Mochi merupakan hidangan tradisional khas Jepang yang telah dinikmati selama berabad-abad. Pada awalnya, mochi digunakan sebagai persembahan kepada para dewa, dan juga melambangkan keberuntungan.
Belakangan, mochi ditetapkan sebagai hidangan wajib yang disajikan pada perayaan Tahun Baru Jepang. Hal tersebut pertama kali dicetuskan pada periode Heian.
Seiring berjalannya waktu, kue beras ini mengalami sejumlah modifikasi. Sudah banyak varian-varian mochi terbaru yang menggugah selera.
Varian mochi dengan ciri khasnya masing-masing
Daifuku mochi
Quote:
Spoiler for Daifuku mochi:
Mochi jenis ini memiliki tekstur bulat berukuran kecil, dengan pasta kacang manis. Daifuku diolah menggunakan beras ketan yang telah ditumbuk dengan palu, kemudian adonan dibentuk . Daifuku dalam bahasa Jepang memiliki arti "keberuntungan besar". Kue tersebut biasanya disajikan dalam tiga pilihan warna yakni, putih, merah muda, dan hijau pucat.
Sakura mochi
Quote:
Spoiler for Sakura mochi:
Sesuai dengan namanya, sakura mochi memiliki warna merah muda seperti bunga sakura. Kue ini memiliki isian yang hampir sama dengan daifuku mochi yakni, pasta kacang merah atau kacang putih. Pada toppingnya, sehelai bunga sakura asin sengaja disematkan untuk menambah rasa lezat kue tersebut. Sakura mochi hanya dapat ditemukan pada saat festival Hinamatsuri, atau selama musim semi berlangsung.
Warabi mochi
Quote:
Spoiler for Warabi mochi:
Tidak seperti jenis mochi lainnya, warabi mochi dibuat dari tepung olahan tanaman pakis dan bukan dari beras mochi. Warabi mochi dapat ditemukan selama musim panas, dan disantap bersama kinako panggang (tepung kedelai) atau kuromitsu (sirup gula merah).
Hisimochi
Quote:
Spoiler for Hisimochi:
Hisimochi adalah kue beras Jepang yang memiliki tekstur menyerupai berlian. Hidangan ini disajikan dalam tiga lapisan berwarna merah muda, putih, dan hijau. Lapisan merah muda merepresentasikan bunga plum dan memiliki makna kesehatan yang baik. Putih menandakan musim dingin dan memiliki makna panjang umur serta kesuburan. Sedangkan hijau menandakan musim semi dan melambangkan kehidupan baru.
Botamochi / ohagi
Quote:
Spoiler for Botamochi / ohagi:
Botamochi dan ohagi merupakan jenis kue beras Jepang terdiri dari pasta kacang merah dan adonan lembut berbentuk bulat. Penduduk asli Jepang biasanya mengonsumsi hidangan ini selama masa libur Buddhis Ohigan yakni, pada musim gugur dan musim semi. Mereka menyantap botamochi dan ohagi dengan menambahkan bubuk kinako, bubuk rumput laut, atau bubuk teh hijau.
Kuzumochi
Quote:
Spoiler for Kuzumochi:
Kue beras ini dibuat dengan menggunakan tepung kuzu (sebuah tanaman khas Jepang). Mirip dengan warabi mochi, kuzumochi biasanya disajikan pada saat musim panas dan disantap bersama kinako dan sirup kuromitsu. Camilan ini sangat baik bagi Anda yang sedang menerapkan pola hidup sehat, karena tidak mengandung gula sama sekali (gluten free).
Kusamochi
Quote:
Spoiler for Kusamochi:
Kusamochi adalah jenis mochi yang dibuat dengan beras ketan dan yomogi (tanaman asal Jepang bercita rasa pahit). Tanaman ini juga sering digunakan untuk membuat sejumlah makanan bercita rasa manis khas Jepang, seperti yomogo daifuku, serta mochi hijau berisi pasta kacang merah.
Kirimochi / marumochi
Quote:
Spoiler for Kirimochi:
Kirimochi dan marumochi merupakan dua jenis kue beras yang diolah tanpa menggunakan bahan pemanis sama sekali. Kirimochi biasanya dipotong berbentuk persegi panjang, sedangkan marumochi tetap pada bentuk originalnya yakni, bulat. Cara terbaik untuk menyantap kue beras ini adalah dengan menghangatkannya terlebih dahulu di microwave sampai lembut dan lengket, atau dipanggang dalam oven hingga membesar dan kecokelatan.
Hanabira mochi
Quote:
Spoiler for Hanabira mochi:
Dari semua jenis mochi yang ada, hanabira mochi merupakan varian paling langka. Mochi ini hanya dapat ditemukan di daerah Kyoto dan hanya disajikan secara tradisional untuk para bangsawan. Proses pembuatannya pun terbilang unik. Hanabira mochi diolah menggunakan akar grobo burdock, pasta kacang manis dengan miso, kemudian digulung dengan adonan halus menjadi berbentuk lingkaran datar, sebelum dilipat dengan bahan-bahan lainnya.