Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

margosaAvatar border
TS
margosa
Dompet Negara Bocor jadi Alasan Laju Ekonomi di Bawah Target
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai bocornya penerimaan negara di tahun lalu menjadi penyebab tak tercapainya target pertumbuhan ekonomi 2016 yang ditetapkan sebesar 5,2 persen.

"Memang penerimaan tidak begitu baik makanya dilakukan pemotongan anggaran. Faktor negatifnya karena konsumsi pemerintah," ujar Darmin di Kantor Portal Pengelola Indonesia National Single Windows (INSW), Senin (6/2).

Untuk itu, lanjut Darmin, pemerintah harus memperhatikan kinerja penerimaan negara sekaligus konsumsi tahun ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, seperti kebanyakan negara berkembang, sisi penerimaan negara dan konsumsi pemerintah disebutnya masih menjadi penyumbang terbesar pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai informasi, penyerapan belanja pemerintah sepanjang tahun lalu tercatat Rp1.859,5 triliun atau 89,3 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar Rp2.082,9 triliun.

Sedangkan tidak terpenuhinya penerimaan negara membuat pemerintah menghemat belanja sebesar Rp137,6 triliun sepanjang tahun lalu.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) menilai, angka pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02 persen masih menunjukkan hasil yang positif untuk Indonesia.

"Sedikit di bawah tapi paling tidak boleh dikatakan masih oke sehingga pertumbuhan kita masih baik," imbuh Darmin.

Sementara itu, selain melihat laju pertumbuhan ekonomi, Darmin memastikan pemerintah di tahun ini tak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, namun juga menjaga laju inflasi yang pada bulan lalu sempat meroket hingga 0,97 persen. Padahal di akhir tahun lalu, inflasi hanya berada dikisaran 0,42 persen.

"Kita lebih sibuk dengan urusan inflasi untuk tahun ini," katanya.

Ekspor Impor

Sementara itu terkait kinerja perdagangan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi ekspor dan impor Indonesia sepanjang kuartal IV terkoreksi positif, yakni ekspor 4,24 persen dan impor 2,82 persen.

Darmin menilai, kinerja positif ekspor dan impor ini akan terus berlanjut pada tahun ini, setidaknya pada kuartal I 2017.

"Walau tidak bergerak cepat ke atas tapi kelihatannya iya (ada perbaikan) karena beberapa bulan terakhir berkelanjutan dibandingkan dengan setahun yang lalu," tegasnya.

Adapun berdasarkan catatan BPS, secara tahunan, kinerja ekspor minus 1,74 persen dan impor negatif 2,27 persen.

"Ekspor terkontraksi dipicu oleh kontraksi pada ekspor barang minyak dan gas (migas) dan non migas, meski ekpor jasa menguat seiring dengan pertumbuhan jumlah wisman," jelas Kepala BPS Suhariyanto.

Sedangkan impor turun karena turunnya impor bahan baku dan penolong seiring dengan perlambatan pertumbuhan industri manufaktur yang hanya tumbuh 3,36 persen (yoy). (gen)
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...i-bawah-target

prabocor
pascabocor
emoticon-Leh Uga
0
2.4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan