Kumpulan jejak ini ditemukan terkubur di dalam lumpur. Diduga, jejak tersebut masih terawat dengan baik karena terkubur di dalam lumpur bekas erupsi gunung apidi dekatnya.

"Ini adalah situs yang sangat rumit. Ada satu daerah di mana ada begitu banyak cetakan. Kami juluki area tersebut sebagai ‘dance hal’, karena saya belum pernah melihat begitu banyak cetakan di satu tempat. Itu benar-benar gila," ujar William Harcourt-Smith, seorang ahli paleoantropologi.

Menurut peneliti lainnya, Liutkus-Pierce, jejak kaki ini memiliki usia sekira 19 ribu tahun. Ia melanjutkan bahwa penemuan ini dapat menjadi alat untuk menelusuri para leluhur manusia.

"Jejak kaki ini menambah catatan unik dari situs jejak fosil di seluruh dunia. Penemuan ini dapat menuju riwayat nenek moyang kita selama masa Pleistosen," ujarnya.

Setelah penemuan ini, tim peneliti akan mencoba untuk melestarikan kumpulan jejak kaki ini agar tidak hilang. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail.