- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Merasa Kerap Dirisak, SBY Dukung Pemerintah Tertibkan Medsos


TS
animalhuntress
Merasa Kerap Dirisak, SBY Dukung Pemerintah Tertibkan Medsos
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengatakan, dirinya mendukung langkah-langkah Presiden Joko Widodo mengatur dan menertibkan penyimpangan di medsos atau media sosial. Asalkan, dapat dipertanggungjawabkan secara konstitusi dan adil.
"Jangan tebang pilih dan jangan kelewat batas," kata SBY saat memberikan pidato politiknya di acara Dies Natalis ke-15 Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut Presiden Indonesia ke-6 ini, di media sosial sekarang ada sebuah kelompok yang tak terlihat, yang siap menyerang siapapun bila ucapannya dinilai tidak menyenangkan penguasa atau kolega penguasa. "Sebuah kekuatan yang tidak kentara," ujarnya.
SBY pun merasa dirinya adalah salah satu korban dari “the invisible group” itu. Menurut dia, kelompok ini bekerja bagaikan mesin penghancur dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas.
"Nilai-nilai luhur tentang kesantunan, tata krama dan etika yang sering kita bangga-banggakan, sepertinya tinggal kenangan. Atau telah masuk museum sejarah yang sepi pengunjung," ujarnya.
Menurut SBY, banyak pihak yang sebenarnya tidak bersalah, ikut menjadi korban risak para buzzer di media sosial. "Kita sedih, karena media sosial yang seharusnya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, sering didominasi oleh kalangan yang kurang beradab," ucapnya.
SBY belakangan ini kerap mengeluarkan pernyataan lewat akun Twitter resminya @SBYudhoyono. Mulai dari membantah isu soal hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta kasus Munir, berkeluh soal maraknya hoax hingga mengadu saat rumahnya didemo mahasiswa.
Netizen pun menanggapi cuitan SBY itu dengan beragam. Ada yang mendukung, ada pula yang merisaknya. Kasus terakhir terjadi saat SBY mempertanyakan haknya tinggal di Indonesia pada pemerintah, kala rumahnya didemo mahasiswa.
Hashtag #SayaBertanya menjadi trending topik di Twitter menimpali cuitan SBY yang berbunyi "Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*". Umumnya, hashtag ini digunakan untuk meledek ayah dari calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono ini.
AHMAD FAIZ
https://m.tempo.co/read/news/2017/02...rtibkan-medsos
curhat, bully, curhat, bully, curhat, bully, mewek.
Ini siapa yang ngenalin SBY ama twitter sih? Tanggungjawab deh buru
"Jangan tebang pilih dan jangan kelewat batas," kata SBY saat memberikan pidato politiknya di acara Dies Natalis ke-15 Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 7 Februari 2017.
Menurut Presiden Indonesia ke-6 ini, di media sosial sekarang ada sebuah kelompok yang tak terlihat, yang siap menyerang siapapun bila ucapannya dinilai tidak menyenangkan penguasa atau kolega penguasa. "Sebuah kekuatan yang tidak kentara," ujarnya.
SBY pun merasa dirinya adalah salah satu korban dari “the invisible group” itu. Menurut dia, kelompok ini bekerja bagaikan mesin penghancur dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas.
"Nilai-nilai luhur tentang kesantunan, tata krama dan etika yang sering kita bangga-banggakan, sepertinya tinggal kenangan. Atau telah masuk museum sejarah yang sepi pengunjung," ujarnya.
Menurut SBY, banyak pihak yang sebenarnya tidak bersalah, ikut menjadi korban risak para buzzer di media sosial. "Kita sedih, karena media sosial yang seharusnya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, sering didominasi oleh kalangan yang kurang beradab," ucapnya.
SBY belakangan ini kerap mengeluarkan pernyataan lewat akun Twitter resminya @SBYudhoyono. Mulai dari membantah isu soal hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta kasus Munir, berkeluh soal maraknya hoax hingga mengadu saat rumahnya didemo mahasiswa.
Netizen pun menanggapi cuitan SBY itu dengan beragam. Ada yang mendukung, ada pula yang merisaknya. Kasus terakhir terjadi saat SBY mempertanyakan haknya tinggal di Indonesia pada pemerintah, kala rumahnya didemo mahasiswa.
Hashtag #SayaBertanya menjadi trending topik di Twitter menimpali cuitan SBY yang berbunyi "Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*". Umumnya, hashtag ini digunakan untuk meledek ayah dari calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono ini.
AHMAD FAIZ
https://m.tempo.co/read/news/2017/02...rtibkan-medsos
curhat, bully, curhat, bully, curhat, bully, mewek.
Ini siapa yang ngenalin SBY ama twitter sih? Tanggungjawab deh buru

0
1.8K
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan