Secara konsep crowdfunding berbeda dengan cara pengumpulan modal yang biasanya. Biasanya, saat anda ingin mencari atau mengumpulkan modal untuk memulai bisnis atau meluncurkan produk baru, anda harus menyiapkan perencanaan bisnis anda, riset pasar, dan purwarupa produk anda untuk dibawa kepada investor individual atau lembaga keuangan. Investor individual dan lembaga keuangan tersebut meliputi bank, angel investor, dan venture capital yang membuat anda memiliki kesempatan yang terbatas. Jika anda gagal di salah satu pilihan tersebut, anda telah kehilangan tenaga, waktu, dan uang sebelum mendapatkan modal.

Sebaliknya, dengan crowdfunding platforms anda sebagai entrepreneur dapat melakukan hal-hal diatas dalam sebuah platforms, menampilkan, mempromosikan, dan membagikan project yang sedang anda kerjakan. Akan lebih mudah untuk anda mendapatkan kesempatan bertemu orang-orang yang tertarik dengan anda dan memberikan mereka lebih banyak pilihan untuk membantu mewujudkan ide anda.

Sistem permodalan crowdfunding di masa saat ini ditandai dengan dua elemen penting yaitu web dan crowd.

Munculnya banyak situs crowdfunding memungkinkan seseorang untuk menyampaikan ide bisnis mereka dan orang-orang bisa memberikan modal secara kolektif kepada orang tersebut agar bisa memulai bisnisnya. Sebagai imbalannya, para pemberi modal bisa mendapatkan produk awal atau layanan atau imbalan yang menarik dari si pemilik ide bisnis.

Aktivitas di dunia maya yang kian berkembang, ditandai dengan maraknya media sosial, memperluas fungsi konsep crowdfunding. Tak hanya berfungsi untuk memberikan pendanaan bagi usaha-usaha kecil, crowdfunding juga terlibat dalam pembiayaan proyek-proyek idealis para seniman, charity, atau bahkan politik. Misalnya saja band asal Inggris Marillion yang mengumpulkan dana dari para penggemarnya untuk tur musiknya di Amerika Serikat tahun 1997 melalui kampanye di internet bertajuk “Tour Fund”.

Gerakan “Koin untuk Prita” pada tahun 2009 bisa menjadi salah satu contoh bentuk crowdfunding di Indonesia dalam kegiatan amal. Ada pula “Koin untuk KPK”, gerakan pengumpulan dana oleh masyarakat untuk membangun gedung baru KPK. Produser dan sutradara Mira Lesmana dan Riri Riza pun menggunakan metode pendanaan ini untuk membiayai film Atambua 39o yang dananya digalang pada tahun 2012.

Internet mulai berkembang di pertengahan tahun 1990an ketika orang-orang mulai menggunakan email sebagai aktivitas dunia maya sederhana. Munculah platform microfinancial pertama, Kiva, pada tahun 2005. Platform ini memungkinkan para pengusaha meminjamkan uang bagi para pengusaha kecil di area berkembang di seluruh dunia. Kiva merupakan platform microlending tersukses di masa kini.

Kemunculan Kiva diikuti dengan kemunculan situs crowdfunding lain seperti Kickstarter, Indiegogo, CrowdCube, Seedrs, dan masih banyak lagi. Di Indonesia sendiri gaung crowdfunding juga mulai marak. Kini banyak situs-situs yang memfasilitasi crowdfunding salah satunya adalah IDEAVE(www.ideave.com).

Ideave adalah crowdfunding platform yang bertujuan untuk membantu mengolah dan mewujudkan ide kreatif di Indonesia, menciptakan kesempatan kepada mereka untuk berkembang yang nantinya akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi negara Indonesia.
Didirikan oleh Frandi Tandy dan rekan-rekannya sejak 28 Agustus 2016, Ideave telah menyukseskan bersama lebih dari 1500 member yang berpartisipasi dengan sedikitnya ada 2 project dan 6 project yang sedang berjalan, dengan total kontribusi lebih dari Rp. 400.000.000. Tidak hanya dibidang teknologi, ada banyak kategori ide kreatif yang tersedia di Ideave mulai dari seni, pendidikan, sosial, bahkan games, fashion, musik, dan masih banyak lagi.

Dengan bekerja sama bersama Ideave proses mewujudkan Ide bisnis anda pun menjadi lebih menyenangkan. Karena, pada saat proses pengumpulan dana anda dapat berinteraksi dengan calon backers/donatur untuk memvalidasi ide yang anda miliki. Anda juga harus menyiapkan reward dimana reward tersebut berfungsi sebagai daya tarik kepada calon backers tadi.