke tempat lempungan makanya enggak bisa (menampung air). Maka, kamu harus bor. Ada peta geologinya. Kalau banyak bahan endapan vulkanik itu cocok," ujar Ahok.
Dalam pembuatan vertical drainase, Ahok mengatakan pihaknya mesti mengetahui titik-titik dan pada kedalaman tanah yang mengandung endapan vulkanik. Prinsip tersebut diakui Ahok terkandung dalam data geologi.
"Kami sudah kerjakan di beberapa tempat tapi beberapa tempat itu gagal. Karena kontraktor kami itu sudah kerjain banyak. Seharusnya kita bor dulu, kita harusnya tes di mana ada endapan reservoir," ujar Ahok.
https://m.tempo.co/read/news/2017/02/17/214847613/soal-vertical-drainase-ahok-kami-pernah-coba-tapi-gagal

Ahok menuturkan tekstur lapisan tanah di Jakarta tidak semua bisa menyerap air dengan jumlah debit yang besar. Untuk dapat menyerap banyak air, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mampu mencari titik yang memiliki lapisan tanah reservoir atau waduk air tanah (ground water reservoir).
"Masih, ada beberapa titik enggak dapat lapisan reservoir, maka (vertical drainase) enggak ada guna. Jadi harus dapatkan sumur resapan harus masuk ke lapisan tanah yang bisa menyerap air," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat, 17 Februari 2017.
Untuk dapat berfungsi sebagai akuifer atau lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air, lapisan tersebut harus berpori atau berongga. Sehingga, air dapat menyimpan dan membiarkan air bergerak dari rongga ke rongga. Keberadaannya di alam sangat tergantung dari ada tidaknya batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air.
"Kalau kamu masuk ke tempat lempungan makanya enggak bisa (menampung air). Maka, kamu harus bor. Ada peta geologinya. Kalau banyak bahan endapan vulkanik itu cocok," ujar Ahok.
Dalam pembuatan vertical drainase, Ahok mengatakan pihaknya mesti mengetahui titik-titik dan pada kedalaman tanah yang mengandung endapan vulkanik. Prinsip tersebut diakui Ahok terkandung dalam data geologi.
"Kami sudah kerjakan di beberapa tempat tapi beberapa tempat itu gagal. Karena kontraktor kami itu sudah kerjain banyak. Seharusnya kita bor dulu, kita harusnya tes di mana ada endapan reservoir," ujar Ahok.
https://m.tempo.co/read/news/2017/02/17/214847613/soal-vertical-drainase-ahok-kami-pernah-coba-tapi-gagal

0
5.6K
66


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan