Permisi ijin buat thread

Kali ini gua mau ngebahas dan sharing sedikit tentang kaitan antara bensin dan kompresi mesin

Mungkin beberapa diantara kita ada yang suka bertanya-tanya “Sebenarnya boleh ga sih mobil gua pake bensin xxx?” Jawabannya seringkali berbeda-beda, terutama jika kita sedang membeli mobil baik itu mobil baru atau second.

Seringkali terdapat informasi yang simpang siur akan kebutuhan bensin kendaraan, apalagi mobil-mobil baru yang menggunakan teknologi tinggi untuk mesinnya. Pada umumnya ada sebuah rekomendasi yang dapat diikuti untuk pengunaan bensin yang sesuai dengan mesin pada kendaraan.



Seperti yang kita lihat diatas, contohnya mesin dengan kompresi 11:1 sebaiknya menggunakan bensin dengan kadar RON minimal 96 dan maksimal 102. Lalu apa yang terjadi jika kita pake bensin yang diatas RON 102 (bensin balap misalnya)?

Sebenarnya tidak ada efek samping yang membahayakan namun secara teknis akan menyebabkan konsumsi bensin lebih boros sebab pembakaran yang tidak sempurna. Kadar RON yg lebih tinggi membutuhkan titik bakar yang lebih tinggi dan membuat penggunaan bensin lebih banyak jika dibandingkan penggunaan RON yang sesuai untuk mesin yang ujung-ujungnya akan membuang-buang uang kita.

Sebaliknya jika mesin dengan kompresi 11:1 menggunakan bensin dengan kadar RON yang lebih rendah akan dapat menimbulkan kerusakan pada mesin. Kerusakan tidak akan terjadi secara langsung namun secara pelan-pelan, tetapi hal ini tergantung dengan kondisi mesin pada saat itu. Jika kondisi mesin masih sehat kendaraan akan tetap berjalan seperti biasa namun dalam beberapa kasus mobil keluaran baru akan mengeluarkan Check Engine Light, seperti contohnya di BMW atau Volvo.

Jika kita memakai bensin oktan rendah (Misalnya RON 88) di mesin yang berkompresi 11:1, ketika bensin masuk ke dalam ruang bakar, akan secara otomatis meledak karena titik bakar yang lebih rendah tanpa dipicu oleh api busi. Kondisi ini sering disebut secara awam "ngelitik". Ngelitik jika diteruskan dapat merusak paking head (head gasket)atau membuat deposit kerak pada piston. pada ujungnya hal ini akan membuat mesin bertambah panas dan underpowered.



Banyak orang yang mengira “ah merk xxx mah mesinnya kuat”, ini adalah pemahaman yang tidak baik. Kuat atau tidaknya mesin sebuah kendaraan tidak tergantung merk atau pabrikan kendaraan (baik itu mobil ataupun motor). Perawatan mesin dan salah satu efek yang paling besar adalah penggunaan bensin yang sesuai merupakan hal yang sangat mempengaruhi kesehatan mesin mobil/motor tersebut.



Untuk contohnya kita ambil yang agak ekstrim, Lamborghini misalnya pada tahun 1980an mengeluarkan model Countach dengan mesin 5200cc V12, orang-orang akan mengira bahwa mobil tersebut harus memakai bensin yang paling mahal atau paling tinggi oktannya. Pada nyatanya mesin tersebut memiliki rasio kompresi 9.5:1 yaitu minimal (jika kita samakan dengan bensin jaman sekarang) setara dengan oktan Pertamax (92).

Contoh lainnya bisa kita liat mobil dengan mesin turbo. Pada umumnya mobil bermesin turbo atau supercharger memiliki kompresi rendah (dibawah 9:1) namun bukan berarti dapat menggunakan bensin yang beroktan rendah pula sebab pada prakteknya jika mesin sedang boost, rasio kompresi akan berubah menjadi lebih tinggi. Terlebih lagi mobil-mobil baru jaman sekarang seperti misalnya BMW banyak yang turbo dan juga memiliki kompresi tinggi (Turbo + kompresi tinggi), jadi penggunaan bensin tidak bisa sembarang atau akan merusak mesin (ping atau ngelitik). Maka dari itu meski kompresi mesin turbo bisa dibilang rendah harus menggunakan oktan yang tinggi seperti Pertamax Turbo (RON 98).



Jadi agan agan, intinya perhatikan bahwa penggunaan bensin harus merujuk pada spesifikasi mesin terutama rasio kompresi, agar mesin kendaraan tetap sehat, agar tenaga optimal dan ekonomis.