- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Penjelasan Rini soal 'matahari kembar' dalam Pertamina


TS
BeritagarID
Penjelasan Rini soal 'matahari kembar' dalam Pertamina

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) dan Wakil Dirut (Wadirut) PT Pertamina (Persero) pada Jumat (3/2/2017).
Pencopotan keduanya ini didasari oleh keputusan dewan komisaris Pertamina dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada hari yang sama dengan keputusan pencopotan.
Selain pencopotan keduanya, Dewan Komisaris juga memutuskan untuk menghapus jabatan Wadirut Pertamina untuk kepemimpinan selanjutnya.
Sebagai menteri yang menggawangi perusahaan-perusahaan pelat merah, Rini Soemarno mengklaim keputusan ini juga sudah mendapatkan restu dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Alasannya, tidak adanya keharmonisan dalam praktik pembagian tugas antara Dirut dan Wadirut Pertamina.
Presiden Jokowi, dikatakan Rini, juga telah mencium adanya permasalahan yang ramai disebut dengan "matahari kembar" atau dualisme kepemimpinan dalam tubuh Pertamina melalui maraknya pemberitaan di media massa terkait kinerja keduanya.
"Atas usulan (Dewan Komisaris) itu, kemarin saya melapor kepada Presiden, kemudian Bapak Presiden menginstruksikan kepada saya, ya sudah saya lakukan," ujar Rini.
Menurut Rini, ketidakstabilan dalam kepemimpinan sangat rentan bagi perusahaan seperti Pertamina yang terlibat oleh banyak proyek-proyek besar nasional yang nilai totalnya bisa mencapai Rp700 triliun.
Sebut saja seperti revitalisasi kilang Cilacap dan penambahan kapasitas, kemudian Balikpapan, Dumai, kemudian juga GRR (Grass Root Recovery) yang ada di Tuban.
"Selain itu kita juga mendorong bagaimana optimalisasi TPPI (Trans-Pacific Petrochemical Indotama) yang sudah diambil alih, berikut dengan upaya pencarian potensi sumber minyak baru," jelas Rini.
Dan yang terpenting, sambung Rini, adalah pinjaman luar negeri Pertamina yang cukup besar serta tanggung jawabnya untuk pendistribusian bahan bakar minyak (BBM).
Terkait penghapusan jabatan Wadirut, Rini mengatakan selanjutnya hanya akan ada satu Direktur Utama dengan didampingi sejumlah direktur-direktur.
"Dengan melihat kejadian ini, ada dua kepemimpinan dianggap tidak tepat, karena itu posisi Wadirut dihilangkan," katanya.
Rini tidak menjelaskan lebih jauh terkait konflik yang diduga terjadi di antara keduanya, karena setiap kali dirinya mencoba untuk mengonfirmasi hal ini, kedua-keduanya selalu mengaku tidak terjadi apa-apa. "Tetapi ternyata di luar ada apa-apa," tutur Rini.
Meski menganggap jabatan Wadirut tidak berfungsi, namun baik Dewan Komisaris maupun Rini sepakat untuk mencopot keduanya dengan pertimbangan keduanya tidak berhasil mengesampingkan konflik di antara mereka.
"Persoalannya kalau saya melihatnya maaf ya, maaf Pak Dwi, maaf Pak Ahmad Bambang, masalahnya personality," tekan Rini.
Kekosongan jabatan Dirut Pertamina ini pun diisi oleh Yenni Andayani untuk 30 hari ke depan. Yenni bukanlah orang luar Pertamina. Dilansir dari situs resmi Pertamina, Yenni terakhir menjabat sebagai Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina sejak 28 November 2014.
Perjalanan karier Yenni di Pertamina dimulai pada 1991. Saat itu ia langsung dipercaya untuk memegang posisi Dirut PT Nusantara Gas Company Services di Osaka, Jepang. Kemudian ia menjabat sebagai Dirut PT Donggi-Senoro LNG (2009-2012), dan Senior Vice President Gas and Power, Direktorat Gas Pertamina (2013-2014).
Wanita berusia 52 tahun ini adalah satu-satunya direktur wanita Pertamina saat ini. Sebelum bergabung dengan Pertamina, Yenni pernah mendapatkan kesempatan magang di perusahaan ternama di Washington DC, Amerika Serikat. Yenni pun pernah mencoba peruntungan dengan mendaftar sebagai jurnalis di harian Kompas dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Rini mengatakan, pengisian jabatan Dirut Pertamina akan diserahkan kepada usulan yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Kesempatannya pun tak hanya orang dalam saja, tetapi juga orang di luar Pertamina yang memiiki kecakapan yang mumpuni.
"Pada akhirnya, Dirut kami usulkan ke Presiden, nanti Presiden yang akan menentukan," tandasnya.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...alam-pertamina
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-





nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
3.5K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan