Kenapa dia sekarang suka uring-uringan ya, padahal dulu dia sabar banget!
Pernahkah agan bertanya-tanya tentang perubahan pasangan setelah menempuh beberapa tahun hubungan yang serius? Baik agan yang masih dalam fase pacaran maupun sudah menikah, perbincangan seperti ini nggak pernah luput dari perhatian.
Setelah melewati masa-masa indah pacaran dan bulan madu, baik agan maupun pasangan tiba-tiba merasa terjebak dalam keadaan karena masing-masing mulai menyadari bahwa ada yang “berubah” dalam hubunganmu.
Si pria merasa nggak bisa mengerti wanita karena merasa kaum perempuan itu “sulit ditebak”, sedangkan wanita menganggap kaum pria itu “membingungkan”. Gara-gara perkara ini, kamu jadi bertanya-tanya, “kenapa dulu aku bisa suka sama ni orang? Ternyata orangnya nyebelin banget!”
Kenapa dia bisa berubah? Ternyata ada penjelasan ilmiah di balik pertanyaan agan ini.
Quote:
Saat Baru Jatuh Cinta, Semua Hal Jadi Terasa Manis
Karena Otak Melewati Batas Normalnya
![[GATSUONE INFO] Pasangan Berubah Setelah Menikah? Ini Penjelasan Ilmiahnya](https://s.kaskus.id/images/2017/02/09/7628929_20170209022307.png)
Ketika kamu sedang baru-barunya mendapat cinta, apapun yang ada di dunia ini akan berasa manis dan romantis. Rasanya ingin selalu bersama si dia karena khawatir kalau dia jauh. Perasaan ini ternyata dikendalikan oleh otak.
Ketika seseorang jatuh cinta, otak akan secara otomatis teraktivasi untuk menghasilkan dopamine. Dopamine tersebut berfungsi untuk membuat seseorang menjadi lebih semangat dan termotivasi. Hal ini bahkan bisa seperti drugs! Jadi, seperti sedang kecanduan obat-obat terlarang, otak yang sedang jatuh cinta akan meningkatkan kadar dopamine di dalam otaknya. Karena hal inilah kamu selalu ingin bersama dengan dia, bingung pilih-pilih baju terbaik karena selalu ingin berpenampilan mempesona di hadapan dia.
Sementara dopamine dalam otak meningkat, kadar serotonim akan menurun. Hal ini akan mengakibatkan seseorang yang sedang jatuh cinta justru merasa depresi. Nggak heran kalau orang yang sedang jatuh cinta akan merasa lebih mudah khawatir, cemas, dan gelisah akan hal-hal buruk yang bisa menimpa pasangannya. Coba ingat-ingat lagi, satu hari aja nggak ada kabar kamu bisa cemasnya setengah mati, kan?
Satu hal lagi nih yang terjadi pada otak kita ketika sedang jatuh cinta, yakni lumpuhnya “the social assesment mediator”. Akibat dari lumpuhnya bagian ini, orang yang sedang dimabuk cinta nggak akan bisa berpikir secara objektif. Ia cenderung menolak perkataan negatif yang mengarah pada pasangannya. Pokoknya nggak terima segala bentuk judgement yang tertuju pada hubunganmu. Nggak heran kalau banyak nasihat dari orang tua, sahabat dan orang-orang terdekat yang nggak setuju sama hubungan kalian akan kamu abaikan gitu aja.
Quote:
Setelah Hubungan Sudah Jauh Dilewati,
Otak Akan Kembali Dalam Kadar Normalnya
Setelah melewati masa-masa lucu, sweet, dan agak nggak waras

, tibalah kamu dan dia untuk memasuki hubungan serius pernikahan. Setelah melewati hari demi hari, hingga tahun-tahun berlalu
otak akan kembali pada kondisi normalnya.
Nggak ada rasa deg-degan lagi saat kamu bersama dengan dia. Hal itu dikarenakan dopamine sudah mulai berkurang, serotonim mulai meningkat dan perasaan khawatir pun nggak se-obsesif dulu. Karena keadaan ini, kamu mulai bisa melihat segala hal secara objektif.
Inilah yang menjadi penyebab utama ada anggapan kalau dia “berubah” setelah menjalani hubungan yang cukup lama. Padahal yang mengalami perubahan adalah otak kita sendiri. Jadi jelas sekarang bahwa perubahan itu ada bukan karena ia ingin berubah, namun karena kerja otak yang secara alamiah mengalami perubahan-perubahan itu. Jangan salahkan dia ketika cinta mulai berubah. Karena bukan cinta yang hilang, namun produksi dopamine dalam otaklah yang mengalami penurunan.
Semangat bangkitkan lagi gairah cintamu dengan si dia gan!
Quote:
Hayoo jangan lupa comment setelah baca... Share jika bermanfaat

Cendolnya sekalian