JawaPos.com - Pada sidang lanjutan perkara dugaan penistaan agama, tim penasihat hukum terdakwa, Basuki Tjahaja Purnama, berusaha mencecar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, saksi ahli, yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Bahkan pengacara Gubernur DKI nonaktif itu mencari berupaya keras mencari kesalahan saksi ahli tersebut.

Hal itu terkait dengan Ma'ruf Amin sebagai mantan anggota dewan pertimbangan presiden (Wantimpres) Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu dikaitkan Ma'ruf Amin juga dikaitkan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mulanya kuasa hukum Ahok menyinggung soal ucapan Ma'ruf terkait Surah Al-Maidah Ayat 51 yang jadi polemik.

"Tadi anda bilang kita kalau pilih pemimpin gak boleh Yahudi dan Nasrani. Bagaimana anda berkata itu, apakah bisa digunakan membangun bangsa?" kata salah satu kuasa hukum Ahok.

Berita Terkait
Polisi Buru Tersangka Baru di Kasus Penistaan Agama


Lalu disinggung pula kepemimpinan Donald Trump di Amerika saat ini yang baru saja mengelurkan kebijakan kontroversial dan mengaitkannya dengan pernyataan Ma'ruf.

"Di Amerika, Donald trump mengeluarkan kebijakan imigran yang kontroversial, gimana dikaitkan dengan pernyataan anda?" tuturnya.

Mendapati pertanyaan itu, Ma'ruf ogah memberikan jawaban. Menurutnya, pertanyaan itu tak ada kaitannya dengan pokok perkara. Sehingga, dia enggan memberikan jawaban. "Sudah tak relevan, sudah ke mana-mana pertanyannya. Bukan porsi saya," tegas Ma'ruf.

Namun, kuasa hukum Ahok tetap bersikeras dan merasa bahwa pertanyannya sangat relevan. Antara kuasa hukum dan Ma'ruf lantas berdebat dan majelis hakim langsung menengahi.

Majelis hakim mengatakan, bila memang Ma'ruf bersedia menjawab maka boleh dijawab, namun, apabila tidak, juga tak apa. "Saya tidak mau menjawab," kata Ma'ruf.

Diketahui, ini adalah sidang ke-8 kasus penistaan agama. Ahok sebagai terdakwa dianggap menistakan agama melalui pidatonya di Kepulauan Seribu. Di mana dia menyinggung soal Surah Al-Maidah ayat 51. (elf/JPG)

http://www.jawapos.com/read/2017/01/31/106320/pukulan-telak-ketua-mui-terhadap-cecaran-penasihat-hukum-ahok

Melantur kok ya nemen, kasihan Trump ga ikut2, dibawa