Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon
Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon
Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan) berjabat tangan dengan tokoh Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, saat melakukan audiensi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/1).
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengirim sebuah kicauan menarik ke linimasa Twitter, Rabu malam (8/2).

Persis pukul 19.44 WIB, Fadli (@fadlizon, 441 ribu pengikut) berseru "Make Indonesia Great Again" kepada khalayak Twitter.
Let's make Indonesia Great Again. Mari kita bangkitkan kembali Indonesia Raya. @prabowo @Gerindra
— Fadli Zon (@fadlizon) February 8, 2017
Redaksi kicauan itu agaknya terdengar akrab, karena selama beberapa tahun terakhir kerap didengungkan Donald Trump dalam kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016.

"Make America Great Again". Demikian redaksi slogan versi Trump.

Meski demikian, Trump bukan orang pertama yang menggunakan slogan tersebut. Slogan itu sudah digunakan Ronald Reagan pada kampanye Pilpres AS 1980.
Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon
Poster kampanye Ronald Reagan dalam kampanye Pilpres AS 1980 (kanan). Donald Trump memakai topi yang memuat slogan "Make America Great Again".
Bukan kejutan bila retorika Fadli terdengar seperti Trump. Pasalnya, dalam sejumlah momen, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu memang terkesan dekat atau bahkan mengidolakan Trump.

Pada September 2015, Fadli dalam kapasitas sebagai Wakil Ketua DPR, menghadiri acara konferensi pers Trump di Trump Tower, Manhattan, New York.

Fadli kala itu berkunjung bersama sejawatnya, Ketua DPR, Setya Novanto. Usai bertemu Trump, Fadli sempat memamerkan swafotonya dengan Trump kepada khalayak media sosial.

Ia juga beroleh bingkisan dari pertemuan tersebut, berupa dasi dan topi bertuliskan "Make America Great Again". Belakangan, dasi dan topi itu diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)--antisipasi bila dianggap sebagai gratifikasi.
Selfie dgn Donald Trump di Trump Plaza, New York. [URL="http://S E N S O Rw7hcoNIMVS"]pic.twitter.com/w7hcoNIMVS[/URL]
— Fadli Zon (@fadlizon) September 4, 2015 Surat ke KPK terkait topi dan dasi pemberian Donald Trump. [URL="http://S E N S O RNuh5Bwm2qo"]pic.twitter.com/Nuh5Bwm2qo[/URL]
— Fadli Zon (@fadlizon) September 18, 2015
November 2016, saat Trump terpilih sebagai Presiden AS, Fadli pun mengucap selamat sembari membagi ulang swafotonya bersama sang tokoh.

Dalam pemberitaan media, Fadli menjadi tokoh Indonesia yang memberikan respons positif atas kemenangan Trump. Ia yakin kemenangan Trump akan meniupkan angin segar ke Indonesia.

"Donald Trump menang, itu jauh lebih bagus bagi Indonesia. Dia tidak akan ikut campur dalam urusan luar negeri kita. Ketimbang Hillary yang jadi," kata Fadli, dikutip BeritaSatu (9 November 2016).

Fadli juga mendebat tudingan miring kepada Trump. Terutama sehubungan pandangan Trump yang dituding menyudutkan Muslim.

"Saya yakin apa yang dia (Trump) sampaikan dalam kampanye yang dikhawatirkan soal islam, imigran, retorika kampanye, tidak akan dia lakukan," ujarnya, dilansir Merdeka.com (9 November 2016).
Menonton Pidato accepting presidential nomination @realDonaldTrump [URL="https://S E N S O RdltmktRRCT"]pic.twitter.com/dltmktRRCT[/URL]
— Fadli Zon (@fadlizon) July 22, 2016
Pun bila memerhatikan dengan saksama, ada kemiripan antara gaya politik Trump dan Fadli, yang sama-sama mengedepankan politik identitas.

Keduanya menjual sentimen identitas seperti agama, ras, dan golongan, dalam retorika politik.

Di AS, kecenderungan politik identitas itu bisa dilihat lewat retorika Trump yang terkesan menyudutkan kelompok imigran, mulai dari Muslim hingga para pendatang dari Meksiko. Untuk menyebut contoh, sila lihat gagasan Trump membangun tembok di perbatasan Meksiko atau mendeportasi imigran Muslim.

Di Indonesia, kiprah Fadli juga kental dengan politik identitas. Antara lain, lewat kehadiran dan orasinya dalam aksi-aksi yang menuntut penangkapan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus dugaan penodaan agama. Aksi-aksi itu dimotori kelompok garis keras, macam Front Pembela Islam (FPI).

Contoh lain, awal bulan ini, Fadli sempat pula mengirim puisi bertajuk "Sang Penista" yang terkesan menyindir Ahok.
SAJAK SANG PENISTA, catatan puisi saya hari ini tentang penista agama. #sajaksangpenista [URL="https://tetep8kQ1pcqFO"]pic.twitter.com/p8kQ1pcqFO[/URL]
— Fadli Zon (@fadlizon) February 2, 2017
Kembali ke kicauan "Make Indonesia Great Again", seruan itu bisa juga dilihat sebagai sinyal dukungan Fahri dan Partai Gerindra kepada Prabowo Subianto untuk berlaga dalam Pilpres 2019.

Paling tidak, kicauan Fadli ikut menyebut (mention) akun resmi Prabowo dan Partai Gerindra.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi Partai Gerindra ihwal pencalonan Prabowo. Meski begitu, Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah menunjukkan sinyal kesiapannya untuk berlaga dalam Pilpres 2019.

Sinyal itu muncul saat Prabowo berpidato dalam kampanye akbar akbar Anies Bawedan-Sandiaga Uno--kandidat jagoan Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera dalam Pilkada DKI--di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/1).

"Saudara-saudara, kalau kalian ingin saya jadi presiden di 2019, kalian harus memenangkan Anies-Sandi menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kalian harus kerja keras," kata Prabowo dalam pidatonya, dilansir CNN Indonesia.
Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...auan-fadli-zon

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon Tanah-tanah nganggur dan ancaman bagi milenal

- Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon Awal tahun yang tak menyenangkan bagi Freeport

- Aroma Donald Trump dalam kicauan Fadli Zon Membersihkan noda kerja sama militer Indonesia-Australia

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
11.1K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan