Entah mengapa tren menjadi kehebohan tersendiri bagi kebanyakan orang sesuai dengan lingkup dan usianya.Tren seakan menjadi landasan hidup baru, apapun benda (kendaraan pribadi, alat komunikasi, elektronik, pakaian, produk dan masih banyak lagi) yang lagi tren akan diburu untuk dibeli lalu dimiliki. Padahal benda-benda tersebut tidak selalu dibutuhkan dan mereka hanya memenuhi hasrat saja, jika pikirkan lagi tidak gunanya membeli benda-benda trendi tersebut.

Bukan hanya benda-benda saja yang menjadi tren. Sebuah model atau biasanya disebut gaya juga merupakan hasil dari berbagai tren. Misalnya gaya berpakaian dan gaya berbicara. Hal ini wajar jika seperti gaya berpakaian dan berbicara bisa menular terhadap seseorang karena sifat asli manusia yang selalu meniru.

Tren akan selalu muncul sesuai dengan kemajuan zaman dan orang-orang akan terlena lalu menggandrunginya.

Mengikuti tren adalah sebuah pilihan seseorang dan tidak ada paksaan untuk mengikuti tren. Namun semua orang memiliki kelemahan, di balik kelemahan ini tren akan masuk dan memengaruhinya.

Tren juga tidak musti diikuti. Seseorang harus sadar ketika berhadapan ingin membeli dan mengikuti sebuah tren. Sadar dalam artian sesuai dengan kemampuan dan tidak memaksakan, karena pada realitanya benda dan gaya yang lagi tren banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang berkemampuan lebih dalam hal ekonomi.

Ada saja orang-orang yang mengklaim dan menyatakan perasaan bahagia karena telah membeli dan memiliki sesuatu yang lagi tren. Namun bagaimana keadaan hati orang-orang yang tidak membeli dan memiliki yang lagi tren?. Indikasi yang akan muncul ialah rasa iri dan berdampak timbulnya perasaan susah hati.

Kebahagiaan tidak selalu datang dari benda atau produk hasil dari sebuah tren. Rasa bahagia bisa ada dari hal sederhana, misalnya berbagi cerita dengan teman-teman. Karena ketika terjadi perbincangan sang pembicara akan merasa dihargai saat ia berbicara didengarkan. Orang-orang berbahagia karena memiliki benda yang terlahir dari tren mungkin sudah terbiasa mendapatkan rasa bahagia dari materi saja dan lupa caranya bagaimana berbahagia yang sederhana.

Hidup pada zaman sekarang adalah dilema. Semua keinginan akan timbul begitu saja di dalam diri. Ada saja benda, produk, dan gaya yang sedang ngetren muncul di waktu dekat dan hal ini akan datang dalam waktu yang terus-terusan. Dilema ketika ada keinginan untuk membeli dan memiliki sesuatu yang lagi tren. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena semua orang akan merasakannya.

Sikap kritis wajib dimiliki untuk menghadang godaan dari berbagai macam yang lagi tren. Karena yang lagi tren belum tentu bermanfaat dan benda yang lagi tren belum tentu dibutuhkan. Simpulnya dipikirkan lagi sebelum membeli dan mengikuti yang lagi trendi.