Mengenal Walter Spies yang Membawa Seni Bali ke Eropa
TS
positiveminds
Mengenal Walter Spies yang Membawa Seni Bali ke Eropa
Salam persahabatan untuk kita semua dan selamat datang di thread ane
Selamat membaca dan ambillah sisi positif dari apapun yang agan baca
Walter Spies,
Si Flamboyan yang Membawa Bali ke Eropa
Thanks officer & kaskuser
Spoiler for HT:
Siapa yang tidak kenal Bali dengan macam kesenian pertunjukannya.
Pelancong dalam dan luar negeri dibuat kagum dan seakan "ketagihan" untuk menikmati kesenian di Bali.
Bentuk kesenian di Bali yang seperti sekarang ini terbentuk dari proses yang panjang.
Salah satu yang berjasa mengembangkannya ternyata berasal dari luar negeri.
Quote:
Quote:
Seniman Berdarah Jerman Berjiwa Rusia
Bisa dikatakan Walter Spies adalah seniman serba bisa. Ia lahir pada 1895 sebagai anak seorang peniaga kaya Jerman (Konsul Jerman) yang telah lama menetap di Moskwa.
Keluarganya pindah ke Rusia pada abad ke-19 untuk mengadu nasib. Walter Spies sendiri dikatakan berjiwa Rusia karena sebagian hidupnya dihabiskan dinegara tersebut.
Pada sekitaran tahun 1923 ia datang ke Jawa dan menetap pertama kali di Yogyakarta. Lalu pada tahun 1927 pindah ke Ubud, Bali.
Menurut beberapa sumber, Spies diundang oleh Raja Ubud dimasa itu.
Sampai disana, pesona Bali membuat Spies seperti menemukan rumah impiannya dan menetap hingga menjelang kematiannya.
Quote:
Quote:
Perintis Transformasi Seni di Bali
Siapa sangka kecintaannya pada kesenian tradisional Bali telah menciptakan dasar pijakan untuk pariwisata Bali saat ini.
Awalnya, seni tradisi Bali yang berelemen ritus relijius, bersifat sakral, dan ”dipertunjukkan” hanya pada tempat dan waktu tertentu, dimodifikasi oleh Spies sedemikian rupa tanpa meninggalkan esensi aslinya, hingga mampu dinikmati dan diapresiasi oleh khalayak, sekaligus melestarikan nafas kehidupan kepariwisataan Bali serta masyarakat pendukungnya.
Spies sangat terpengaruh estetika seni Bali, dan banyak bergaul dengan seniman lokal. Baginya seniman lokal mempunyai bakat yang luar biasa, dan ia takjub.
Ia melihat potensi seni lokal sangat besar untuk dikenalkan pada banyak orang tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga ke luar negeri.
Bentuk seni lukis tradisional saat itu hanya melukis tema-tema religius, seperti tokoh pewayangan yang menggunakan unsur warna merah, putih, dan hitam.
Spies mengenalkan bentuk lukisan lain yang lebih modern, seperti tema landskap pemandangan atau kehidupan sehari-hari dengan teknik pewarnaan yang kaya.
Karya Spies
Tidak jarang ia berkolaborasi dengan seniman lokal untuk menghasilkan suatu karya baru.
Pita Maha Dan Usahanya Mengenalkan Kesenian Bali Ke Dunia Luar
Spies mempunyai pemikiran bagaimana membesarkan seni Bali, membuat suatu wadah untuk berbagi dan sekaligus mempromosikan hasil karya seniman Bali agar dilihat oleh dunia luar.
Pemikiran ini sejalan dengan sahabatnya sesama seniman asal Belanda, Rudolf Bonnet. Yang kemudian ide itu disetujui oleh Raja Ubud Tjokorda Gde Agung yang juga penyuka seni.
Komunitas ini disebut salah satu yang mentransformasikan kesenian Bali pada bentuk yang modern.
Spies, Raja Tjokorda, dan Bonnet
Komunitas Pita Maha menggelar pameran seni di pulau-pulau di luar Bali. Dalam beberapa tahun, karya seni Bali dikenal hingga Eropa dan membuat pulau tersebut menjadi titik idaman para seniman.
Salah satu pengenalan karya seniman Bali keluar negeri melalui Pita Maha
Bersama Rudolf Bonnet, ia bekerja bersama bertahun-tahun dan sangat berpengaruh pada kehidupan seni di Bali, termasuk usaha mengenalkan seni Bali ke dunia luar.
Rudolf Bonnet
Quote:
Quote:
Efek Relasinya Yang Luas
Sering dikatakan Spies adalah orang yang pertama kali menarik perhatian tokoh-tokoh kesenian Eropa terhadap Bali.
Spies mempunyai relasi para seniman dan penulis dari beberapa negara, dengan bangganya ia "memamerkan" pesona seni lokal Bali pada relasi-relasinya, termasuk komunitas Pita Maha yang ia bentuk.
Harapannya adalah, relasi-relasinya tertarik datang ke Bali dan menyaksikan sendiri pesona kesenian Bali.
Diluar dugaan komunitas Pita Maha disukai oleh seniman dan novelis dunia, seperti Charlie Chaplin dan H. G. Wells, seorang jurnalis dan novelis asal Inggris. Chaplin sendiri akhirnya menyempatkan datang ke Jawa dan Bali.
Spies juga berteman dengan peraih Nobel dari India Rabindranath Tagore (Bhanushingho). Tagore juga mengunjungi Ubud pada tahun 1927.
Rabindranath Tagore adalah peraih Nobel sastra di tahun 1913 (sekilas : https://id.wikipedia.org/wiki/Rabind...anath_Tagore).
Rabindranath Tagore
Teman dekat Spies lainnya yang merupakan penulis adalah novelis Austria Vicky Baum, ia menulis buku ‘Love and Death in Bali'. Buku ini merupakan novel yang terinspirasi dari intervensi Belanda di Bali pada 1906. Tulisan Vicky sedikit banyak berperan dalam mengenalkan Bali di dunia luar.
Usaha Spies juga dilakukan bersama Beryl de Zoete, mereka menulis Dance & Drama in Bali, salah satu catatan paling awal tentang tari dan drama di luar budaya Barat.
Dance & Drama in Bali
Beryl de Zoete
Quote:
Quote:
Nasib Tragis Menimpanya
Spies pernah ditangkap kepolisian Hindia Belanda pada sekitar tahun 1938 karena dugaan sebagai homoseksual, namun berhasil bebas karena tidak terbukti atas tuduhan melakukan pelecehan seksual.
Dan saat Perang Dunia Kedua berlangsung ternyata membawa nasib buruk untuk Spies. Sebagai orang Jerman, ia ditangkap pemerintah Hindia Belanda.
Ia meninggal 19 Januari 1942 karena tenggelam bersama-sama dengan kapal " Van Imhoff " yang ditumpanginya. Kapal itu mengangkut orang-orang Jerman yang ditangkap dan diusir dari Hindia Belanda akibat serangan Jerman ke Belanda.
Kapal Van Imhoff
Van Imhoff membawa 477 tawanan (termasuk didalamnya Spies) dan 110 awak kapal. Van Imhoff tidak mempunyai ciri-ciri yang khas yang menandai bahwa kapal itu membawa tahanan perang, sehingga saat berlayar di perairan barat Sumatera Utara, ia diserang oleh armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dan tenggelam.
Berita tenggelamnya kapan Van Imhoff sempat diulas beberapa media, diantaranya media Majalah Kartika (edisi 25/7/1984)
Spies mempunyai "gubuk kecil" didaerah Iseh, Karangasem, Bali. Ia terhipnotis dengan kehidupan di Iseh dan terinspirasi dari sana.
Pemandangan alam dan kehidupan masyarakat sehari-hari banyak dituangkan dalam lukisannya. (http://bali.panduanwisata.id/spot-wi...ta-alam-iseh/)
Cek videonya gan
Chaplin saat ke Jawa dan Bali
A Life In Art, Walter Spies
Sahabatnya, Rudolf Bonnet mengapresiasi dan mengenang jasa Walter Spies dengan membuat monumen untuknya didaerah Campuhan Ubud.
Demikian sedikit ane sharing tentang Walter Spies, sosok yang berjasa mengembangkan dan memajukan kesenian di Bali yang hingga saat ini bentuk transformasi keseniannya masih bisa kita nikmati.