- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Misteri Panti Asuhan Tunas Bangsa


TS
1000.tland
Misteri Panti Asuhan Tunas Bangsa
Andi Ngaku Pernah Disiram Air Panas yang Dicampur Cabe Rawit
Senin, 30 Januari 2017 09:24

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Memprihatinkan, begitulah gambaran pengelolaan panti jompo, lansia dan orang gila milik Yayasan Tunas Bangsa di Kilometer 20, Lintas Timur, Tenayan Raya, Pekanbaru.
Andi,penghuni yang ditempatkan di ruangan khusus orang gila, secara fasih mengungkapkan apa yang terjadi di panti tersebut dan penyiksan yang didapatkannya.
Andi sudah sepuluh tahun menghuni panti. Makanya ia tahu betul apa yang terjadi di dalam panti.
Baca: VIDEO: Kerap Alami Penyiksaan, Begini Kondisi Miris Penghuni di Panti Tunas Bangsa Pekanbaru
Meski awalnya takut-takut bercerita, ia kemudian memberanikan diri mengungkap yang terjadi setelah dipastikan ia akan dievakuasi dari lokasi tersebut.
Dari penuturannya, petugas panti kerap melakukan penyiksaan. Di antaranya menggunakan air panas yang dicampur cabe rawit. Sambil tersedu-sedu ia mengatakan sakitnya siksaan tersebut.
Andi juga sempat memperlihatkan bekas siraman air panas dicampur cabe rawit yang membakar badannya.
"Apakah saya akan dikeluarkan (dari panti) hari ini," tanyanya berulang kali untuk memastikan berani bercerita, Minggu (29/1/2017).
Andi mengatakan, penyiksana tersebut juga dilakukan pada perempuan yang dulu pernah mengisi bangunan di belakang bangunan untuk lelaki. Kadang petugas melakukan kekerasan dengan menendang penghuni panti.
Baca: Curiga! Ada Bekas Timbunan Ditutupi Triplek Dalam Bangunan Panti Lansia Yayasan Tunas Bangsa
Selama sepuluh tahun di panti, Andi mengatakan sudah 32 orang yang meninggal.
Kondisinya menurutnya sangat memprihatinkan. "Orang yang meninggal itu dibiarkan sekarat. Tidak dibantu," kata pria asal Bengkalis itu, seraya menambahkan penghuni yang meninggal dikuburkan di wilayah Palas, Pekanbaru.
Selain itu, Andi juga membongkar cerita terkait pengelola yang sengaja mengambil perempuan hamil dengan iming janji-janji.
"Perempuan hamil yang dikatakan gila dibawa kesini. Ditunggu sampai melahirkan. Anaknya diambil sedangkan yang perempuan dikurung di panti," ujarnya.
Dikatakan Andi. hanyalah dia satu-satunya yang bisa diajak berbicara ketika ada tamu yang datang.
Baca: FOTO: Evakuasi Penghuni Panti
Awalnya Andi sudah ingin berbicara saat rombongan pejabat Dinas Sosial Riau dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau melakukan inspeksi ke panti pada Minggu (29/1/2017) siang.
Namun ia tampak takut dan menangis. "Apakah saya mau dikeluarkan dari tempat ini. Kalau iya saya akan ceritakan semuanya," ujarnya.
Namun Andi akhirnya mau berbicara saat ditemui di bagian belakang bangunan kamar tempat ia dan dua lelaki lain dikurung.
Saat bercerita Andi tampak normal seperti orang biasa. Emosinya meledak kala mengingat penyiksaan yang dialami dirinya dan kawan-kawan di panti.
Saat bercerita ia juga tampak ketakutan sambil sesekali menoleh kebelakang memastikan tidak ada petugas panti.
Baca: Misteri Panti Yayasan Tunas Bangsa, Pernah Ditemukan Tulang Belulang Hingga Tengkorak
Dalam bangunan yang terletak di Kilometer 20, Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Tenayan Raya, itu setidaknya terdapat 19 orang penghuni. Enam orang lanjut usia serta 13 dikategorikan orang gila.
Pantauan Tribun, sebuah bangunan yang terdiri dari sepuluh kamar yang rata-rata berukuran 3x3 meter tampak diisi dua sampai tiga orang.
Masing-masing kamar memiliki akses pintu keluar dari besi. Samping kiri bangunan ini terdapat teralis besi.
Di masing-masing kamar terdapat satu toilet yang sama sekali tidak ada sekat apapun. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/brt)
Sumber
Sungguh prihatin, hari gini msh ada orng gak berperikemanusiaan gitu. Pengurus & Petugas Panti pula.
Senin, 30 Januari 2017 09:24

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Memprihatinkan, begitulah gambaran pengelolaan panti jompo, lansia dan orang gila milik Yayasan Tunas Bangsa di Kilometer 20, Lintas Timur, Tenayan Raya, Pekanbaru.
Andi,penghuni yang ditempatkan di ruangan khusus orang gila, secara fasih mengungkapkan apa yang terjadi di panti tersebut dan penyiksan yang didapatkannya.
Andi sudah sepuluh tahun menghuni panti. Makanya ia tahu betul apa yang terjadi di dalam panti.
Baca: VIDEO: Kerap Alami Penyiksaan, Begini Kondisi Miris Penghuni di Panti Tunas Bangsa Pekanbaru
Meski awalnya takut-takut bercerita, ia kemudian memberanikan diri mengungkap yang terjadi setelah dipastikan ia akan dievakuasi dari lokasi tersebut.
Dari penuturannya, petugas panti kerap melakukan penyiksaan. Di antaranya menggunakan air panas yang dicampur cabe rawit. Sambil tersedu-sedu ia mengatakan sakitnya siksaan tersebut.
Andi juga sempat memperlihatkan bekas siraman air panas dicampur cabe rawit yang membakar badannya.
"Apakah saya akan dikeluarkan (dari panti) hari ini," tanyanya berulang kali untuk memastikan berani bercerita, Minggu (29/1/2017).
Andi mengatakan, penyiksana tersebut juga dilakukan pada perempuan yang dulu pernah mengisi bangunan di belakang bangunan untuk lelaki. Kadang petugas melakukan kekerasan dengan menendang penghuni panti.
Baca: Curiga! Ada Bekas Timbunan Ditutupi Triplek Dalam Bangunan Panti Lansia Yayasan Tunas Bangsa
Selama sepuluh tahun di panti, Andi mengatakan sudah 32 orang yang meninggal.
Kondisinya menurutnya sangat memprihatinkan. "Orang yang meninggal itu dibiarkan sekarat. Tidak dibantu," kata pria asal Bengkalis itu, seraya menambahkan penghuni yang meninggal dikuburkan di wilayah Palas, Pekanbaru.
Selain itu, Andi juga membongkar cerita terkait pengelola yang sengaja mengambil perempuan hamil dengan iming janji-janji.
"Perempuan hamil yang dikatakan gila dibawa kesini. Ditunggu sampai melahirkan. Anaknya diambil sedangkan yang perempuan dikurung di panti," ujarnya.
Dikatakan Andi. hanyalah dia satu-satunya yang bisa diajak berbicara ketika ada tamu yang datang.
Baca: FOTO: Evakuasi Penghuni Panti
Awalnya Andi sudah ingin berbicara saat rombongan pejabat Dinas Sosial Riau dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau melakukan inspeksi ke panti pada Minggu (29/1/2017) siang.
Namun ia tampak takut dan menangis. "Apakah saya mau dikeluarkan dari tempat ini. Kalau iya saya akan ceritakan semuanya," ujarnya.
Namun Andi akhirnya mau berbicara saat ditemui di bagian belakang bangunan kamar tempat ia dan dua lelaki lain dikurung.
Saat bercerita Andi tampak normal seperti orang biasa. Emosinya meledak kala mengingat penyiksaan yang dialami dirinya dan kawan-kawan di panti.
Saat bercerita ia juga tampak ketakutan sambil sesekali menoleh kebelakang memastikan tidak ada petugas panti.
Baca: Misteri Panti Yayasan Tunas Bangsa, Pernah Ditemukan Tulang Belulang Hingga Tengkorak
Dalam bangunan yang terletak di Kilometer 20, Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Tenayan Raya, itu setidaknya terdapat 19 orang penghuni. Enam orang lanjut usia serta 13 dikategorikan orang gila.
Pantauan Tribun, sebuah bangunan yang terdiri dari sepuluh kamar yang rata-rata berukuran 3x3 meter tampak diisi dua sampai tiga orang.
Masing-masing kamar memiliki akses pintu keluar dari besi. Samping kiri bangunan ini terdapat teralis besi.
Di masing-masing kamar terdapat satu toilet yang sama sekali tidak ada sekat apapun. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/brt)
Sumber
Sungguh prihatin, hari gini msh ada orng gak berperikemanusiaan gitu. Pengurus & Petugas Panti pula.



nona212 memberi reputasi
1
4.7K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan