- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]


TS
momodrese
PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]
Belum juga ada sehari Hot Thread yang kemarin membahas soal peluncuran aplikasi android yang dibuat oleh Polri dengan tujuan untuk membantu masyarakat agar polisi bisa bersikap lebih profesional, modern dan terpercaya dalam melakukan tugasnya. Ini threadnya:
Sekarang malah muncul lagi pemberitaan tidak mengenakan dari masyarakat atas kelakuan anggota polisi yang bermental preman dan berkelakuan kampungan.
![PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]](https://s.kaskus.id/images/2017/02/06/5794142_20170206064533.jpg)
![PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]](https://s.kaskus.id/images/2017/02/06/5794142_20170206064403.jpg)
Siang sekitar pukul 14.30 saya bersama keluarga (4 mobil) bergerak dari arah jakarta ke puncak.
Saya mengendarai mobil innova putih bersama istri dan anak-anak saya (11 thn, 8 thn, 3 thn) seorang ponakan (6 thn) dan seorang ART.
Dalam kemacetan menuju arah puncak ada sebuah mobil alphard hitam berplat B, menyusul saya dikawal oleh seorang forerider polantas bernomor kendaraam BM 11. Setelah berlalu beberapa saat, saya melihat mobil-mobil bergerak kearah bahu jalan di kiri seakan ada mobil yg mogok di jalur saya.
Saya pun mengikuti kendaraan lain melipir kebahu jalan dan melihat ternyata forerider yg tadi menyusul saya, tengah berhenti di tengah jalan, sehingga menghalangi kendaraan lain dibelakangnya..
Setelah saya melewati polisi tersebut, saya memotret kondisi lalu lintas yang menjadi semakin macet karena ulah forerider itu dengan menggunakan kamera handphone saya.
Kemudian saat polisi tsb mengetahui sy melakukan pemotretan, dia memotret balik kendaraan saya dengan HP-nya kemudian menghampiri kendaraan saya dan mengetuk kaca mobil. Saya pun menurunkan kaca mobil dan terjadi pembicaraan sbb:
(P= Polisi, S = saya, I = istri)
P: "Mengapa anda tadi memotret saya? Tidak boleh memotret tanpa ijin."
S: "Saya memotret kondisi jalan raya, saya tidak khusus memotret anda".
P: "Saya mau lihat SIM dan STNK!" (Nada nya mulai tinggi).
S: "Untuk apa ya pak? Apa kesalahan saya sehingga bapak mau lihat SIM & STNK?"
P: "Anda harusnya tidak memotret saya tanpa ijin!"
S: "Baik, kalau begitu saya minta disebutkan saya melanggar perundangan apa, pasal berapa?"
P: "Daripada saya kempeskan ban mobil anda!" (Nada-nya semakin tinggi)
S: "Wah, kok jadi mengancam begitu? Saya hanya meminta disebutkan kesalahan saya melanggar pasal berapa?"
"Bunda!" (saya bicara pada istri saya disebelah saya) "rekam ini polisi yang mengancam2!".
Kemudian polisi itu berteriak sangat keras, dengan ekspresi pemain sinetron terkenal di depan wajah saya..
P: "Mana SIM dan STNK!!!"
S: "Jelaskan dulu, apa kesalahan saya?"
Kemudian polisi itu menunjuk nunjuk wajah saya dengan keras, sehingga melukai mulut saya dengan kuku-nya sambil berkata kurang lebih sebagai berikut:
P: "Sudah pintar kamu ya, pintar!"
Istri saya kemudian berkata kepada polisi tsb:
I: "Pak, jangan kasar begitu, disini banyak anak-anak".
Saya kemudian bermaksud keluar dari mobil, namun setelah pintu terbuka didorongnya pintu mobil saya oleh polisi tsb sehingga tertutup kembali dengan keras.
Dia masih membentak-bentak yang saya lupa apa yg dikatakan-nya, namun sepersekian detik kemudian bbrp anggota keluarga saya dari mobil lain mulai berdatangan.
Kakak ipar saya yg wanita mencoba melerai dengan menarik tangan polisi tsb dan bicara baik-baik, namun polisi itu mendorong-nya sehingga terjadi saling dorong antara polisi tsb dan keluarga yang bermaksud melerai. Sampai akhirnya saya bisa keluar dari mobil.
Merasa terkepung, polisi itu kemudian berkata: "kalau berani jangan keroyokan!"
Diapun bergegas menuju motor-nya sambil mendorong saya cukup keras dan hampir memicu keributan kembali.
Dan kemudian dia pergi, kembali mengawal mobil alphard hitam berpelat B tsb.
Untuk saya pribadi, ini adalah bukti arogansi aparat sekelas polantas.
Saya tidak bisa bayangkan jika aparat dengan pangkat dan jabatan yg lebih tinggi(?)
Secara klise akan dikatakan mereka adalah "oknum". Tapi sepanjang pagi di perjalanan menuju puncak, para "oknum" ini banyak berlalu lalang mengawal moge-moge atau mobil-mobil mewah yg menyewa mereka. Moge-moge itu bahkan diistimewakan dengan dikawal melawan arus saat lalu lintas padat.
Pertunjukan "money above the law" ini dengan lantang berkata: "semua harus antri, KECUALI YANG MAMPU BAYAR FORERIDER". Yang ga mampu bayar MINGGIR!!
Saya dengan sengaja memotret kondisi lalu lintas yg menjadi semakin macet dengan berhenti-nya forerider di tengah jalan saat itu, namun respon polisi itu sangat tidak etis. Polisi itu berlaku kasar, membentak, melukai dan mengancam. Dia berani melakukan-nya di depan keluarga saya dan di depan umum.
Maka dapat dibayangkan bagaimana perlakuan mereka pada seorang terduga pelanggar yg ada ditempat tertutup? Mudah-mudahan semua bisa ambil pelajaran dari apa yg saya dan keluarga saya alami hari ini.
Namun satu yang pasti, kepolisian RI telah sekali lagi menyakiti masyarakat tanpa sebab dan kembali kehilangan kepercayaan kami, masyarakat Indonesia, sebagai pemegang kedaulatan dan pembayar pajak di negeri ini..
Sekarang malah muncul lagi pemberitaan tidak mengenakan dari masyarakat atas kelakuan anggota polisi yang bermental preman dan berkelakuan kampungan.
Pengendara ini Jadi Korban Kekasaran Verbal Petugas Voorijder
Quote:
![PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]](https://s.kaskus.id/images/2017/02/06/5794142_20170206064533.jpg)
Agak dilematis memang eksistensi dari para petugas voorijder ini, otolovers. Harus diakui di beberapa kasus dan kepentingan negara, voorijder memang sangat berguna, apalagi jika ada kondisi darurat seperti ambulans dan kemiliteran.
Namun sayangnya banyak sekali yang merasakan bahwa beberapa oknum petugas voorijder sering bertugas dengan attitude yang agak kasar bahkan cenderung mengintimidasi. Posting Ihsan Amaludin ini contohnya, jadi korban kekerasan verbal menuju fisik saat berkendara ke Puncak.
Pada 4 Februari 2017 lalu, Ihsan dan keluarga menggunakan mobil sedang berkendara menuju arah Puncak dengan istri dan 3 orang anak beserta seorang Asisten Rumah tangga. Di saat yang bersamaan sebuah Alphard hitam dengan pengawalan voorijder meluncur menyusulnya.
Beberapa saat kemudian Ihsan mencantumkan bahwa kondisi jalanan jadi agak macet seperti ada kendaraan yang mogok, dan terlihat dari foto yang diunggah Ihsan tampak Alphard tersebut berhenti di tengah jalan dengan pengawalan voorijder tersebut.
Setelahnya terjadi cekcok gara-gara Ihsan yang mengambil foto Alphard berwarna hitam tersebut dengan ponselnya. Sempat nyaris ada baku hantam saat keluarga Ihsan ikut menyusul dan mengerumuni polisi tersebut.
Akhirnya polisi yang juga sempat beradu mulut dengan Ihsan mendorong Ihsan dan kembali ke motornya. Ihsan mengeluh dengan kondisi ini yang disebutnya sebagai 'Money above the Law'. Waduh, kalau pak petugas selalu begini bagaimana masyarakat bisa merasa aman, coba?
Namun sayangnya banyak sekali yang merasakan bahwa beberapa oknum petugas voorijder sering bertugas dengan attitude yang agak kasar bahkan cenderung mengintimidasi. Posting Ihsan Amaludin ini contohnya, jadi korban kekerasan verbal menuju fisik saat berkendara ke Puncak.
Pada 4 Februari 2017 lalu, Ihsan dan keluarga menggunakan mobil sedang berkendara menuju arah Puncak dengan istri dan 3 orang anak beserta seorang Asisten Rumah tangga. Di saat yang bersamaan sebuah Alphard hitam dengan pengawalan voorijder meluncur menyusulnya.
Beberapa saat kemudian Ihsan mencantumkan bahwa kondisi jalanan jadi agak macet seperti ada kendaraan yang mogok, dan terlihat dari foto yang diunggah Ihsan tampak Alphard tersebut berhenti di tengah jalan dengan pengawalan voorijder tersebut.
Setelahnya terjadi cekcok gara-gara Ihsan yang mengambil foto Alphard berwarna hitam tersebut dengan ponselnya. Sempat nyaris ada baku hantam saat keluarga Ihsan ikut menyusul dan mengerumuni polisi tersebut.
Akhirnya polisi yang juga sempat beradu mulut dengan Ihsan mendorong Ihsan dan kembali ke motornya. Ihsan mengeluh dengan kondisi ini yang disebutnya sebagai 'Money above the Law'. Waduh, kalau pak petugas selalu begini bagaimana masyarakat bisa merasa aman, coba?
Quote:
![PENGENDARA INI JADI KORBAN KEKERASAN VOORIJDER [POLISI APA PREMAN?]](https://s.kaskus.id/images/2017/02/06/5794142_20170206064403.jpg)
Diancam polisi di jalan raya cipanas, puncak, sabtu 4 Februari 2017.
Siang sekitar pukul 14.30 saya bersama keluarga (4 mobil) bergerak dari arah jakarta ke puncak.
Saya mengendarai mobil innova putih bersama istri dan anak-anak saya (11 thn, 8 thn, 3 thn) seorang ponakan (6 thn) dan seorang ART.
Dalam kemacetan menuju arah puncak ada sebuah mobil alphard hitam berplat B, menyusul saya dikawal oleh seorang forerider polantas bernomor kendaraam BM 11. Setelah berlalu beberapa saat, saya melihat mobil-mobil bergerak kearah bahu jalan di kiri seakan ada mobil yg mogok di jalur saya.
Saya pun mengikuti kendaraan lain melipir kebahu jalan dan melihat ternyata forerider yg tadi menyusul saya, tengah berhenti di tengah jalan, sehingga menghalangi kendaraan lain dibelakangnya..
Setelah saya melewati polisi tersebut, saya memotret kondisi lalu lintas yang menjadi semakin macet karena ulah forerider itu dengan menggunakan kamera handphone saya.
Kemudian saat polisi tsb mengetahui sy melakukan pemotretan, dia memotret balik kendaraan saya dengan HP-nya kemudian menghampiri kendaraan saya dan mengetuk kaca mobil. Saya pun menurunkan kaca mobil dan terjadi pembicaraan sbb:
(P= Polisi, S = saya, I = istri)
P: "Mengapa anda tadi memotret saya? Tidak boleh memotret tanpa ijin."
S: "Saya memotret kondisi jalan raya, saya tidak khusus memotret anda".
P: "Saya mau lihat SIM dan STNK!" (Nada nya mulai tinggi).
S: "Untuk apa ya pak? Apa kesalahan saya sehingga bapak mau lihat SIM & STNK?"
P: "Anda harusnya tidak memotret saya tanpa ijin!"
S: "Baik, kalau begitu saya minta disebutkan saya melanggar perundangan apa, pasal berapa?"
P: "Daripada saya kempeskan ban mobil anda!" (Nada-nya semakin tinggi)
S: "Wah, kok jadi mengancam begitu? Saya hanya meminta disebutkan kesalahan saya melanggar pasal berapa?"
"Bunda!" (saya bicara pada istri saya disebelah saya) "rekam ini polisi yang mengancam2!".
Kemudian polisi itu berteriak sangat keras, dengan ekspresi pemain sinetron terkenal di depan wajah saya..
P: "Mana SIM dan STNK!!!"
S: "Jelaskan dulu, apa kesalahan saya?"
Kemudian polisi itu menunjuk nunjuk wajah saya dengan keras, sehingga melukai mulut saya dengan kuku-nya sambil berkata kurang lebih sebagai berikut:
P: "Sudah pintar kamu ya, pintar!"
Istri saya kemudian berkata kepada polisi tsb:
I: "Pak, jangan kasar begitu, disini banyak anak-anak".
Saya kemudian bermaksud keluar dari mobil, namun setelah pintu terbuka didorongnya pintu mobil saya oleh polisi tsb sehingga tertutup kembali dengan keras.
Dia masih membentak-bentak yang saya lupa apa yg dikatakan-nya, namun sepersekian detik kemudian bbrp anggota keluarga saya dari mobil lain mulai berdatangan.
Kakak ipar saya yg wanita mencoba melerai dengan menarik tangan polisi tsb dan bicara baik-baik, namun polisi itu mendorong-nya sehingga terjadi saling dorong antara polisi tsb dan keluarga yang bermaksud melerai. Sampai akhirnya saya bisa keluar dari mobil.
Merasa terkepung, polisi itu kemudian berkata: "kalau berani jangan keroyokan!"
Diapun bergegas menuju motor-nya sambil mendorong saya cukup keras dan hampir memicu keributan kembali.
Dan kemudian dia pergi, kembali mengawal mobil alphard hitam berpelat B tsb.
Untuk saya pribadi, ini adalah bukti arogansi aparat sekelas polantas.
Saya tidak bisa bayangkan jika aparat dengan pangkat dan jabatan yg lebih tinggi(?)
Secara klise akan dikatakan mereka adalah "oknum". Tapi sepanjang pagi di perjalanan menuju puncak, para "oknum" ini banyak berlalu lalang mengawal moge-moge atau mobil-mobil mewah yg menyewa mereka. Moge-moge itu bahkan diistimewakan dengan dikawal melawan arus saat lalu lintas padat.
Pertunjukan "money above the law" ini dengan lantang berkata: "semua harus antri, KECUALI YANG MAMPU BAYAR FORERIDER". Yang ga mampu bayar MINGGIR!!
Saya dengan sengaja memotret kondisi lalu lintas yg menjadi semakin macet dengan berhenti-nya forerider di tengah jalan saat itu, namun respon polisi itu sangat tidak etis. Polisi itu berlaku kasar, membentak, melukai dan mengancam. Dia berani melakukan-nya di depan keluarga saya dan di depan umum.
Maka dapat dibayangkan bagaimana perlakuan mereka pada seorang terduga pelanggar yg ada ditempat tertutup? Mudah-mudahan semua bisa ambil pelajaran dari apa yg saya dan keluarga saya alami hari ini.
Namun satu yang pasti, kepolisian RI telah sekali lagi menyakiti masyarakat tanpa sebab dan kembali kehilangan kepercayaan kami, masyarakat Indonesia, sebagai pemegang kedaulatan dan pembayar pajak di negeri ini..
0
13.7K
Kutip
136
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan