Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victim.of.jeepAvatar border
TS
victim.of.jeep
Gile! Telur Direbus Dalam Cairan Pipis dari Toilet Sekolah Ini Sangat Digemari
Gile! Telur Direbus Dalam Cairan Pipis dari Toilet Sekolah Ini Sangat Digemari



TRIBUNMANADO.CO.ID - Traveler bukan cuma Jepang yang hobi banget bikin yang unik-unik.

Negara tetangganya yaitu China juga melakukan hal serupa.

Nah, jika kamu sampai di negara ini jangan melongo kalau melihat hal aneh dan nggak lazim kerena bagi mereka sudah jadi kewajaran loh guys.

Satu dari sekian banyaknya hal aneh di China adalah makanan kaki lima yaitu telur rebus alias virgin boy egg.

Tampak fisik memang nggak ada yang aneh.

Namun, fantastis telur ini dimasak dengan cara direbus dengan campuran bahan yang bikin kamu merinding guys.

Mau tahu?

Well, telur-telur ayam ini direbus menggunakan air seni anak-anak loh.

Duh, air yang digunakan juga nggak sembarang guys, yang utama digunakan untuk memasak adalah urin dari anak-anak umur 10 tahun.

Eits, para penjual ini mengumpulkan air vigin dari sekolah dasar di China, khususnya di sebuah kota bernama Dongyang yang terletak di Provinsi Zhejiang.

Jangan salah guys, meski kelihatannya unik dan nggak lazim namun kuliner ini dianggap sebagai warisan budaya leluhur loh.

Selagi hangat telur ini harus cepat disantap loh guys.

Harga virgin egg boy ini pun lebih mahal dibandingkan telurrebus biasa karena dibutuh waktu seharian untuk merebus telurini agar kematangannya pas.

Konon, telur ini bermanfaat untuk kesehatan lho.

Eit tapi tunggu dulu. Di Negeri Tirai Bambu juga banyak kuliner ekstrem.   Anda juga dapat menjajal kuliner unik yang hadir di sepanjang jalan Wangfujing, Beijing.

Di sana, Anda bisa menemukan penjaja makanan aneh mulai dari kalajengking, ulat sagu, kepompong, bintang laut, kelabang, laba-laba, kumbang, hingga kecoak.

Serangga liar dan binatang laut tersebut digoreng kering dalam bentuk sate tanpa tambahan bumbu atau saus di atasnya. Untuk satu tusuk, serangga goreng tersebut dijual dengan harga 10-20 Yuan atau sekitar Rp 20.000 hingga Rp 40.000.

Anda pasti bergidik ketika pertama kali melihat serangga-serangga tak lazim itu disajikan sebagai hidangan. Namun mengenai rasanya, janganlah mengambil kesimpulan sebelum Anda mencobanya sendiri.

Seorang wisatawan yang mencoba satu tusuk ulat sagu mengaku terkejut ketika merasakan gurihnya serangga goreng itu. "Enak kok rasanya, gurih, garing, uletnya enak," ujar Denny yang ditemui di Jalan Wanfujing, pertengahan Maret 2014.

Denny memberanikan diri mencoba makanan ekstrem tersebut karena penasaran akan rasanya.

Namun bagi Anda yang takut mencoba, jangan khawatir. Arena kuliner Wangfujing juga menghadirkan aneka makanan yang lebih akrab dengan lidah Asia seperti mi rebus, mi goreng, seafood, hingga sate aneka daging.

Ada pula makanan berlabel halal bagi Anda yang menganut agama Islam. Kios berlabel halal tersebut menjual sate dari bagian tubuh kambing mulai dari dagingnya, ginjal, hati, hingga alat kelamin kambing.

Teman Denny, Ilham, mencoba sate daging kambing yang dijajakan salah satu kios berlabel halal tersebut. "Enak rasanya, sate kambing dengan nuansa ramuan Arab begitu, ditambah merica sepertinya," tutur Ilham menceritakan rasa sate kambing ala Wangfujing yang dia coba malam itu.

Untuk satu tusuk sate daging kambing, Ilham membayar 5 Yuan atau sekitar Rp 10.000. Menurutnya, kios berlabel halal itu menjual daging kambing dengan harga variatif mulai dari 5 hingga 10 Yuan.

Selain daging-dagingan, wisata kuliner Wangfujing menghadirkan makanan menarik lainnya seperti manisan buah khas Beijing, serta bakpao dengan aneka bentuk yang menarik. Ada bakpao berbentuk kelinci, babi, hingga bunga mawar dengan aneka warna.

Suasana kawasan wisata kuliner Wangfujing juga terasa nyaman bagi para turis. Tenda-tenda penjual makanan berderet rapi di sisi kanan jalan dengan warna dan ukuran yang diseragamkan. Semua pedagangnya pun tampak mengenakan seragam putih yang dipadu dengan celemek dan topi merah.

Ruas jalan Wangfujing terlihat cukup bersih dan nyaman bagi wisatawan untuk menyusurinya dengan berjalan kaki. Anda tak perlu khawatir terserempet kendaraan karena Wangfujing dikhususkan bagi pejalan kaki.

Jalan sepanjang 1,5 Kilometer itu tidak hanya terkenal dengan kuliner ekstremnya. Di sisi kiri dan kanan Wangfujing juga berdiri toko-toko yang menjual pakaian, suvenir, makanan kemasan, makanan siap saji, barang elektronik, hingga mainan. Ada juga toko barang bermerek seperti Apple Store, Zara, dan Forever 21.

Tak jauh dari pertokoan, berdiri gereja St Joseph yang dibangun sejak 1653. Saat Kompas.com melintasi gereja tersebut, terlihat beberapa pasangan tengah berlatih dansa dengan diiringi musik yang mengalun lembut. Cahaya lampu dari arah gereja tampak menambah romantisnya malam itu.

Sementara itu, di seberang gereja, tampak sekelompok warga lokal membawakan tarian modern dengan musik yang lebih nge-beat. Sesekali, mereka terlihat mengajak wisatawan untuk ikut menari bersama. Gerakan para penari dan iringan musik menambah meriahnya Jalan Wangfujing di kala malam.(kompas.com/tribuntravel)

http://manado.tribunnews.com/2016/11...angat-digemari
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
4.3K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan