- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Polisi Layangkan Panggilan Resmi ke Panitia Diksar Mapala UII


TS
nartobantul
Polisi Layangkan Panggilan Resmi ke Panitia Diksar Mapala UII
Quote:
Quote:

Olah TKP lanjutan di lokasi penyelenggaraan diksar, Tlogodringo, Tawangmangu. (Foto: Abdul Alim)
Quote:
KARANGANYAR (KRjogja.com) - Polres Karanganyar melayangkan surat pemanggilan resmi ke panitia Diksar The Great Camping ke-37 Mapala UII untuk menjalani pemeriksaan di Mapolres pada Senin (30/1/2017). Seiring hal itu, kasus dugaan kekerasan yang menyebabkan tiga mahasiswa UII meninggal dunia bakal diungkap dalam waktu dekat.
“Panitia Diksar meminta tim penyidik membuat dulu surat pemanggilan. Tentu akan kami buatkan untuk memudahkan pemeriksaan. Rencananya, mereka akan diperiksa di Mapolres Senin besok,” kata Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan di Mapolresta Surakarta, Kamis (26/1/2017).
Penting diketahui, tak adanya surat pemanggilan itu menjadi alasan panitia menolak diperiksa penyidik pada Rabu (25/1/2017). Terkait pemanggilan, Polres juga berkoordinasi dengan rektorat UII agar panitia diksar lebih kooperatif. Ade tak menampik hasil pemeriksaan panitia penting dalam mengusut sosok paling bertanggung jawab terhadap kematian para korban. Hanya saja untuk menentukan tersangka perlu melalui tahapan gelar perkara secara internal. Sambil menanti prosesnya, tim Sat Serse Kriminal Umum dan Intelkam terus mengoptimalkan upaya lidik dan sidik sekaligus menunggu hasil otopsi jenazah Syaits Asyam dan Ilham Nurfadmi Listia Adi dari RSUP Dr Sardjito.
“Otopsi sudah dilakukan pihak RS, namun hasil resmi belum diterima penyidik,” katanya seraya menyebut 11 saksi yang diperiksa dari keluarga korban sampai rekan-rekannya, kini berkembang menjadi 21 orang.
Diwawancara di lokasi sama, Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Firli memastikan penyidik berusaha maksimal mengungkap kasus tersebut. Ia pun berani memastikan identitas calon tersangka akan dikantongi polisi pekan ini.
Sementara itu di Tlogodringo, Gondosuli, Tawangmangu, polisi kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Watulumbung guna mencari tambahan bukti. Di bekas tempat penyelenggaraan diksar yang telah terpasang garis polisi itu, tim inafis terlihat menyisir area. Mereka mengais di bekas perapian kemudian merekam gambar aktivitas itu. Diamankan beberapa barang, salah satunya mirip patahan dahan.
Berdasarkan hasil olah TKP lanjutan, diketahui pendirian tenda panitia berada di ketinggian 1.798 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan lokasi diklat peserta jauh lebih tinggi, yakni di level 1.818 mdpl. Diinformasikan pula, terdapat aktivitas cukup berisiko bagi peserta saat mengambil air. Mereka harus mendaki tebing curam menuju sumber air kemudian membawanya turun ke bawah di perkemahan. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam berjalan kaki dari basecamp induk menuju lokasi menanjak penyelenggaraan diksar. Rute ini menembus hutan dan bukit yang seringkali tertutup kabut.
Ditemui di kantornya, Kepala Puskesmas Tawangmangu, dr Supardi menyebutkan tubuh korban atas nama Muhammad fadli sudah kaku ketika sampai di puskesmas, Jumat (20/1/2017) sore.
“Kemungkinan korban sudah meninggal sekitar tiga sampai empat jam sebelumnya,” katanya.
Ia menduga korban meninggal dunia di lokasi diksar mengingat hanya butuh waktu sekitar satu jam menjangkau puskesmas dari Tlogodringo.
“Karena sudah meninggal, lalu dikirim ke kamar mayat RSUD Karanganyar,” katanya.
Namun ia sempat memeriksa jasad, dimana didapati luka goresan pada dada bagian bawah, tangan kiri serta kedua kaki. Meski demikian ia tidak bisa memastikan apakah luka akibat kekerasan atau kecelakaan. (R-10)
“Panitia Diksar meminta tim penyidik membuat dulu surat pemanggilan. Tentu akan kami buatkan untuk memudahkan pemeriksaan. Rencananya, mereka akan diperiksa di Mapolres Senin besok,” kata Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan di Mapolresta Surakarta, Kamis (26/1/2017).
Penting diketahui, tak adanya surat pemanggilan itu menjadi alasan panitia menolak diperiksa penyidik pada Rabu (25/1/2017). Terkait pemanggilan, Polres juga berkoordinasi dengan rektorat UII agar panitia diksar lebih kooperatif. Ade tak menampik hasil pemeriksaan panitia penting dalam mengusut sosok paling bertanggung jawab terhadap kematian para korban. Hanya saja untuk menentukan tersangka perlu melalui tahapan gelar perkara secara internal. Sambil menanti prosesnya, tim Sat Serse Kriminal Umum dan Intelkam terus mengoptimalkan upaya lidik dan sidik sekaligus menunggu hasil otopsi jenazah Syaits Asyam dan Ilham Nurfadmi Listia Adi dari RSUP Dr Sardjito.
“Otopsi sudah dilakukan pihak RS, namun hasil resmi belum diterima penyidik,” katanya seraya menyebut 11 saksi yang diperiksa dari keluarga korban sampai rekan-rekannya, kini berkembang menjadi 21 orang.
Diwawancara di lokasi sama, Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Firli memastikan penyidik berusaha maksimal mengungkap kasus tersebut. Ia pun berani memastikan identitas calon tersangka akan dikantongi polisi pekan ini.
Sementara itu di Tlogodringo, Gondosuli, Tawangmangu, polisi kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Watulumbung guna mencari tambahan bukti. Di bekas tempat penyelenggaraan diksar yang telah terpasang garis polisi itu, tim inafis terlihat menyisir area. Mereka mengais di bekas perapian kemudian merekam gambar aktivitas itu. Diamankan beberapa barang, salah satunya mirip patahan dahan.
Berdasarkan hasil olah TKP lanjutan, diketahui pendirian tenda panitia berada di ketinggian 1.798 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan lokasi diklat peserta jauh lebih tinggi, yakni di level 1.818 mdpl. Diinformasikan pula, terdapat aktivitas cukup berisiko bagi peserta saat mengambil air. Mereka harus mendaki tebing curam menuju sumber air kemudian membawanya turun ke bawah di perkemahan. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam berjalan kaki dari basecamp induk menuju lokasi menanjak penyelenggaraan diksar. Rute ini menembus hutan dan bukit yang seringkali tertutup kabut.
Ditemui di kantornya, Kepala Puskesmas Tawangmangu, dr Supardi menyebutkan tubuh korban atas nama Muhammad fadli sudah kaku ketika sampai di puskesmas, Jumat (20/1/2017) sore.
“Kemungkinan korban sudah meninggal sekitar tiga sampai empat jam sebelumnya,” katanya.
Ia menduga korban meninggal dunia di lokasi diksar mengingat hanya butuh waktu sekitar satu jam menjangkau puskesmas dari Tlogodringo.
“Karena sudah meninggal, lalu dikirim ke kamar mayat RSUD Karanganyar,” katanya.
Namun ia sempat memeriksa jasad, dimana didapati luka goresan pada dada bagian bawah, tangan kiri serta kedua kaki. Meski demikian ia tidak bisa memastikan apakah luka akibat kekerasan atau kecelakaan. (R-10)
0
1.4K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan