- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tingkat Toleransi di Jakarta Tinggi ‘lho’


TS
akhmadrijal
Tingkat Toleransi di Jakarta Tinggi ‘lho’
Ternyata tingkat toleransi beragama di Jakarta tinggi lho gan. Biarpun lagi ada kasus penistaaan, masyarakat gak terlalu banyak terpengaruh. Cekidot gan

Hari ini sidang ke-13 dugaan penistaan Agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok akan kembali digelar. Tadinya sidang ini dijadwalkan berlangsung selasa, 14 Februari namun dimajukan karena terlalu berdekatan dengan jadwal pilkada. Pemajuan ini beralasan keamanan, pihak Kepolisian memusatkan taktik dan strategi keamanan untuk menyambut Pilkada 15 Februari, itulah sebabnya sidang dimajukan agar pengamanan tetap bisa maksimal. Apalagi sidang ini selalu melibatkan aksi massa dan unjuk rasa.
Patut kita perhatikan pula, semakin lama sidang dilakukan, animo masyarakat terhadap kasus ini semakin menurun. Ada beberapa opsi menurut saya; kasus ini sudah ‘kadaluwarsa’ dan sudah tidak bisa ditayangkan sebagai Headline lagi, ormas yang selama ini menentang sedang terbagi perhatian dan peempatan massanya karena pimpinannya sedang menjadi tersangka; atau yang paling masuk akal, rakyat Jakarta sudah sadar kalau kasus ini adalah politisasi belaka.
Asumsi ini bukanlah tanpa dasar, semakin banyak masyarakat Jakarta yang memahami kehidupan beragama itu kebersamaan dan tidak bisa hanya didominasi oleh satu agama tertentu saja. Wajar jika membedakan mana ranah agama dan ranah hukum, agar tidak ada ketimpangan dalam menentukan rujukan.
Ada jajak pendapat yang khusus membahas keterlibatan para pemilih toleran dalam Pilkada DKI kali ini. Indikator toleran ditentukan dari Mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain, menyikapi perbedaan agama dalam keluarga, pandangan terhadap perbedaan pendapat tentang agama, dan perayaan ritual keagamaan di lingkungan tempat tinggal.
Ternyata, pemilih toleran masih dominan di jakarta, suaranya berbanding 76,67 persen masuk kategori toleran. Sementara 26,33 persen masuk dalam kelompok intoleran. Persentase pemilih toleran jika dilihat persebarannya diantara ketiga Paslon, paling banyak memilihi Paslon nomor 2 Basuki-Djarot. Pendukung Ahok-Djarot. Mencapai 42,53 persen. Disusul Anies-Sandi (17,42 persen) dan Agus-Sylvi (15,61 persen).
Dukungan Pemilih Toleran pada Basuki-Djarot semakin menguatkan argumen saya diatas bahwa penduduk Jakarta sudah melihat secara gamblang sisi politisasi kasus dugaan penistaan agama ini. Yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah menjaga toleransi antar sesama dan menentukan pilihan untuk Jakarta yang lebih baik.
sumber 1
sumber 2


Hari ini sidang ke-13 dugaan penistaan Agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok akan kembali digelar. Tadinya sidang ini dijadwalkan berlangsung selasa, 14 Februari namun dimajukan karena terlalu berdekatan dengan jadwal pilkada. Pemajuan ini beralasan keamanan, pihak Kepolisian memusatkan taktik dan strategi keamanan untuk menyambut Pilkada 15 Februari, itulah sebabnya sidang dimajukan agar pengamanan tetap bisa maksimal. Apalagi sidang ini selalu melibatkan aksi massa dan unjuk rasa.
Patut kita perhatikan pula, semakin lama sidang dilakukan, animo masyarakat terhadap kasus ini semakin menurun. Ada beberapa opsi menurut saya; kasus ini sudah ‘kadaluwarsa’ dan sudah tidak bisa ditayangkan sebagai Headline lagi, ormas yang selama ini menentang sedang terbagi perhatian dan peempatan massanya karena pimpinannya sedang menjadi tersangka; atau yang paling masuk akal, rakyat Jakarta sudah sadar kalau kasus ini adalah politisasi belaka.
Asumsi ini bukanlah tanpa dasar, semakin banyak masyarakat Jakarta yang memahami kehidupan beragama itu kebersamaan dan tidak bisa hanya didominasi oleh satu agama tertentu saja. Wajar jika membedakan mana ranah agama dan ranah hukum, agar tidak ada ketimpangan dalam menentukan rujukan.
Ada jajak pendapat yang khusus membahas keterlibatan para pemilih toleran dalam Pilkada DKI kali ini. Indikator toleran ditentukan dari Mengucapkan selamat atas perayaan hari besar agama lain, menyikapi perbedaan agama dalam keluarga, pandangan terhadap perbedaan pendapat tentang agama, dan perayaan ritual keagamaan di lingkungan tempat tinggal.
Ternyata, pemilih toleran masih dominan di jakarta, suaranya berbanding 76,67 persen masuk kategori toleran. Sementara 26,33 persen masuk dalam kelompok intoleran. Persentase pemilih toleran jika dilihat persebarannya diantara ketiga Paslon, paling banyak memilihi Paslon nomor 2 Basuki-Djarot. Pendukung Ahok-Djarot. Mencapai 42,53 persen. Disusul Anies-Sandi (17,42 persen) dan Agus-Sylvi (15,61 persen).
Dukungan Pemilih Toleran pada Basuki-Djarot semakin menguatkan argumen saya diatas bahwa penduduk Jakarta sudah melihat secara gamblang sisi politisasi kasus dugaan penistaan agama ini. Yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah menjaga toleransi antar sesama dan menentukan pilihan untuk Jakarta yang lebih baik.

sumber 1
sumber 2
0
1.9K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan