- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]


TS
topeng58
APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]
Quote:
SEBELUMNYA SIAPIN KOPI MANDAILING DAN PISANG BAKAR KEJU DULU SEBELUM MEMBACA
KOPINYA SEGAYUNG SAMA PISANGNYA 6 SISIR
INI TULISAN PANJANG BIKIN BETE
KOPINYA SEGAYUNG SAMA PISANGNYA 6 SISIR
INI TULISAN PANJANG BIKIN BETE
Spoiler for INDONESIA:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/www.jolkona.org/wp-content/uploads/2014/04/indonesia-map.gif)
Quote:
“Tanah air indah bak serpihan nirwana yang bernama Nuhswantara
yang dulu terpecah terbelah
Telah di eratkan oleh ikatan yang dinamakan INDONESIA
Para pejuang berjuang memeras darah membela tanah air ini
Namun kini, jahitan antara merah dan putih itu perlahan longgar
oleh mereka, para idealisme kecambah bermulut kentongan
Jasa para tulang belulang yang kini busuk di taman makam pahlawan
seakan tak berharga.
Mungkin suatu saat, cerita bumi Nuhswantara hanyalah pengantar tidur belaka.”
yang dulu terpecah terbelah
Telah di eratkan oleh ikatan yang dinamakan INDONESIA
Para pejuang berjuang memeras darah membela tanah air ini
Namun kini, jahitan antara merah dan putih itu perlahan longgar
oleh mereka, para idealisme kecambah bermulut kentongan
Jasa para tulang belulang yang kini busuk di taman makam pahlawan
seakan tak berharga.
Mungkin suatu saat, cerita bumi Nuhswantara hanyalah pengantar tidur belaka.”
Quote:
*eciee apaan itu? Puisi? Cupu!
ya maklum namanya juga anak bawang
ya maklum namanya juga anak bawang
Quote:
Helloworld! Ketemu lagi sama anak bawangnya Indonesia. Gak kenal? Ya maaf. Suka sok akrab, kebiasaan sok asik.
Quote:
Mungkin ada yang udah pernah baca trit ane sebelumnya APA YANG TERJADI DI INDONESIA, dan yang gak di sangka sangka bakal jadi HT. Kaget dicampur bahagia di campur haru tangis, ternyata tulisan ane ada yang ngebaca juga.
Dan karena gatel ngeliat situasi sekarang ini, ane pengen menumpahkan keluh kesah ane sebagai anak bawang di Indonesia yang gak tau harus bagaimana. Dan kali ini masih sama, tulisan ini adalah menurut kacamata ANAK BAWANG. Bukan mahasiswa, bukan politikus, bukan ulama, bukan guru, bukan koki, bukan jambret.
Dan karena gatel ngeliat situasi sekarang ini, ane pengen menumpahkan keluh kesah ane sebagai anak bawang di Indonesia yang gak tau harus bagaimana. Dan kali ini masih sama, tulisan ini adalah menurut kacamata ANAK BAWANG. Bukan mahasiswa, bukan politikus, bukan ulama, bukan guru, bukan koki, bukan jambret.
Quote:
APA SIH YANG TERJADI
Indonesia sedang ada masalah, masalah bukan yang “wah”. Karena kita hidup di lautan masalah, the sea of trouble (agak sombong pake bahasa inggeris). Yang namanya masalah pasti ada selesainya, nggak mungkin nggak, itu sudah pasti. Walaupun ane juga nggak tau harus gimana menyikapi masalah sekelas Negara, lah wong masalah ane sendiri aja kadang gak selesai selesai, lah wong Cuma anak bawang kok. Tapi, namanya masukan dari orang lain itu besar kecilnya dapat membantu menemukan jalan bagi sebuah masalah, walaupun itu dari seorang anak bawang.
Menurut analisa anak bawang, yang di ambil dari sumber ngelamun di jendela ngeliatin ujan, Indonesia sedang membahas, mempermasalahkan, memperbincangkan tentang PEMIMPIN.
Indonesia sedang ada masalah, masalah bukan yang “wah”. Karena kita hidup di lautan masalah, the sea of trouble (agak sombong pake bahasa inggeris). Yang namanya masalah pasti ada selesainya, nggak mungkin nggak, itu sudah pasti. Walaupun ane juga nggak tau harus gimana menyikapi masalah sekelas Negara, lah wong masalah ane sendiri aja kadang gak selesai selesai, lah wong Cuma anak bawang kok. Tapi, namanya masukan dari orang lain itu besar kecilnya dapat membantu menemukan jalan bagi sebuah masalah, walaupun itu dari seorang anak bawang.
Menurut analisa anak bawang, yang di ambil dari sumber ngelamun di jendela ngeliatin ujan, Indonesia sedang membahas, mempermasalahkan, memperbincangkan tentang PEMIMPIN.
Quote:
PEMIMPIN
Spoiler for Pemimpin:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/make-me-successful.com/wp-content/uploads/2012/05/The-Leader.jpg)
Quote:
Sebelumnya ane pernah bikin trit di lounge yang judulnya … tapi di pindah ke gossip nyok sama momod, gak tau kenapa. Di trit itu ane menanyakan pertanyaan sederhana tapi banyak jawaban yang berbeda. Berbeda itu biasa, wajar seseorang punya jawaban masing masing tentang sebuah pertanyaan.
Ane punya pertanyaan singkat, APA ITU PEMIMPIN?
Dari sekian jawaban (jawabannya cuman ada 12) ada yang menjawab, orang yang memimpin, orang yang meMIMPIn, orang yang tukang nyuruh nyuruh, orang yang di depan dan lain sebagainya. Jawaban mereka benar semua, memang seperti itulah pemimpin yang kita kenal.
Tapi di sini ane akan mencoba menjawab pertanyaan ane sendiri, dari kacamata seorang anak bawang ingusan (lagi pilek, musim ujan bos).
Pemimpin adalah orang yang tau jalan dan mempunyai pengikut. That’s it. (sotoy dan kepercayaan diri berlebihan kumat)
Kenapa jalan? apa ya, bentar tak pikir dulu…
Karena jalan punya tujuan. Setiap manusia, pasti punya tujuan. Begitupun kelompok. Kelompok adalah sekumpulan individu, yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu nggak cuman satu, banyak tujuan yang ingin kita capai sebagai manusia. Contoh, HIDUP ini adalah sebuah perjalan. Tujuan kita? Ke surga. Ya itu, buat yang mau masuk surga, yang mau masuk neraka ada kok. Tujuan mereka, mereka sendiri yang mengatur. Contoh lagi, sebuah perusahaan penjualan mobil mempunyai tujuan untuk menjual mobilnya sebanyak 5 unit minggu ini. Itu adalah tujuan kelompok.
Ane punya pertanyaan singkat, APA ITU PEMIMPIN?
Dari sekian jawaban (jawabannya cuman ada 12) ada yang menjawab, orang yang memimpin, orang yang meMIMPIn, orang yang tukang nyuruh nyuruh, orang yang di depan dan lain sebagainya. Jawaban mereka benar semua, memang seperti itulah pemimpin yang kita kenal.
Tapi di sini ane akan mencoba menjawab pertanyaan ane sendiri, dari kacamata seorang anak bawang ingusan (lagi pilek, musim ujan bos).
Pemimpin adalah orang yang tau jalan dan mempunyai pengikut. That’s it. (sotoy dan kepercayaan diri berlebihan kumat)
Kenapa jalan? apa ya, bentar tak pikir dulu…
Karena jalan punya tujuan. Setiap manusia, pasti punya tujuan. Begitupun kelompok. Kelompok adalah sekumpulan individu, yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu nggak cuman satu, banyak tujuan yang ingin kita capai sebagai manusia. Contoh, HIDUP ini adalah sebuah perjalan. Tujuan kita? Ke surga. Ya itu, buat yang mau masuk surga, yang mau masuk neraka ada kok. Tujuan mereka, mereka sendiri yang mengatur. Contoh lagi, sebuah perusahaan penjualan mobil mempunyai tujuan untuk menjual mobilnya sebanyak 5 unit minggu ini. Itu adalah tujuan kelompok.
Spoiler for Kembali ke laptop:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/solobrita.files.wordpress.com/2016/01/hqdefault-1.jpg)
Quote:
Pemimpin adalah orang yang tau jalan. Seorang pemimpin dibutuhkan oleh orang yang tak tau jalan, tapi punya tujuan (Iya gak sih? Ane juga bingung). Kita juga sebagai manusia sadar, jika kita tak tau jalan kita pasti bertanya pada orang yang tau jalan, dan kemudian mengikutinya, jika menurut kita jalan itu benar mengarah pada tujuan kita.
Tapi apakah mengikuti pemimpin sudah pasti kita akan sampai pada tujuan kita? Jawabanya bisa iya bisa tidak. Kenapa? Kita akan sampai pada tujuan kita, apabila kita di pimpin olehPEMIMPIN YANG BENAR TAU. Pemimpin kita ini sebelumnya sudah sampai ke tujuan kita. Dia (pemimpin) sudah tau medan (bah! Apa pulak), sudah tau halangan, sudah pernah jatuh, sudah tau jalan pintas, akan terasa mudah apabila kita di pimpin oleh pemimpin tersebut. Contoh, tujuan menjual 5 unit mobil dalam seminggu di perusahaan penjualan mobil. Bos (pemimpin) sudah pernah menjual 5 unit mobil minggu sebelumnya, si bos akan mengarahkan para karyawannya bagaimana cara menjual 5 unit mobil minggu ini. Jika mereka berhasil, mereka telah sampai pada tujuan mereka.
Dan kita bisa sampai atau tidak sampai pada tujuan kita jika kita di pimpin oleh PEMIMPIN YANG SSEDIKIT TAU. Pemimpin kita satu ini, dia tau jalan. Tapi berdasarkan panduan. Contoh, kita mendaki gunung dengan di pimpin oleh pemimpin seperti ini. Dia membawa beberapa anggota bersamanya. Dia juga belum berpengalaman di hutan ini, dia tidak hafal jalan, dia tidak tau kalau ada rintangan. Pemimpin seperti ini mengancam keselamatan anggotanya, dia tidak tau kalau ada jurang, binatang buas atau jebakan. Jika kita di pimpin oleh pemimpin seperti ini, pilihan kita hanya dua, sampai di puncak gunung atau mati di jurang, mati sendirian atau mati bersama sama.
Dari sini ane akan bahas lagi tentang hidup adalah perjalalan, yang tujuannya surga. Ke surga, bagi yang tau jalan ya lancar lancar saja. Tapi ada sebagian dari mereka yang tau jalan ke surga dan menjadi penunjuk jalan bagi yang tidak tau. Sebenarnya kita sudah punya panduan sendiri menuju surga, yaitu AGAMA (Ehem! Abis pake sandal ngambil di masjid jadi begini nih). Tapi tak jarang “panduan” ada yang udah ilang, lecek, kusut, ada juga yang “mengubah panduan” kita, membuat kita melenceng dari tujuan kita. Contoh, dalam agama Islam, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat menuju surga, di dalam agama Kristen Yesus adalah penunjuk jalan menuju surga dan dalam agama lain mereka mempunyai pemimpin mereka sendiri (CMIIW). Mereka adalah pemimpin bagi para umatnya, mereka tau jalan menuju surga. Setelah mereka tiada, mereka menurunkan “panduan” berupa kitab. Pemimpin kita sekarang ini, yang sering kita sebut Ulama dalam Islam, Paus dalam Kristen (kalo salah kasih tau ya, maklum anak bawang, deg degan kalo salah tapi udah berani nulis begian) dan lain lain.Tapi yang namanya manusia, tempatnya salah. Udah di kasih “panduan” bagus bagus, ada aja yang di rubah. Agama jadi bercabang cabang kayak ranting. Dalam bahasan paragraph ini yang kita bahas adalah Islam dan Kristen. Islam sudah bercabang, Kristen juga sudah bercabang. Tak jarang pemimpin agama sekarang ini membawa umatnya pada kesesatan.
Nah kita sebagai umat beragama, yakinkah kita pada pemimpin kita? Apakah mereka membawa petunjuk yang benar, dan mengarahkan kepada tujuan kita dengan benar, yaitu surga? Jawabannya ada pada hati masing masing.
Tapi apakah mengikuti pemimpin sudah pasti kita akan sampai pada tujuan kita? Jawabanya bisa iya bisa tidak. Kenapa? Kita akan sampai pada tujuan kita, apabila kita di pimpin olehPEMIMPIN YANG BENAR TAU. Pemimpin kita ini sebelumnya sudah sampai ke tujuan kita. Dia (pemimpin) sudah tau medan (bah! Apa pulak), sudah tau halangan, sudah pernah jatuh, sudah tau jalan pintas, akan terasa mudah apabila kita di pimpin oleh pemimpin tersebut. Contoh, tujuan menjual 5 unit mobil dalam seminggu di perusahaan penjualan mobil. Bos (pemimpin) sudah pernah menjual 5 unit mobil minggu sebelumnya, si bos akan mengarahkan para karyawannya bagaimana cara menjual 5 unit mobil minggu ini. Jika mereka berhasil, mereka telah sampai pada tujuan mereka.
Dan kita bisa sampai atau tidak sampai pada tujuan kita jika kita di pimpin oleh PEMIMPIN YANG SSEDIKIT TAU. Pemimpin kita satu ini, dia tau jalan. Tapi berdasarkan panduan. Contoh, kita mendaki gunung dengan di pimpin oleh pemimpin seperti ini. Dia membawa beberapa anggota bersamanya. Dia juga belum berpengalaman di hutan ini, dia tidak hafal jalan, dia tidak tau kalau ada rintangan. Pemimpin seperti ini mengancam keselamatan anggotanya, dia tidak tau kalau ada jurang, binatang buas atau jebakan. Jika kita di pimpin oleh pemimpin seperti ini, pilihan kita hanya dua, sampai di puncak gunung atau mati di jurang, mati sendirian atau mati bersama sama.
Dari sini ane akan bahas lagi tentang hidup adalah perjalalan, yang tujuannya surga. Ke surga, bagi yang tau jalan ya lancar lancar saja. Tapi ada sebagian dari mereka yang tau jalan ke surga dan menjadi penunjuk jalan bagi yang tidak tau. Sebenarnya kita sudah punya panduan sendiri menuju surga, yaitu AGAMA (Ehem! Abis pake sandal ngambil di masjid jadi begini nih). Tapi tak jarang “panduan” ada yang udah ilang, lecek, kusut, ada juga yang “mengubah panduan” kita, membuat kita melenceng dari tujuan kita. Contoh, dalam agama Islam, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat menuju surga, di dalam agama Kristen Yesus adalah penunjuk jalan menuju surga dan dalam agama lain mereka mempunyai pemimpin mereka sendiri (CMIIW). Mereka adalah pemimpin bagi para umatnya, mereka tau jalan menuju surga. Setelah mereka tiada, mereka menurunkan “panduan” berupa kitab. Pemimpin kita sekarang ini, yang sering kita sebut Ulama dalam Islam, Paus dalam Kristen (kalo salah kasih tau ya, maklum anak bawang, deg degan kalo salah tapi udah berani nulis begian) dan lain lain.Tapi yang namanya manusia, tempatnya salah. Udah di kasih “panduan” bagus bagus, ada aja yang di rubah. Agama jadi bercabang cabang kayak ranting. Dalam bahasan paragraph ini yang kita bahas adalah Islam dan Kristen. Islam sudah bercabang, Kristen juga sudah bercabang. Tak jarang pemimpin agama sekarang ini membawa umatnya pada kesesatan.
Nah kita sebagai umat beragama, yakinkah kita pada pemimpin kita? Apakah mereka membawa petunjuk yang benar, dan mengarahkan kepada tujuan kita dengan benar, yaitu surga? Jawabannya ada pada hati masing masing.
Quote:
Udah ah, sere mane kalo bahas masalah agama, takut salah. Padahal masih anak bawang tapi udah sok tau.
Quote:
Pemimpin itu harus gimana sih? Ya nggak tau! Ane cuman anak bawang.
Tapi menurut ane, pemimpin itu harus adil. Sama rata? Beda. Adil dan sama rata itu beda jauh sekali. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya (ya ampun, sotoynya). Contoh kali ini pake gambar,
Adil itu tidak sama rata. Menempatkan sesuatu pada tempatnya baru adil. Orang salah ya di hukum, orang benar jangan di salahin, koruptor ya di tarok di penjara jangan di kantor kantor.
Bicara soal “tempat” dan “pemimpin” ane jadi inget salah satu lakon wayang jawa yang berjudul “Petruk dadi Ratu”. Percis Indonesia banget! Petruk jadi ratu, jongos jadi raja. Sedikit cerita, saat sang raja Hastinapura, Abimanyu sakit, pergilah wahyu tentang raja dari tubuhnya dan hinggap dalam tubuh petruk. Kalo gak salah petruk membuat kerajaan sendiri dan mencari singgasana. Ia memerintahkan pasukannya untuk mengambil singgasana milik Abimanyu di Hastinapura. Tapi saat mencoba duduk ia terjungkal, setiap kali ia mencoba untuk duduk ia terjungkal. Sampai ada wahyu yang berbisik untuk mencari boneka yang bisa di timang. Kalang kabut petruk mencari boneka yang bisa di timang. Sampai pada akhirnya, pasukan petruk membawa Abimanyu untuk di pangku. Barulah petruk dapat duduk di singgasana tersebut dan Abimanyu sembuh. Saat itu petruk berkata,
“Sekarang aku sadar, aku memang seorang kawula dan tidak bisa menjadi raja. Tugas kawula adalah memangku raja. Raja tidak akan menjadi raja kalau tidak di pangku kawula. Tugas kawula adalah membantu raja dalam mengukir sejarah. Sudah sewajarnya raja menghormati kawula……..”
ane lupa dah pokoknya gitu intinya, itu ane ngarang sendiri wkwk CMIIW
Poin yang bisa di dapat adalah rakyat adalah pembantu raja dalam pemerintahan. Tapi sang raja harus menghormati rakyatnya. Poin kedua, jika jongos, tetaplah jongos, jangan jadi raja. Kalau jadi mahasiswa jangan jadi pembunuh, kalau jadi dosen jangan jadi iblis, kalau jadi dokter jangan jadi tuhan, kalau jadi polisi jangan jadi pengedar narkoba, kalau jadi tentara jangan jadi algojo, kalau jadi comedian jangan jadi anggota dewan, kalau jadi anggota dewan jangan jadi koruptor.
Pemimpin juga harus cerdas saat mengambil keputusan. Keputusan dalam hal apapun, saat anggotanya lelah meraka harus istirahat, saat ada keributan harus menenangkan, bukan malah ikutan emosi saat pengikutnya emosi.
Tapi menurut ane, pemimpin itu harus adil. Sama rata? Beda. Adil dan sama rata itu beda jauh sekali. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya (ya ampun, sotoynya). Contoh kali ini pake gambar,
Spoiler for Adil:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/www.transstudent.org/wp-content/uploads/2016/03/CaYQ2SpUcAAIiof.jpg)
Adil itu tidak sama rata. Menempatkan sesuatu pada tempatnya baru adil. Orang salah ya di hukum, orang benar jangan di salahin, koruptor ya di tarok di penjara jangan di kantor kantor.
Bicara soal “tempat” dan “pemimpin” ane jadi inget salah satu lakon wayang jawa yang berjudul “Petruk dadi Ratu”. Percis Indonesia banget! Petruk jadi ratu, jongos jadi raja. Sedikit cerita, saat sang raja Hastinapura, Abimanyu sakit, pergilah wahyu tentang raja dari tubuhnya dan hinggap dalam tubuh petruk. Kalo gak salah petruk membuat kerajaan sendiri dan mencari singgasana. Ia memerintahkan pasukannya untuk mengambil singgasana milik Abimanyu di Hastinapura. Tapi saat mencoba duduk ia terjungkal, setiap kali ia mencoba untuk duduk ia terjungkal. Sampai ada wahyu yang berbisik untuk mencari boneka yang bisa di timang. Kalang kabut petruk mencari boneka yang bisa di timang. Sampai pada akhirnya, pasukan petruk membawa Abimanyu untuk di pangku. Barulah petruk dapat duduk di singgasana tersebut dan Abimanyu sembuh. Saat itu petruk berkata,
“Sekarang aku sadar, aku memang seorang kawula dan tidak bisa menjadi raja. Tugas kawula adalah memangku raja. Raja tidak akan menjadi raja kalau tidak di pangku kawula. Tugas kawula adalah membantu raja dalam mengukir sejarah. Sudah sewajarnya raja menghormati kawula……..”
ane lupa dah pokoknya gitu intinya, itu ane ngarang sendiri wkwk CMIIW
Poin yang bisa di dapat adalah rakyat adalah pembantu raja dalam pemerintahan. Tapi sang raja harus menghormati rakyatnya. Poin kedua, jika jongos, tetaplah jongos, jangan jadi raja. Kalau jadi mahasiswa jangan jadi pembunuh, kalau jadi dosen jangan jadi iblis, kalau jadi dokter jangan jadi tuhan, kalau jadi polisi jangan jadi pengedar narkoba, kalau jadi tentara jangan jadi algojo, kalau jadi comedian jangan jadi anggota dewan, kalau jadi anggota dewan jangan jadi koruptor.
Pemimpin juga harus cerdas saat mengambil keputusan. Keputusan dalam hal apapun, saat anggotanya lelah meraka harus istirahat, saat ada keributan harus menenangkan, bukan malah ikutan emosi saat pengikutnya emosi.
Spoiler for Politik:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-jjZgX0LKaAA/VIoXEkkI9wI/AAAAAAAAAH4/WF5B2lbUbzI/s1600/politics_is_a_dirty_game_mug-r0b4d2b2cd589449d9cb89a826e432ef0_x7jgr_8byvr_324.jpg)
Quote:
Cerita lagi nih, ngomongin “pemimpin” “anggota” “emosi” dan “Indonesia”, ane langsung kepikiran politik.
Politik, menurut ane pribadi sebagai anak bawang, politik itu lumpur. Kamu masuk, kamu kotor. Bahkan seorang penyair romantic cinta seperti Niccolo Machiavelli menjadi “kotor” saat masuk politik. Surat Machiavelli kepada Medici, yang dijadikan buku Il Principe menjadi kiblat bagi Stalin, Mussolini dan Hitler. Kok bisa? Itu semua karena politik.
Ane sebagai anak bawang, gak tau apa itu politik. Yang ane tau itu alat penghancur bumi. Kalo di Jupiter gak ada politik, mungkin ane akan pindah.
Politik di Indonesia lagi panas, efek 9 Juli beberapa tahun silam *ehem ane masih sangat merasakan. Dimana Indonesia “pecah” menjadi dua bagian. Dan ane gak mau bahas panjang lebar lagi karena udah ane tumpahkan di trit ane sebelumnya.
Dan kali ini politik membuat ulah lagi, dengan mengatasnamakan agama. Miris miris. Anak bawang kayak ane harus di tuntut mikir keras oleh perbuatan keji politik. Apalagi kalau bukan pemilihan kepala daerah. Oleh para Machivallian picik itu, agama di gunakan sebagai senjata. Orang awam tersulut, pemimpin kalang kabut, pak berdasi manggut manggut.
Kalo ngomongin politik ane jadi inget maen catur. Dulu pernah ikut lomba tapi gak menang menang. Katanya politik identic dengan catur. Korbankan pion dapat kuda lawan, pion maju gak bisa mundur. Jika Negara di ibaratkan catur, kita rakyat itu cuman pion. Siapa rajanya? Presiden? Bukanlah! Kalo presiden itu bisa di ibaratkan ster/menteri. Jadi siapa rajanya? Rajanya adalah anak anak Indonesia. Dia yang harusnya di lindungi oleh pion, oleh benteng, oleh peluncur, oleh kuda, oleh ster. Betapa tingginya kedudukan anak anak Indonesia, karena dia memang berharga. Kita sebagai pion harusnya “bersekolah” sampai jadi ster dan melindungi raja. Pemimpin harusnya melindungi rakyat, bukan menjerumuskan.
Politik, menurut ane pribadi sebagai anak bawang, politik itu lumpur. Kamu masuk, kamu kotor. Bahkan seorang penyair romantic cinta seperti Niccolo Machiavelli menjadi “kotor” saat masuk politik. Surat Machiavelli kepada Medici, yang dijadikan buku Il Principe menjadi kiblat bagi Stalin, Mussolini dan Hitler. Kok bisa? Itu semua karena politik.
Ane sebagai anak bawang, gak tau apa itu politik. Yang ane tau itu alat penghancur bumi. Kalo di Jupiter gak ada politik, mungkin ane akan pindah.
Politik di Indonesia lagi panas, efek 9 Juli beberapa tahun silam *ehem ane masih sangat merasakan. Dimana Indonesia “pecah” menjadi dua bagian. Dan ane gak mau bahas panjang lebar lagi karena udah ane tumpahkan di trit ane sebelumnya.
Dan kali ini politik membuat ulah lagi, dengan mengatasnamakan agama. Miris miris. Anak bawang kayak ane harus di tuntut mikir keras oleh perbuatan keji politik. Apalagi kalau bukan pemilihan kepala daerah. Oleh para Machivallian picik itu, agama di gunakan sebagai senjata. Orang awam tersulut, pemimpin kalang kabut, pak berdasi manggut manggut.
Kalo ngomongin politik ane jadi inget maen catur. Dulu pernah ikut lomba tapi gak menang menang. Katanya politik identic dengan catur. Korbankan pion dapat kuda lawan, pion maju gak bisa mundur. Jika Negara di ibaratkan catur, kita rakyat itu cuman pion. Siapa rajanya? Presiden? Bukanlah! Kalo presiden itu bisa di ibaratkan ster/menteri. Jadi siapa rajanya? Rajanya adalah anak anak Indonesia. Dia yang harusnya di lindungi oleh pion, oleh benteng, oleh peluncur, oleh kuda, oleh ster. Betapa tingginya kedudukan anak anak Indonesia, karena dia memang berharga. Kita sebagai pion harusnya “bersekolah” sampai jadi ster dan melindungi raja. Pemimpin harusnya melindungi rakyat, bukan menjerumuskan.
Spoiler for Catur:
![APA YANG TERJADI DI INDONESIA jilid II [Versi Anak Bawang]](https://dl.kaskus.id/cdn6.bigcommerce.com/s-5p6k1/product_images/z/plastic-chess-pieces-banner-450x250__62917.jpg)
Quote:
Kalau boleh anak ingusan bau kencur ini ngasih saran, aku mah apa atuh cuman tisu galon.
Kata kunci disini adalah pemilihan kepala daerah. Pemilihan ketua, pemimpin, untuk mencapai tujuan. Ane ambil contoh, Jakarta, the riot city, the city never sleep. Tujuan “kita” sebagai Jakarta apa? Kalo tujuan pribadi sih banyak, ada yang mau memperkaya diri sendiri, ada. Tujuan “kita” sebagai Jakarta apa? Pikirkan lagi di dalam lubuk hati anda masing masing *mengheningkan cipta mulai!
Tapi kalau ane jadi Jakarta, ane punya tujuan. Jakarta damai. Tidak ada saling senggol antar kelompok, tidak ada saling senggol antar individu. Bagaimana agar bisa damai? Tidak ada macet, kalo macet orang menjadi stress. Orang stres kalo di senggol dia bacok. Tidak ada banjir, kalo banjir orang bakal stress lagi. Wujudkan Jakarta tanpa orang stress. Balik lagi ke poin Petruk dadi Ratu, kawula mangku ratu, ratu harus berkorban demi kawula, ora malah ngrayah uripe kawula.
Jadi pilihlah PEMIMPIN yang bisa mengantar Jakarta mencapai TUJUAN JAKARTA . Pilih bukan karena sanak famili, bukan karena satu suku, bukan karena kepercayaan, bukan karena ngefans, bukan karena ganteng, bukan karena mirip bapakmu, bukan karena kamu naksir. Tapi yang bisa mencapai TUJUAN JAKARTA. Karena kita punya tujuan untuk Jakarta. Buat apa memilih pemimpin karena sanak famili, karena satu suku, karena kepercayaan, karena ngefans, karena ganteng, karena mirip bapakmu, karena kamu naksir kalo malah menjauhkan kamu dari TUJUAN JAKARTA. Tapi akan sangat beruntung jika pemimpin yang kita pilih karena sanak famili, karena satu suku, karena kepercayaan, karena ngefans, karena ganteng, karena mirip bapakmu, karena kamu naksir membawa kita kepada TUJUAN JAKARTA.
Kata kunci disini adalah pemilihan kepala daerah. Pemilihan ketua, pemimpin, untuk mencapai tujuan. Ane ambil contoh, Jakarta, the riot city, the city never sleep. Tujuan “kita” sebagai Jakarta apa? Kalo tujuan pribadi sih banyak, ada yang mau memperkaya diri sendiri, ada. Tujuan “kita” sebagai Jakarta apa? Pikirkan lagi di dalam lubuk hati anda masing masing *mengheningkan cipta mulai!
Tapi kalau ane jadi Jakarta, ane punya tujuan. Jakarta damai. Tidak ada saling senggol antar kelompok, tidak ada saling senggol antar individu. Bagaimana agar bisa damai? Tidak ada macet, kalo macet orang menjadi stress. Orang stres kalo di senggol dia bacok. Tidak ada banjir, kalo banjir orang bakal stress lagi. Wujudkan Jakarta tanpa orang stress. Balik lagi ke poin Petruk dadi Ratu, kawula mangku ratu, ratu harus berkorban demi kawula, ora malah ngrayah uripe kawula.
Jadi pilihlah PEMIMPIN yang bisa mengantar Jakarta mencapai TUJUAN JAKARTA . Pilih bukan karena sanak famili, bukan karena satu suku, bukan karena kepercayaan, bukan karena ngefans, bukan karena ganteng, bukan karena mirip bapakmu, bukan karena kamu naksir. Tapi yang bisa mencapai TUJUAN JAKARTA. Karena kita punya tujuan untuk Jakarta. Buat apa memilih pemimpin karena sanak famili, karena satu suku, karena kepercayaan, karena ngefans, karena ganteng, karena mirip bapakmu, karena kamu naksir kalo malah menjauhkan kamu dari TUJUAN JAKARTA. Tapi akan sangat beruntung jika pemimpin yang kita pilih karena sanak famili, karena satu suku, karena kepercayaan, karena ngefans, karena ganteng, karena mirip bapakmu, karena kamu naksir membawa kita kepada TUJUAN JAKARTA.
Quote:
Pasti kalian berpikir aku orang yang tidak beragama, I’m so sad.
Quote:
Kita adalah orang timur! Nuhswantara! Beragamalah layaknya orang timur. Islam secara timur, Kristen secara timur, Budha secara timur, Hindu secara timur. TUJUAN kita surga. Jalan yang kita ambil berbeda. Jangan ganggu jalan yang lain, karena jalanmu juga akan di ganggu. Dendam gak ada habisnya. Kita satu ikatan Indonesia! Jangan mau di pecah oleh politik sialan itu! Jangan termakan isu mentah para idealisme kecambah bermulut kentongan!
Spoiler for BUKA KALO BERANI!!!:
INDONESIA DAMAI HARGA MATI
Spoiler for Terakhir:
Spoiler for Rekomen hate:
Barangkali trit ini berguna, sudilah tuan klik barang sebentar
KLIK
KLIK
Diubah oleh topeng58 13-02-2017 21:58
0
3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan