- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pertandingan paling brutal dalam sejarah Piala Dunia


TS
aldibacok
Pertandingan paling brutal dalam sejarah Piala Dunia



二兎を追う者は一兎をも得ず。(One who chases after two hares won't catch even one) / Trying to do two things at once will make you fail in both.


Well, ane tau apa yang agan-agan pikirin waktu ngeliat judul ni trit, list ini memang memuat konten yang isinya cukup "negatif" bagi sejarah sepakbola dunia
. Tapi, menurut ane ini adalah topik yang sangat entertaining banget, karena tidak ada banyak yang tahu jika gelaran akbar sepakbola 5 tahunan ini memiliki sebuah memori kelam di dalam beberapa pertandingannya
.
Sebagian besar matches yang ada dalam list ini " di nobatkan " sebagai " The Battle " atau Pertempuran / Pertarungan , bukan " Game " atau permainan , yang memang sewajarnya digunakan untuk menggambarkan pertandingan sepakbola. Jika agan berfikir kalo sepakbola jaman dulu permainannya lebih kasar dari era modern sekarang ini, itu SALAH BESAR ! . 2 dari list pertandingan brutal di Piala Dunia ini berasal dari era modern sepakbola dunia, dan negara yang 2 kali terlibat dalam 2 duel ini pun dikenal sebagai pencetus sebuah inovasi yang mengubah visi bermain sepakbola dunia, yaitu " TOTAAL VOETBAL / TOTAL FOOTBALL " , apa agan tau team dari negara mana yang dimaksud ?


Sebagian besar matches yang ada dalam list ini " di nobatkan " sebagai " The Battle " atau Pertempuran / Pertarungan , bukan " Game " atau permainan , yang memang sewajarnya digunakan untuk menggambarkan pertandingan sepakbola. Jika agan berfikir kalo sepakbola jaman dulu permainannya lebih kasar dari era modern sekarang ini, itu SALAH BESAR ! . 2 dari list pertandingan brutal di Piala Dunia ini berasal dari era modern sepakbola dunia, dan negara yang 2 kali terlibat dalam 2 duel ini pun dikenal sebagai pencetus sebuah inovasi yang mengubah visi bermain sepakbola dunia, yaitu " TOTAAL VOETBAL / TOTAL FOOTBALL " , apa agan tau team dari negara mana yang dimaksud ?


Spoiler for Cek Repost:

Udah ane survey, mau nulis kata kunci " pertandingan kotor / terkotor" , " pertandingan brutal / terbrutal " , " piala dunia brutal / kasar (yang kasar ada sih, tapi cuman bahas WC 2010 doang) " , kaga ade yang bahas ini ganz
. Sumfah ane zuzur
.



Quote:
Quote:
Brazil vs. Czechoslovakia (Perempatfinal Piala Dunia 1938) – ‘The Battle of Bordeaux’
Stade du Parc Lescure, Bordeaux (12 June 1938)

Setelah World War / Perang Dunia pertama berakhir, sepuluh tahun kemudian "perang" yang sangat brutal kembali terjadi di belahan Eropa, tepatnya di kota Bordeaux, Prancis. Perang yang dimaksud bukanlah orang-orang yang bersenjata dan menembakan pelurunya secara membabi buta kehadapan musuhnya, tapi pertempuran brutal dalam sebuah event akbar yang bernama Piala Dunia / World Cup. Ya, ini adalah " World Cup War" pertama yang terjadi ketika Brazil bertanding dengan Czechoslovakia di Perempatfinal Piala Dunia tahun 1938 di Prancis, atau yang sering disebut sebagai " Battle of Bordeaux ".

Untuk sebuah event yang masih "hijau" (World Cup yang pertama digelar pada 1930, tahun 1938 adalah kali ketiga World Cup dihelat), hal ini bukanlah ajang promosi yang baik bagi masyarakat dunia, dan pertandingan ini juga masih menjadi aib dan luka yang permanen bagi FIFA.

Sebuah kebetulan yang sangat "buruk" bahwa Stadion baru di kota Bordeaux, Stade du Parc Lescure, yang diresmikan pada 12 Juni 1938, bertepatan dengan duel perempatfinal antara Brazil, team favorit juara bersama Italia, melawan Czechoslovakia, sebuah negara kejutan dengan style permainan yang sangat kontras dengan Brazil.

Sebelum duel ini dimulai, Brazil dengan susah payah berhasil menaklukan Polandiadengan skor 6-5 dengan Hattrick yang dilesatkan oleh Top Scorer mereka, Leonidas da Silva. Dan kemudian, Ernst Wilimowski, striker Polandia yang mencetak 4 gol (pemain pertama yang berhasil mencetak 4 gol dalam 1 pertandingan piala dunia) dalam pertandingan ini, secara sportif memberikan ucapan " Good Luck " kepada team Brazil melalui Telegram sebelum perempat final dimulai.
Sedangkan untuk Czechoslovakia, di putaran pertama mereka ditahan imbang oleh Belanda selama 90 menit sebelum akhirnya Josef Kostalek, Josef Zeman dan Oldrich Nejedly secara bergantian membobol gawang Adriaan Van Male di extra time. Brazil dan Czechoslovakia memiliki squad yang bertabur bintang sehingga para fans sepakbola diseluruh dunia sangat menantikan pertandingan ini.

Semua kebrutalan dalam pertandingan dimulai dari seperempat jam babak pertama dimana Zeze Procopiotanpa tedeng eling menendang Oldrich Nejedly, dan tentu saja Zeze langsung dikeluarkan oleh wasit. Dan Sayangnya, ini hanyalah sebuah awal dari chaos yang akan terjadi dalam pertandingan ini. 30 menit kemudian, hanya beberapa menit sebelum jeda babak pertama, Arthur Machado (Brazil) dan Jan Riha (Czechoslovakia) terlibat dalam perkelahian dan hal ini terlihat oleh Paul van Hertzka, sang pengadil lapangan, sehingga mereka berdua harus diusir.

Sebelum kedua pemain ini diusir, pada menit ke 30, Leonidas membawa Brazil unggul melalui solo runnya menembus pertahanan Czechoslovakia yang sangat ketat dan tendangan kaki kirinya menembus jala Frantisek Planicka. Kedua kubu bermain semakin kasar dan brutal di babak kedua dan membuat wasit Hertzka sangat kesulitan untuk mengontrol pertandingan dan berfikir keras untuk menentukan pilihan.

Czechoslovakia akhirnya bisa menyamakan kedudukan setelah Nejedly mencetak goal dari titik penalti setelah Domingo da Guiamelakukan handsball di kotak penalti Brazil. Akan tetapi, setelah mencetak goal, Nejedly langsung dipapah keluar lapangan karena cedera dikakinya yang serius, kiper sekaligus kapten dari Czechs, Frantisek Planicka, beberapa menit kemudian juga harus mengikuti Nejedly karena tangan kanannya patah. Josef Krostalek juga mengalami cedera pada perutnya.

Setelah 90 menit skor masih sama 1-1, dilanjutkan dengan extra time, Nejedly tidak bisa melanjutkan permainan karena kaki kanannya patah, tapi Planicka kembali ke lapangan meskipun harus menahan rasa sakit di tangannya. 3 pemain Brazil termasuk Leonidas (yang sebelumnya juga cedera tapi bisa melanjutkan permainan di babak pertama) dan Peracio juga mengalami cedera dan harus keluar dari lapangan. Dan akhirnya, mereka harus puas bermain imbang 1-1 hingga peluit akhir ditiup.
" The Battle of Bordeaux" menghasilkan 3 "Kartu merah" (pertama kalinya dalam sejarah World Cup 3 orang dikeluarkan dalam 1 pertandingan. Pada saat ini, kartu merah belum dikenal oleh FIFA, jadi pemain yang berbuat kasar di lapangan akan di usir oleh wasit), 5 pemain cedera dan bahkan 4 dari mereka tidak bisa melanjutkan permainan. Dalam pertandingan replay pada 12 Juni 1938, Brazil membuktikan bahwa merekalah sang favorit juara dengan menjungkirkan Czechoslovakia 2-1.

Poster promo FIFA World Cup 1938
Untuk sebuah event yang masih "hijau" (World Cup yang pertama digelar pada 1930, tahun 1938 adalah kali ketiga World Cup dihelat), hal ini bukanlah ajang promosi yang baik bagi masyarakat dunia, dan pertandingan ini juga masih menjadi aib dan luka yang permanen bagi FIFA.

Stade du Parc Lescure, Bordeaux
Sebuah kebetulan yang sangat "buruk" bahwa Stadion baru di kota Bordeaux, Stade du Parc Lescure, yang diresmikan pada 12 Juni 1938, bertepatan dengan duel perempatfinal antara Brazil, team favorit juara bersama Italia, melawan Czechoslovakia, sebuah negara kejutan dengan style permainan yang sangat kontras dengan Brazil.

Leonidas
Sebelum duel ini dimulai, Brazil dengan susah payah berhasil menaklukan Polandiadengan skor 6-5 dengan Hattrick yang dilesatkan oleh Top Scorer mereka, Leonidas da Silva. Dan kemudian, Ernst Wilimowski, striker Polandia yang mencetak 4 gol (pemain pertama yang berhasil mencetak 4 gol dalam 1 pertandingan piala dunia) dalam pertandingan ini, secara sportif memberikan ucapan " Good Luck " kepada team Brazil melalui Telegram sebelum perempat final dimulai.
Sedangkan untuk Czechoslovakia, di putaran pertama mereka ditahan imbang oleh Belanda selama 90 menit sebelum akhirnya Josef Kostalek, Josef Zeman dan Oldrich Nejedly secara bergantian membobol gawang Adriaan Van Male di extra time. Brazil dan Czechoslovakia memiliki squad yang bertabur bintang sehingga para fans sepakbola diseluruh dunia sangat menantikan pertandingan ini.

Oldrich Nejedly terkapar setelah diterjang Zeze
Semua kebrutalan dalam pertandingan dimulai dari seperempat jam babak pertama dimana Zeze Procopiotanpa tedeng eling menendang Oldrich Nejedly, dan tentu saja Zeze langsung dikeluarkan oleh wasit. Dan Sayangnya, ini hanyalah sebuah awal dari chaos yang akan terjadi dalam pertandingan ini. 30 menit kemudian, hanya beberapa menit sebelum jeda babak pertama, Arthur Machado (Brazil) dan Jan Riha (Czechoslovakia) terlibat dalam perkelahian dan hal ini terlihat oleh Paul van Hertzka, sang pengadil lapangan, sehingga mereka berdua harus diusir.

Leonidas membawa Brazil unggul
Sebelum kedua pemain ini diusir, pada menit ke 30, Leonidas membawa Brazil unggul melalui solo runnya menembus pertahanan Czechoslovakia yang sangat ketat dan tendangan kaki kirinya menembus jala Frantisek Planicka. Kedua kubu bermain semakin kasar dan brutal di babak kedua dan membuat wasit Hertzka sangat kesulitan untuk mengontrol pertandingan dan berfikir keras untuk menentukan pilihan.

Penalti Nejedly membuat skor 1-1
Czechoslovakia akhirnya bisa menyamakan kedudukan setelah Nejedly mencetak goal dari titik penalti setelah Domingo da Guiamelakukan handsball di kotak penalti Brazil. Akan tetapi, setelah mencetak goal, Nejedly langsung dipapah keluar lapangan karena cedera dikakinya yang serius, kiper sekaligus kapten dari Czechs, Frantisek Planicka, beberapa menit kemudian juga harus mengikuti Nejedly karena tangan kanannya patah. Josef Krostalek juga mengalami cedera pada perutnya.

Sambil menahan sakit di tangannya, Planicka berjibaku menahan serangan gencar Brazil
Setelah 90 menit skor masih sama 1-1, dilanjutkan dengan extra time, Nejedly tidak bisa melanjutkan permainan karena kaki kanannya patah, tapi Planicka kembali ke lapangan meskipun harus menahan rasa sakit di tangannya. 3 pemain Brazil termasuk Leonidas (yang sebelumnya juga cedera tapi bisa melanjutkan permainan di babak pertama) dan Peracio juga mengalami cedera dan harus keluar dari lapangan. Dan akhirnya, mereka harus puas bermain imbang 1-1 hingga peluit akhir ditiup.
" The Battle of Bordeaux" menghasilkan 3 "Kartu merah" (pertama kalinya dalam sejarah World Cup 3 orang dikeluarkan dalam 1 pertandingan. Pada saat ini, kartu merah belum dikenal oleh FIFA, jadi pemain yang berbuat kasar di lapangan akan di usir oleh wasit), 5 pemain cedera dan bahkan 4 dari mereka tidak bisa melanjutkan permainan. Dalam pertandingan replay pada 12 Juni 1938, Brazil membuktikan bahwa merekalah sang favorit juara dengan menjungkirkan Czechoslovakia 2-1.
Spoiler for Yang mau baper pertandingan ini silahkan kemari:


Quote:
Quote:
Hungaria vs. Brazil (Perempatfinal Piala Dunia 1954) – ‘The Battle of Berne’
Wankdorf Stadium, Berne (27 Juni 1954)

"Tidak pernah dalam hidup saya menyaksikan tekel dan ganjalan yang begitu mengerikan," demikian komentar koresponden The Timesketika menyaksikan pertandingan Brazil lawan Hungaria pada perempat final Piala Dunia 1954 di Berne, Swiss.

Bukannya menampilkan filosofi "The art of Football", tetapi yang tampil di hadapan puluhan ribu penonton ketika itu adalah perkelahian barbar. Amat mengerikan, brutal, layaknya seperti pertempuran matador, sehingga tiga pemain dikeluarkan dari lapangan. Sebelumnya, telah terjadi jual beli pukulan dan tendangan, botol kaca berseliweran, potongan papan iklan yang berterbangan, sepatu dan benda keras lainnya berhamburan di lapangan. Korban pingsan pun berjatuhan sehingga kejadian itu hingga kini disebut dengan istilah "The Battle of Berne", seperti tercantum dalam teks sejarah sepak bola tempo doeloe.

Pada awalnya, pertemuan antara Brazil dan Hungaria menghidupkan asa penonton tentang akan terciptanya sebuah pertandingan yang sangat seru antara dua tim terbaik Amerika Latin dan Eropa. Tapi ternyata, penonton mendapatkan "lebih" dari apa yang diharapkan.
Ketika laga baru berlangsung tujuh menit, Hungaria langsung memimpin 2-0 melalui gol yang diciptakan Nandor Hidegkutipada menit ketiga dan Sandor Kocsis pada menit ketujuh. Brazil meningkatkan serangan mereka dan akhirnya lahir gol balasan lewat titik penalti yang dicetak Djalma Santos pada menit ke-18. Sampai di sini, pertandingan masih berjalan seru dan mulus dan menarik untuk disaksikan.

Penonton masih disuguhi laga ketat sampai Mihaly Lantosmencetak gol ketiga Hungaria dari titik penalti pada menit ke-64 tapi semenit kemudian lewat serangan balik langsung dibalas Brazil melalui Julinho. Kedudukan sementara 3-2 untuk keunggulan Hungaria dan pada posisi inilah pertandingan tiba-tiba panas. Apa penyebabnya?
Nilton Santos melakukan tackling ngawur ke arah kaki Jozsef Bozsik. Bozsik tidak menerima perlakuan lawannya dan ia mengejarnya dan mengirimkan bogem mentah ke wajah Nilton. Lapangan hijau jadi ring adu jotos. Wasit Arthur Ellis dari Inggris mengeluarkan Nilton dan Bozsik karena waktu itu kartu merah belum diberlakukan. Tapi hawa panas perkelahian tidak sirna kendati dua biang kerok itu sudah dikeluarkan dari lapangan.

Pemain dari bangku cadangan Brazil, Didi, melemparkan potongan papan iklan, sedangkan Djalma Santos bukannya mengejar bola tetapi mengejar lawannya, penyerang Hungaria Zoltan Cziboruntuk diterjang. Tidak lama kemudian, Kocsis mencetak gol keempat untuk Hungaria di menit akhir pertandingan. Tapi dengan mengerikan Humberto berlari dan menghantam Gyula Lorant. Humberto dikeluarkan dari lapangan oleh wasit Ellis yang beberapa detik kemudian menghentikan pertandingan. Hungaria menang 4-2.
Pluit panjang ternyata tidak serta merta menghentikan permainan di lapangan.

Ferenc Puskas, bintang Hungaria yang tidak bertanding karena cedera, menghampiri Pinheirodan menggepruk kepala pemain Brazil itu. Botol pecah menghantam kepala Pinheiro sehingga darah mengalir deras. Brazil tidak menerima atas perbuatan Puskas itu dan bukannya masuk ke ruang ganti mereka, rombongan tim Brazil menyerbu ruang ganti tim Hungaria dan perkelahian terbuka pun terjadi. Mereka berkelahi tidak hanya menggunakan kaki dan tangan, melainkan menggunakan semua benda yang ada di dalam kamar ganti itu.
Bagaimana hasil pertandingan di kamar ganti Hungaria?
Seorang pemain Hungaria tumbang karena tidak sadarkan diri, sedangkan pelatihnya Guzstav Sebes mendapat empat jahitan di kepalanya karena dihajar pecahan botol.

Bukannya menampilkan filosofi "The art of Football", tetapi yang tampil di hadapan puluhan ribu penonton ketika itu adalah perkelahian barbar. Amat mengerikan, brutal, layaknya seperti pertempuran matador, sehingga tiga pemain dikeluarkan dari lapangan. Sebelumnya, telah terjadi jual beli pukulan dan tendangan, botol kaca berseliweran, potongan papan iklan yang berterbangan, sepatu dan benda keras lainnya berhamburan di lapangan. Korban pingsan pun berjatuhan sehingga kejadian itu hingga kini disebut dengan istilah "The Battle of Berne", seperti tercantum dalam teks sejarah sepak bola tempo doeloe.

Stadion Wankdorf
Pada awalnya, pertemuan antara Brazil dan Hungaria menghidupkan asa penonton tentang akan terciptanya sebuah pertandingan yang sangat seru antara dua tim terbaik Amerika Latin dan Eropa. Tapi ternyata, penonton mendapatkan "lebih" dari apa yang diharapkan.
Ketika laga baru berlangsung tujuh menit, Hungaria langsung memimpin 2-0 melalui gol yang diciptakan Nandor Hidegkutipada menit ketiga dan Sandor Kocsis pada menit ketujuh. Brazil meningkatkan serangan mereka dan akhirnya lahir gol balasan lewat titik penalti yang dicetak Djalma Santos pada menit ke-18. Sampai di sini, pertandingan masih berjalan seru dan mulus dan menarik untuk disaksikan.

Satu jam di laga ini berjalan dengan sangat seru
Penonton masih disuguhi laga ketat sampai Mihaly Lantosmencetak gol ketiga Hungaria dari titik penalti pada menit ke-64 tapi semenit kemudian lewat serangan balik langsung dibalas Brazil melalui Julinho. Kedudukan sementara 3-2 untuk keunggulan Hungaria dan pada posisi inilah pertandingan tiba-tiba panas. Apa penyebabnya?
Nilton Santos melakukan tackling ngawur ke arah kaki Jozsef Bozsik. Bozsik tidak menerima perlakuan lawannya dan ia mengejarnya dan mengirimkan bogem mentah ke wajah Nilton. Lapangan hijau jadi ring adu jotos. Wasit Arthur Ellis dari Inggris mengeluarkan Nilton dan Bozsik karena waktu itu kartu merah belum diberlakukan. Tapi hawa panas perkelahian tidak sirna kendati dua biang kerok itu sudah dikeluarkan dari lapangan.

salah satu pemain Hungaria terkapar
Pemain dari bangku cadangan Brazil, Didi, melemparkan potongan papan iklan, sedangkan Djalma Santos bukannya mengejar bola tetapi mengejar lawannya, penyerang Hungaria Zoltan Cziboruntuk diterjang. Tidak lama kemudian, Kocsis mencetak gol keempat untuk Hungaria di menit akhir pertandingan. Tapi dengan mengerikan Humberto berlari dan menghantam Gyula Lorant. Humberto dikeluarkan dari lapangan oleh wasit Ellis yang beberapa detik kemudian menghentikan pertandingan. Hungaria menang 4-2.
Pluit panjang ternyata tidak serta merta menghentikan permainan di lapangan.

Kericuhan di lapangan berlanjut ke dalam ruang ganti
Ferenc Puskas, bintang Hungaria yang tidak bertanding karena cedera, menghampiri Pinheirodan menggepruk kepala pemain Brazil itu. Botol pecah menghantam kepala Pinheiro sehingga darah mengalir deras. Brazil tidak menerima atas perbuatan Puskas itu dan bukannya masuk ke ruang ganti mereka, rombongan tim Brazil menyerbu ruang ganti tim Hungaria dan perkelahian terbuka pun terjadi. Mereka berkelahi tidak hanya menggunakan kaki dan tangan, melainkan menggunakan semua benda yang ada di dalam kamar ganti itu.
Bagaimana hasil pertandingan di kamar ganti Hungaria?
Seorang pemain Hungaria tumbang karena tidak sadarkan diri, sedangkan pelatihnya Guzstav Sebes mendapat empat jahitan di kepalanya karena dihajar pecahan botol.
Spoiler for Yang mau baper pertandingan ini silahkan kemari:


Quote:
Quote:
Portugal vs Belanda (Babak 16 Besar Piala Dunia 2006) – ‘The Battle of Nuremberg’
Frankenstadion, Nuremberg (25 Juni 2006)
Nuremberg, 25 Juni sebelas tahun silam menjadi saksi bisu atas munculnya sebuah rekor baru di ajang internasional sekelas Piala Dunia. Bukan rekor mengesankan sebuah tim atau pencapaian prestasi mentereng seorang pemain, melainkan lahirnya rekor negatif seputar jumlah pengeluaran kartu kuning dan kartu merah tatkala Portugalmenghadapi Belanda dalam babak 16 besar Piala Dunia 2006.
Frankenstadion, tempat dimana Battle of Nuremberg berlangsung
Dalam laga yang berlangsung di Frankenstadion, Nuremberg (atau Nürnberg dalam bahasa Jerman) tersebut, wasit asal Rusia Valentin Ivanovmenarik 16 kartu kuning dan empat kartu merah yang hingga saat ini tercatat sebagai jumlah pengeluaran kartu tertinggi dalam sebuah partai Piala Dunia. Laga itu sendiri berakhir dengan kemenangan Portugal 1-0 lewat gol semata wayang Maniche di menit 23.
Bahkan sebelum gol tersebut tercipta, atmosfer kasar laga sudah terasa ketika Mark van Bommel dan Khalid Boulahrouz sudah diganjar kartu kuning di sepuluh menit pertama. Nama terakhir bahkan melakukan tekel kepada Cristiano Ronaldo yang pada akhirnya membuat sang rising star Portugal itu tak bisa melanjutkan pertandingan.
Cristiano menangis karena tidak bisa melanjutkan pertandingan
Ronaldo, yang saat itu masih berusia 21 tahun, terpaksa meninggalkan lapangan menjelang babak pertama berakhir dengan bergelimang air mata karena cederanya sudah terlalu parah. "Boulahrouz jelas sekali sengaja melakukan pelanggaran dengan maksud mencederai saya," keluh Ronaldo.
Gol Maniche, yang tercipta melalui pergerakan manis antara Ronaldo-Deco-Pauleta, seakan-akan hanya menjadi menu sampingan dari hidangan utama berupa perang tekel yang terjadi di laga ini. Maniche sendiri mendapatkan kartu kuning beberapa menit sebelum golnya tersebut karena melanggar Van Bommel.
Goal yang dilesatkan maniche hanya sebuah menu sampingan dalam laga ini (Source Getty Images)
Dan hanya beberapa saat setelah gol tersebut, kartu kuning kembali muncul setelah Costinhakedapatan melakukan tekel keras kepada Philip Cocu. Bahkan, gelandang bertahan Portugal tersebut mendapat kartu kuning keduanya tepat sebelum peluit babak pertama berakhir karena melakukan handball.
Bermain dengan sepuluh pemain, Luiz Felipe Scolari lalu memasukkan Armando Petit guna memperkokoh lini tengah timnya. Namun ia sendiri langsung diberi kartu kuning hanya lima menit setelah masuk menggantikan Pauleta. Setelah itu, Giovanni van Bronckhorst dan Luis Figo berturut-turut juga mendapat kartu. Figo bisa dikatakan beruntung tidak diusir karena ia tampak menanduk kepala Van Bommel.
Atmosfer menjadi kian panas di menit 63 setelah Boulahrouz mendapat kartu kuning kedua setelah melanggar Figo. Insiden ini memicu pertengkaran hebat di dalam lapangan dan merambat ke bangku pemain, membuat wasit keempat Marco Rodriguez turun tangan.
Figo dilanggar oleh Boulahrouz
Tak lama setelah kondisi tersebut mereda, kembali terjadi keributan di menit 73 menyusul pelanggaran Decoterhadap John Heitinga yang berbuah kartu kuning. Playmaker berdarah Brasil itu tampak frustrasi lantaran Belanda enggan menghentikan laga setelah ada satu pemain Portugal yang tergeletak di lapangan. Hal ini juga memicu kartu kuning terhadap Wesley Sneijder setelah mendorong Petit sebelum Rafael van der Vaart turut dikartu karena memprotes wasit.
Hanya selang tiga menit, Ivanov kembali mengeluarkan dua kartu kuning, kali ini untuk kiper dan bek kiri Portugal, Ricardo dan Nuno Valente. Pada menit 78, Deco diganjar kartu kuning keduanya karena dianggap membuang-buang waktu setelah mendapat tendangan bebas. Beberapa pemain seperti Robin van Persie, Cocu, hingga Simao sebenarnya juga melakukan aksi tak terpuji di lapangan, namun lolos dari hukuman wasit.
Van Bronckhorst (5) mendapatkan kartu merah setelah melanggar Thiago (19)
Di akhir laga, Van Bronckhorstmenjadi pemain keempat yang diusir wasit setelah mendapat kartu kuning kedua usai melanggar Tiago. Ada kejadian unik setelah pengusiran ini ketika Boulahrouz, Deco, dan Van Bronckhorst tertangkap kamera tampak berbincang-bincang di pinggir lapangan. Mungkin saja, ketiga pemain yang telah diusir ini, mendiskusikan sang wasit yang tampak ringan tangan dalam mencabut kartunya.
Boulahrouz, Deco, dan Van Bronckhorst lagi ngegosipin wasit
Wasit Ivanov di kritik karena dengan mudahnya selalu mengeluarkan kartu
Setelah laga berakhir, presiden FIFA Sepp Blattermengkritik kepemimpinan Ivanov dengan menyebut bahwa dirinya sendiri harus diberi kartu kuning karena dianggap terlalu mudah mengumbar kartu, namun Ivanov mendapat pembelaan dari para penggemar sepakbola yang menilai kedua tim menyajikan permainan yang buruk. Seleccao sendiri terus melaju ke perempat-final dengan mengalahkan Inggris via adu penalti sebelum terhenti di semi-final oleh Prancis. Di tempat perebutan juara ketiga, Portugal dipaksa bertekuk lutut 3-1 di tangan tuan rumah Jerman.

Dalam laga yang berlangsung di Frankenstadion, Nuremberg (atau Nürnberg dalam bahasa Jerman) tersebut, wasit asal Rusia Valentin Ivanovmenarik 16 kartu kuning dan empat kartu merah yang hingga saat ini tercatat sebagai jumlah pengeluaran kartu tertinggi dalam sebuah partai Piala Dunia. Laga itu sendiri berakhir dengan kemenangan Portugal 1-0 lewat gol semata wayang Maniche di menit 23.
Bahkan sebelum gol tersebut tercipta, atmosfer kasar laga sudah terasa ketika Mark van Bommel dan Khalid Boulahrouz sudah diganjar kartu kuning di sepuluh menit pertama. Nama terakhir bahkan melakukan tekel kepada Cristiano Ronaldo yang pada akhirnya membuat sang rising star Portugal itu tak bisa melanjutkan pertandingan.

Ronaldo, yang saat itu masih berusia 21 tahun, terpaksa meninggalkan lapangan menjelang babak pertama berakhir dengan bergelimang air mata karena cederanya sudah terlalu parah. "Boulahrouz jelas sekali sengaja melakukan pelanggaran dengan maksud mencederai saya," keluh Ronaldo.
Gol Maniche, yang tercipta melalui pergerakan manis antara Ronaldo-Deco-Pauleta, seakan-akan hanya menjadi menu sampingan dari hidangan utama berupa perang tekel yang terjadi di laga ini. Maniche sendiri mendapatkan kartu kuning beberapa menit sebelum golnya tersebut karena melanggar Van Bommel.

Dan hanya beberapa saat setelah gol tersebut, kartu kuning kembali muncul setelah Costinhakedapatan melakukan tekel keras kepada Philip Cocu. Bahkan, gelandang bertahan Portugal tersebut mendapat kartu kuning keduanya tepat sebelum peluit babak pertama berakhir karena melakukan handball.
Bermain dengan sepuluh pemain, Luiz Felipe Scolari lalu memasukkan Armando Petit guna memperkokoh lini tengah timnya. Namun ia sendiri langsung diberi kartu kuning hanya lima menit setelah masuk menggantikan Pauleta. Setelah itu, Giovanni van Bronckhorst dan Luis Figo berturut-turut juga mendapat kartu. Figo bisa dikatakan beruntung tidak diusir karena ia tampak menanduk kepala Van Bommel.
Atmosfer menjadi kian panas di menit 63 setelah Boulahrouz mendapat kartu kuning kedua setelah melanggar Figo. Insiden ini memicu pertengkaran hebat di dalam lapangan dan merambat ke bangku pemain, membuat wasit keempat Marco Rodriguez turun tangan.

Tak lama setelah kondisi tersebut mereda, kembali terjadi keributan di menit 73 menyusul pelanggaran Decoterhadap John Heitinga yang berbuah kartu kuning. Playmaker berdarah Brasil itu tampak frustrasi lantaran Belanda enggan menghentikan laga setelah ada satu pemain Portugal yang tergeletak di lapangan. Hal ini juga memicu kartu kuning terhadap Wesley Sneijder setelah mendorong Petit sebelum Rafael van der Vaart turut dikartu karena memprotes wasit.
Hanya selang tiga menit, Ivanov kembali mengeluarkan dua kartu kuning, kali ini untuk kiper dan bek kiri Portugal, Ricardo dan Nuno Valente. Pada menit 78, Deco diganjar kartu kuning keduanya karena dianggap membuang-buang waktu setelah mendapat tendangan bebas. Beberapa pemain seperti Robin van Persie, Cocu, hingga Simao sebenarnya juga melakukan aksi tak terpuji di lapangan, namun lolos dari hukuman wasit.

Di akhir laga, Van Bronckhorstmenjadi pemain keempat yang diusir wasit setelah mendapat kartu kuning kedua usai melanggar Tiago. Ada kejadian unik setelah pengusiran ini ketika Boulahrouz, Deco, dan Van Bronckhorst tertangkap kamera tampak berbincang-bincang di pinggir lapangan. Mungkin saja, ketiga pemain yang telah diusir ini, mendiskusikan sang wasit yang tampak ringan tangan dalam mencabut kartunya.


Setelah laga berakhir, presiden FIFA Sepp Blattermengkritik kepemimpinan Ivanov dengan menyebut bahwa dirinya sendiri harus diberi kartu kuning karena dianggap terlalu mudah mengumbar kartu, namun Ivanov mendapat pembelaan dari para penggemar sepakbola yang menilai kedua tim menyajikan permainan yang buruk. Seleccao sendiri terus melaju ke perempat-final dengan mengalahkan Inggris via adu penalti sebelum terhenti di semi-final oleh Prancis. Di tempat perebutan juara ketiga, Portugal dipaksa bertekuk lutut 3-1 di tangan tuan rumah Jerman.
Spoiler for Yang mau baper pertandingan ini silahkan kemari:


0
77.6K
Kutip
276
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan