- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
“Katanya” Hidup Cuma Sekali, Tapi Kok…


TS
kucingkencing
“Katanya” Hidup Cuma Sekali, Tapi Kok…

Quote:

“You only live once”, Inilah cara ngeles anak muda masa kini menikmati hidup dengan cara bersenang-senang. Party, mabok-mabokkan, traveling, sampai-sampai melebihi batas atas nama hidup. Pertanyaannya, apakah maksud dari kata-kata itu adalah menikmati hidup sesukamu?
Yup, padahal kita bisa mengartikan berbagai macam makna yang terkandung dari kata itu. Hidup cuma sekali, bukan berarti kamu suka-suka bisa melebihi batas, tetapi ada hal lain yang bisa kamu renungkan, sejenak saja, bahwa ada banyak hal-hal yang kamu lupakan, padahal kamu cuma hidup sekali.

Apa saja itu? Mungkin hal-hal di bawah ini bisa menjadi jawabannya, seperti yang dituturkan oleh host cantik Cl*ponYu, Dinda Kenya berikut:
Quote:
Hidup cuma sekali, tapi kok hampir separuh lebih hidupnya cuma dihabiskan dengan “mengabdi” sama kapitalis?

Saat menginjak dewasa (bahkan di antaranya ada yang belum), kita sudah “dipaksa” bekerja. Berapa lama kita kerja? Hitung saja, paling minim 8 jam, lima hari seminggu. Kasarnya, hampir sebagian waktu kita hanya dihabiskan untuk pekerjaan, atasan, kapitalisme, materi, demi meraup mimpi berupa pundi-pundi.
“Dipaksa”, karena katanya, kalo gak kerja, mau makan apa? Mau makan batu? Namun, yang disayangkan, pekerjaan ini membuat kita lupa, lupa akan arti hidup yang sebenarnya, yaitu menikmati hidup. Padahal, hidup hanya sekali, bukan?
Quote:
Hidup cuma sekali, tapi kok waktu kecil ngedumel, ketika dewasa mendadak lupa

Orang tua. Bisakah kita megukur seberapa besar jasanya? Apa jadinya kita bila tanpa mereka? Namun, apa yang terjadi, saat baru lahir hingga sekolah, yang kita lakukan hanya ngeluh kepada mereka, bahkan gak jarang, kita kesal dan marah. Oke, hal ini wajar karena kita belum dewasa dan benar-benar menggunakan akal sehat yang baik. Tapi sayangnya, ketika dewasa, kita terlalu sibuk dengan diri kita sendiri, hingga akhirnya kita mendadak lupa akan keberadaan mereka. Pertanyaannya, apa bedanya kita saat ini dengan waktu kecil dulu?
Quote:
Hidup cuma sekali, tapi kok menganggap bahagia itu sama dengan punya banyak materi?

Kita terlalu peduli dengan duniawi, hingga akhirnya kita terlalu sibuk dengan materi. Ujung-ujungnya, kita mendewakan yang namanya harta. Bahkan, seolah-olah kebahagiaan seseorang itu diukur berapa digit uang yang mereka miliki. Apakah ini benar adanya? Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang?
Benarkah sedikit senyuman dari orang terdekat gak bisa bikin kita bahagia? Apakah sebuah pelukan hangat gak ada apa-apanya dengan uang segepok? Apakah merenung dan bersyukur sudah tidak ada harganya lagi?
Quote:
Hidup cuma sekali, tapi kok ingat kalo lagi susah, dan lupa kalo lagi senang

Miris rasanya jika kita mengatas namakan hidup cuma sekali dan menghabiskan hidup hanya untuk bersenang-senang. Apalagi, saat-saat ini membuat kita lupa pada-Nya, lupa seberapa baiknya Dia, lupa bagaimana cara berterima kasih atas apa yang Ia berikan.
Lebih buruk lagi, kita ingat hanya ketika susah. Ketika ujian dianggap sebagai cobaan. Ketika gak terima saat roda kehidupannya berada di bawah.
Quote:
Hidup cuma sekali, tapi kok membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain?

Waktu kita di dunia ini sangatlah terbatas, jangan sampai, sisa hidup kita hanya dihabiskan untuk membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain! Di saat orang lain senang, kita iri dan gak mau kalah. Di saat orang lain susah, kita tertawa dan pura-pura simpati. Yang bisa kita lakukan, hanyalah menilai. Apakah hidup ini hanya kita habiskan untuk hal-hal seperti ini?
Hidup cuma sekali, tapi janganlah kita sia-siakan.
Diubah oleh kucingkencing 28-01-2017 16:49






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
39K
Kutip
272
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan