Kaskus

Sports

rizqismagiAvatar border
TS
rizqismagi
Sinemart Segera Hengkang dari MNC Group, Mungkinkah RCTI Tayangkan WWE Lagi?
Belakangan ini dunia pertelevisian Indonesia dikejutkan dengan berita hengkangnya production house (PH) SinemArt dari MNC Group ke Emtek terhitung mulai Februari 2017. Berita ini tentu saja membuat netizen geger mengingat SinemArt adalah pemasok utama untuk sinetron stripping yang ditayangkan RCTI sebagai salah satu stasiun televisi di bawah naungan MNC Group, meskipun di tahun 2016 juga sempat memasok sinetron untuk saluran MNCTV (dengan dilabeli logo MNC Pictures pada opening dan closing program). Sebut saja Anak Jalanan, Tukang Bubur Naik Haji, dan Anugerah Cinta yang memang sering menjadi langganan 3 besar klasemen harian Nielsen, sekaligus sukses membawa RCTI mempertahankan posisinya sebagai televisi nomor 1 sepanjang 2016, meski sempat juga bertukar posisi dengan ANTV dengan selisih angka share yang tipis. Keberhasilan RCTI dan ANTV di tahun 2016 inilah yang menyebabkan performa duo Emtek (SCTV dan Indosiar) meredup, khususnya SCTV yang mengalami nasib tragis meskipun kondisi keuangan tidak dalam keadaan merugi.

Sebagai informasi, berakhirnya kontrak MNC Group dengan Sinemart pada tahun ini ditandai dengan munculnya trailer untuk project “Tuhan Beri Kami Cinta” yang sudah di-upload oleh akun Youtube resmi SinemArt yang menandakan PH tersebut akan segera hadir di SCTV dan NexDrama (saluran in-house untuk TV berbayar Nexmedia di bidang drama).

Hal ini tentu saja membuat RCTI harus memutar otak untuk bisa mempertahankan prestasinya di tahun 2017, atau setidaknya agar RCTI tetap unggul di atas SCTV selaku rivalnya (yang dulunya pernah menjadi adik dari RCTI). Salah satu strategi sudah digodok oleh RCTI dengan menghadirkan serial komedi berjudul “Dunia Terbalik” yang digarap oleh MNC Pictures dan ditempatkan di antara penayangan TBNH dan AC untuk penayangan awalnya. Belum lagi RCTI juga dikabarkan akan menggandeng PH selain MD Entertainment (yang dikabarkan akan pindah ke Transmedia mulai tahun ini). Program serial komedi lainnya yang sudah disiapkan RCTI adalah Mantu Import, dan RCTI juga siap menghadirkan program lainnya di luar genre sinetron/drama seri.

Akan tetapi jika berkaca pada pengalaman, RCTI sebenarnya tetap bisa survive meksipun tanpa ada peran SinemArt. Bahkan di era 1990an, RCTI sejatinya lebih menekankan slot primetime pada genre komedi, film/serial asing, dan pernah pula menayangkan siaran langsung Liga Italia pada Minggu malam Senin.

Nah, sebelum berakhirnya kontrak MNC Group dengan SinemArt, MNC Group sendiri sudah jauh lebih dulu mengantongi hak siar EPL musim 2016-2019 melalui beIN Sports Indonesia, yang kemudian disiarkan melalui RCTI, MNCTV, dan seluruh TV berbayar di bawah naungan MNC Group. Sebetulnya, selain mengandalkan EPL, RCTI juga sudah beberapa kali menayangkan Transporter The Series di tengah malam. Belum lagi RCTI terkadang juga beberapa kali menayangkan ulang sinetron komedi “Si Doel Anak Sekolahan” yang pernah berjaya di era 1990an.

Jika RCTI mau berani membuat terobosan baru, sebenarnya RCTI bisa membangkitkan kembali euforia salah satu tayangan sportainment yang pernah berjaya pada masa lalu di pertelevisian Indonesia. Yup, paket tayangan WWE (Smackdown, RAW, ECW, WWE Main Event, dan WWE PPV) sejatinya dapat dijadikan formula baru RCTI dalam rangka mempertahankan market share sekaligus dapat memulihkan kembali image RCTI di kalangan sebagian orang (sebenarnya sudah dimulai sejak hengkangnya Harsiwi Achmad dari RCTI ke SCTV menjelang akhir 2010). Patut diingat pula bahwa sejatinya istilah primetime tidak hanya berlaku pada pukul 18.00-22.00 saja, tetapi berlaku untuk seluruh waktu menurut segmennya masing-masing. Primetime bagi anak-anak adalah sebelum berangkat sekolah dan sore hari atau selepas pulang sekolah. Primetime untuk pria dewasa adalah tengah malam, dinihari, dan pagi sebelum berangkat memulai aktivitas. Primetime ibu rumah tangga adalah siang hari dan malam hari adalah primetime untuk keluarga.

Bicara mengenai WWE (dulu bernama WWF) di tanah air, kita tentu saja ingat bahwa RCTI adalah stasiun TV swasta yang memiliki andil besar terhadap menyebarnya komunitas WWE Fans di Indonesia. Menayangkan Smackdown setiap Jumat tengah malam per April 2000, tayangan ini mendapatkan antusiasme yang luar biasa khususnya di kalangan pria dewasa, namun tidak jarang ada anak-anak di bawah umur yang ikut menyaksikannya mendampingi ayahnya atau kakaknya yang sudah dewasa. Memang tayangan Pro Wrestling di Indonesia sebetulnya sudah didahului oleh penayangan WCW di Indosiar pada medio 1990an, bahkan program tersebut ditayangkan pada jam makan siang di hari Minggu.

Berbeda dengan WCW di Indosiar, penayangan Smackdown di RCTI dikemas secara lebih menarik dan atraktif. Tidak cukup hanya dengan memberikan subtitle berbahasa Indonesia di setiap penayangan inti program dengan disertai peringatan mengenai adegan berbahaya, RCTI menghadirkan duet Edwin-Jody sebagai host untuk tayangan tersebut yang mengantarkan pemirsa untuk menyaksikan serunya gulat bebas asal Amerika ini, yang kemudian juga ikut menjadi idola baru di masanya, sebagaimana halnya petarung WWE yang mereka saksikan di layar televisi yang bermarkas di kawasan Kebon Jeruk itu. Bahkan RCTI juga sempat mendatangkan Mick Foley, salah satu pegulat WWE di masa itu untuk mengadakan meet and greet dengan WrestleMania (sebutan untuk fans WWE) di tanah air, dan ia pun juga diwawancarai oleh RCTI yang kemudian ditayangkan dalam program Nuansa Pagi (sekarang Seputar Indonesia Pagi) pada segmen berita olahraga.

Namun RCTI memutuskan tidak lagi memperpanjang hak siarnya pada tahun 2001 dikarenakan adanya keluhan dari salah seorang ibu rumah tangga yang masuk ke divisi PR RCTI melalui telepon dan pernah juga keluhan tersebut dibaca oleh salah satu petinggi RCTI Sports (yang kini bekerja di Trans7 sebagai Direktur Programming dan Produksi) melalui surat pembaca di salah satu koran terbesar di Indonesia.
Memasuki tahun 2004, TPI (kini MNCTV) yang baru saja diakuisisi oleh MNC Group dan resmi bersaudara dengan RCTI, Global TV, dan Indovision, juga tidak mau kalah mencoba peruntungan dari tayangan WWE Smackdown. Namun sayangnya, ini hanya berjalan sebentar karena masalah rating dan share akibat promosi dan penyajian tayangan yang dilakukan TPI tidak semenarik kakaknya yang lebih dulu menayangkan acara yang sama.

Di tahun 2006, Lativi (kini tvOne) yang saat itu baru diakuisisi oleh Bakrie Group karena masalah finansial, juga tidak takut untuk mencoba peruntungan dari tayangan WWE. Bahkan, stasiun TV ini menghadirkannya dalam paket komplit secara stripping dengan judul yang berbeda tiap harinya di jam yang sama (di antaranya Heat, RAW, ECW, Smackdown, Afterburn, Bottomline, dan Experience). Promosi pun dilakukan secara gencar, dan hasilnya Lativi saat itu menjadi salah satu TV yang banyak ditonton di jam-jam keluarga meski masih belum bisa mengalahkan sinetron stripping di RCTI dan sejumlah in-house program di Trans TV yang sedang naik daun pada masanya. Jadwal penayangan utama yang sebelumnya dimulai pada pukul 22.00 WIB pun dimajukan menjadi pukul 21.00 WIB dikarenakan tingginya animo penonton pada tayangan WWE. Bahkan Lativi juga kerap menayangkan tayangan ulangnya setelah tayangan utama hingga dinihari, dan pernah pula pada momen lebaran tahun 1427 H, Lativi menayangkan re-run sebelum tayangan utama (pukul 19.00-21.00 WIB) dan setelah tayangan utama bahkan hingga pukul 06.00 WIB pada keesokan paginya. Alhasil WWE pun di saat itu kerap menjadi trending topic di lingkungan sekolah, kampus, warung kopi, rental PlayStation, bahkan hingga komunitas dakwah sekalipun. Pembicaraan seputar WWE tidak hanya dilakukan oleh kaum pria saja, tidak sedikit pula kaum hawa yang ikut-ikutan membicarakan tentang WWE. Poster dan berbagai merchandise bajakan pun beredar luas di pinggir jalan dan hanya memerlukan uang Rp 1.000,- hingga Rp 4.000,- saja untuk membelinya. Tidak kalah pula dengan penjualan VCD/DVD maupun games bajakan berbau WWE.

Penggunaan host juga diterapkan sebagaimana saat penayangan di RCTI, hanya saja saat itu Lativi menggunakan Intan Erlita, Melanie Subono, dan Sandy “PAS Band” secara bergantian. Tidak jarang Lativi juga menghadirkan bintang tamu untuk meramaikan acara ini dengan cara shooting dari venue ke venue.

Sayangnya euforia di tahun 2006 harus berujung pada jatuhnya korban yang diawali dari adanya laporan salah satu bocah SD yang meninggal akibat di-smack oleh teman sepermainannya seusai mengaji di lingkungan sekitar rumahnya, menyusul beberapa korban lainnya yang kebanyakan adalah anak sekolah usia SD hingga SMP. Keluhan orang tua mulai bermunculan dan banyak aduan di KPI tentang WWE yang menumpuk. Pihak Lativi pun berupaya menangani keluhan ini dengan memundurkan jam tayang utama WWE menjadi pukul 22.00 WIB dan kemudian 23.00 WIB, hingga akhirnya per 29 November 2006 Lativi secara resmi menghentikan seluruh rangkaian tayangan WWE yang biasanya sering menghiasi layar kaca stasiun TV yang bermarkas di Pulogadung tersebut pada saat itu. Tak berhenti sampai di situ, pihak sekolah mulai melakukan razia kepada siswa yang membawa atribut berbau WWE, bahkan tidak terkecuali atribut yang sejatinya merupakan kebutuhan dasar siswa (seperti kotak pensil atau jadwal pelajaran). Aparat kepolisian pun juga turut ikut melakukan razia kepada para pedagang VCD/DVD maupun pemilik toko/rental PlayStation yang menjual CD/DVD games berbau WWE.

Vakum di tahun 2007-2010, akhirnya WWE kembali tayang di Indonesia sejak akhir 2011 hingga saat ini melalui MNC Group, namun hanya pelanggan Indovision, Top TV, Okevision, dan MNC Play Media yang menayangkannya di saluran MNC Sports, saluran olahraga yang bernaung dalam MNC Channels. Karena tayang di TV berbayar, penggunaan host bukanlah hal yang urgent, terlebih pemasukan juga diperoleh dari iuran berlangganan sekalipun tidak semua pelanggan pay TV milik MNC menyukai tayangan WWE. Namun apakah MNC Group bisa menayangkannya kembali di TV free to air? Jawabannya adalah SANGAT MUNGKIN!!!

Hanya saja memang ada cukup banyak pertimbangan mengenai hal ini, terutama soal ketatnya KPI dalam mengawasi bagian-bagian yang memang kerap di-blur oleh stasiun TV pada belakangan ini. Sensor LSF memang sudah pasti jadi syarat utama, namun yang jadi persoalan terbesar adalah bagaimana agar pihak MNC Group menjamin tayangan ini tidak lagi memakan korban dalam jumlah besar seperti di akhir 2006 silam.

Saya pribadi percaya kalau di tangan Ibu Dini Putri dan Bung Hadi “Ahay” Gunawan beserta timnya, RCTI bisa kembali menghidupkan euforia WWE yang pernah menggema di Indonesia pada tahun 2006 dengan paket komplit meski porsinya tidak se-overdosis Lativi pada saat itu (karena juga mengacu pada jadwal Liga Inggris pada saat weekend). Terlebih RCTI memiliki jangkauan siaran terestrial yang terluas di tanah air.
Kalau menurut pandangan saya pribadi, saya merekomendasikan RCTI menayangkan paket tayangan WWE cukup 3 kali saja dalam seminggu, yaitu pada Selasa-Kamis atau Rabu-Jumat mulai pukul 21.30 atau 22.00 WIB (dengan catatan tidak ada siaran langsung sepakbola atau event lain yang juga disiarkan RCTI pada saat itu juga). Promosi dapat dilakukan secara massif melalui promo on-air, menggunakan seluruh akun medsos resmi MNC Group, memanfaatkan seluruh program news dan infotainment yang ditayangkan oleh 4 saluran TV FTA MNC Group, dan bila perlu datangkan salah satu bintang WWE ke tanah air di momen yang tepat dengan membuat rangkaian kegiatan on-air maupun off-air.

Pemilihan host juga perlu dioptimalkan untuk dapat menarik pemirsa supaya lebih betah menyaksikan tayangan WWE di RCTI. Jika dulu RCTI menduetkan Edwin dan Jody, maka kini RCTI bisa menggunakan beberapa talent generasi terkini Star Media Nusantara secara bergantian seperti Fina Phillipe, Sere Kalina, Diana Wardhani, Ajeng Suseno, Aurel Valen, Kanty Widjaja, dan bahkan bisa juga menggunakan beberapa member maupun alumni JKT48 yang punya skill atau potensi di bidang presenting seperti Melody, Veranda, Shanju, Nadse, Kinal, Naomi, dan lain-lain.

Dengan cara seperti yang dipaparkan tadi, bukan tidak mungkin euforia WWE akan kembali menggema di Indonesia seperti tahun 2006, bahkan sesungguhnya ini bisa menjadi hal yang menguntungkan juga untuk kemajuan RCTI, SMN, dan pihak-pihak terkait. Semoga harapan WWE kembali tayang di TV free to air Indonesia bisa terwujud, tentunya dengan jaminan tidak ada lagi korban berjatuhan seperti di masa lalu.
Polling
0 suara
Setujukah Agan2 Jika RCTI Kembali Tayangkan WWE?
DitiviAvatar border
Ditivi memberi reputasi
1
41.5K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan