- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Membersihkan noda kerja sama militer Indonesia-Australia


TS
BeritagarID
Membersihkan noda kerja sama militer Indonesia-Australia

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kedua kiri), Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (kiri), dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kanan) berbincang saat akan mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1).
Hubungan Indonesia dan Australia berangsur membaik usai riuh isu penangguhan kerja sama militer.
Hal itu ditandai dengan pertemuan antara Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf Angkatan Darat Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, di Jakarta, Rabu (8/2).
Sebelumnya, pada awal Januari, Indonesia menangguhkan kerja sama militer dengan Australia. Penundaan kerja sama itu dilakukan usai penemuan materi ajar militer Australia, yang dianggap menyinggung Indonesia.
Adapun pertemuan Gatot dan Campbell berfokus pada bahasan perihal kerja sama militer yang sempat tertunda. Konon, Campbell juga membawa hasil penyelidikan internal Australia atas isu materi ajar militer yang menyudutkan Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, membenarkan pertemuan kedua pembesar militer itu, sekaligus mengapresiasinya. Namun Wiranto mengaku belum mengetahui detail percakapan Gatot dan Campbell.
"Saya sangat mengapresiasi kehendak kedua panglima atau komandan angkatan perang ini untuk menyelesaikan masalah secara kebersamaan," kata Wiranto, di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, dilansir MetroTVNews.com.
Menyusul pertemuan itu, sebagaimana laporan Sydney Morning Herald (dan media Australia lainnya), Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan berkunjung ke Australia pada 26 Februari.
Rencana kunjungan Jokowi sekaligus menunjukkan bahwa hubungan kedua negara "tidak goyah".
"Hubungan ini terpelihara dengan baik. Fakta bahwa ada insiden kecil, perihal komentar dari beberapa individu tidak mengguncang relasi yang kuat antara kedua negara." Demikian pernyataan Wiranto, yang ramai dikutip media Australia.
Sebagai informasi, pada November 2016, Jokowi sempat merencanakan kunjungan ke Australia, tetapi lawatan tersebut ditunda.
Gatot jadi sorotan
Memanasnya hubungan Indonesia dan Australia ditandai oleh lontaran Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, pada awal Januari.
Saat itu, Gatot menyebut akan mengevaluasi semua kerja sama militer dengan Australia. Kepada jurnalis, Gatot mengaku langkah itu diambil setelah adanya penghinaan terhadap Indonesia dalam materi ajar militer Australia.
Ia mengatakan penghinaan itu meliputi empat hal. Pertama pendiskreditan peran Jenderal Sarwo Edie dalam peristiwa 65. Kedua, tentang Timor Leste. Ketiga, tentang Papua yang harus merdeka. Keempat, ihwal Pancasila yang diplesetkan menjadi Pancagila.
Australia pun mencoba memperbaiki situasi. Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Donald Binskin telah mengirimkan surat permohonan maaf kepada Gatot. Binskin juga berjanji melakukan investigasi ihwal dugaan materi ajar yang melukai Indonesia.
Dalam riuh kasus ini, sejumlah media internasional menyoroti Gatot.
Jurnalis spesialis region Asia Tenggara, John McBeth (via South China Morning Post) menyengat dengan menggunakan istilah "jenderal paranoid" untuk Gatot.
Menurut McBeth, sikap paranoid Gatot ibarat kecenderungan perwira militer pada era perang dingin. Misalnya, pandangan Gatot yang meyakini bahwa pelatihan marinir Amerika Serikat di Australia sebagai ancaman untuk Indonesia. "Ia (Gatot) berpikir orang asing pada umumnya terlibat dalam perang proksi untuk melemahkan Indonesia."
Bahkan, kata McBeth, keputusan Gatot atas materi ajar militer Australia bisa berujung pada pemecatan bila terjadi di tempat lain. Namun, dalam kasus ini, Indonesia memilih berhati-hati guna menghindari dampak politik.
Artikel itu juga menyinggung ambisi politik Gatot, dengan mengutip sumber anonim--disebut "pensiunan jenderal". Sumber tersebut mengguit kedekatan Gatot dengan kelompok garis keras, yang terlibat dalam aksi-aksi mendesak penangkapan Gubernur DKI (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sehubungan dugaan penodaan agama.
Media yang fokus pada isu-isu Asia-Pasifik, The Diplomat, ikut mengaitkan lontaran panas Gatot dengan pelantikan Marsekal Madya TNI Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), pada 18 Januari 2017.
Konon, pelantikan itu merupakan jalan bagi Hadi untuk menjadi Panglima TNI, sekaligus menggantikan Gatot yang dikenal kontroversial--terutama usai lontarannya yang bikin panas hubungan Indonesia dan Australia.
Bukan cuman itu, Reuters (h/t Deutsche Welle) sempat menyebut bahwa Presiden Jokowi kecewa atas langkah Gatot menunda kerja sama militer Indonesia dan Australia. Kabarnya, Jokowi menegur Gatot yang dianggap bertindak "di luar kendali".
Namun laporan itu beroleh sangkalan dari Istana. Pun Gatot ikut mendebat. "Seperti yang saya katakan sebelumnya, semua yang saya lakukan (diketahui) oleh Presiden, karena ia komandan saya. Peringatan itu tidak benar" kata dia, dikutip The Jakarta Post.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...esia-australia
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
1.1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan