- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
SBY dan tiga episode kicau keluh
TS
BeritagarID
SBY dan tiga episode kicau keluh

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjalan memasuki ruangan untuk memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2).
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, kembali mengirim keluh ke linimasa Twitter.
Senin (6/2), pukul 15.05 WIB, SBY mengabarkan bahwa rumahnya di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sedang didatangi ratusan pendemo.
"Saat ini rumah saya di Kuningan 'digerudug' ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," keluhnya. Lebih lanjut, kata SBY, Undang-Undang tidak memperbolehkan unjuk rasa dilakukan di rumah pribadi.
Ia pun melempar pertanyaan setengah merintih kepada Presiden dan Kapolri, "Apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri, dengan hak asasi yang saya miliki?"
Sekadar catatan, rumah SBY di Mega kuningan itu merupakan fasilitas pemberian negara, menimbang statusnya sebagai mantan Kepala Negara.
Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 6, 2017 Kecuali negara sudah berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 6, 2017 Kemarin yg saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & agitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY". *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 6, 2017 Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 6, 2017 Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 6, 2017
Adapun Kepala Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Iwan Kurniawan, mengonfirmasi adanya unjuk rasa di rumah SBY. Meski demikian, para pendemo yang berjumlah sekitar 300-an orang itu langsung dibubarkan oleh polisi.
"Mereka orasi-orasi, tapi saya enggak tahu mereka dan tuntutan orasinya terkait apa. Yang pasti sekarang sudah bubar. Sekarang tim lagi selidiki siapa mereka dan di balik massa itu," kata Iwan, dikutip Suara.com.
Keluhan ketiga
Sekadar informasi, ini merupakan yang ketiga kalinya SBY mengeluh di linimasa selama (kurang dari) tiga pekan terakhir.
SBY memulai keluhnya pada 20 Januari 2016, ketika mengirim rintihan kepada Tuhan ihwal penyebaran kabar bohong (hoax) di tanah air.
Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) January 20, 2017
Selanjutnya, Sabtu (4/2), Ketua Umum Partai Demokrat itu sempat mengirim kicauan ihwal dugaan penyadapan percakapan antara dirinya dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Maruf Amin.
Bpk Ma'ruf Amin, senior saya, mohon sabar & tegar. Jika kita dimata-matai, sasarannya bukan Bpk. Kita percaya Allah Maha Adil *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) February 4, 2017
Adapun topik penyadapan itu mulai mengemuka sejak sidang lanjutan dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sidang itu menghadirkan Maruf sebagai saksi ahli. Dalam proses menggali keterangan, salah seorang kuasa hukum Ahok, Humprey Djemat, melontarkan pertanyaan ihwal percakapan antara Maruf dengan SBY. Konon, dalam percakapan itu ada desakan dari SBY agar Maruf mendorong MUI mengeluarkan fatwa sehubungan kasus Ahok.
Maruf membantah lontaran Humprey. Namun tidak demikian dengan SBY. Dalam jumpa bersama para wartawan, SBY malah mengakui adanya percakapan itu.
Meski begitu, ia menyebut pembicaraan itu sekadar membahas pertemuan PBNU dengan putra pertamanya, Agus Yudhoyono, yang sedang bertarung sebagai kandidat dalam Pilkada DKI 2017.
Berkenaan hal terakhir, SBY memang sedang getol memenangkan sang anak. Teranyar, Sabtu (4/2), ia hadir dalam apel siaga yang digelar oleh tim pemenangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni, di Ciracas, Jakarta Timur.
"Saya dulu berdiri di panggung kampanye pada pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009. Mestinya, saya sudah pensiun. Kali ini saya turun gelanggang, karena saya melihat situasi yang memprihatinkan. Situasi Jakarta dan situasi tanah air kita," kata SBY dalam orasinya di acara apel akbar itu.
Lantas, apakah kicauan SBY berpengaruh positif terhadap keterpilihan Agus dalam Pilkada DKI?
Pengamat dari Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe, menyebut bahwa kicau SBY cenderung bernada negatif dan berbuah kecaman di media sosial. Alhasil kicauan itu tidak membawa keuntungan politik bagi Agus.
"Kalau pak SBY terus menggunakan kata-kata yang justru dianggap negatif oleh publik luas maka bisa berpengaruh terhadap elektabilitas cagub Agus," ujar Ramses, dikutip Berita Satu (21/1).
Ramses pun menyarankan agar SBY menahan diri. "Lebih baik menyampaikan pandangan positif dan harapan optimisme terhadap bangsa dan negara maka publik akan memberikan apresiasi positif."
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...de-kicau-keluh
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-
Bumiputera kembali hidup di bawah konsorsium Erick Thohir-
Kapolda: cara mengungkap kasus Rizieq-Firza mirip Luna-Ariel-
Riuh arloji bergambar Agus-Sylvianasabila memberi reputasi
1
12.1K
11
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan