Berkat kecerdasan buatan(AI), pembeli bisa mendapatkan harga terbaik untuk item yang mereka inginkan dan berkomunikasi dengan chatbot sebagai customer service. Sementara itu untuk retailer, mereka mampu lebih mudah menganalisis data konsumen dan memprediksi pola pembelian di masa depan, membuat sistem otomatis, serta menghemat uang dan waktu untuk layanan konsumen dengan chatbot.

Banyak perusahaan telah menggunakan AI. Bagaimana perkembangan AI yang telah digunakan tersebut dari tahun ke tahun?

Entrepreneur menggambarkan dalam infografisnya bahwa AI pada awal mulanya hanya digunakan oleh toko-toko online untuk membuat pengalaman bagi konsumen. Perusahaan bisa menyampaikan pesan kepada orang yang tepat pada waktu yang sesuai karena teknologi mampu memprediksi dari hal-hal yang pernah dilakukan konsumen. Di sisi lain, perbincangan dengan konsumen berjalan lebih lancar. Semua ini berkat machine learning yang belajar dari Big Data.

Selanjutnya, perusahaan mengembangkan asisten membeli virtual misalnya untuk memberikan notifikasi ketika harga turun atau melakukan pembayaran atas nama Anda. Hal ini mengurangi interaksi dengan e-commerce karena asisten tersebut sudah secara langsung diberi tahu oleh perusahaan.

Pada tahap ketiga, e-commerce telah muncul dalam berbagai bentuk AI melalui chatbot dan aplikasi menggunakan suara. Pelanggan bisa menggunakan chatbot untuk mengecek sampai di mana barang mereka, kemudian chatbot akan membaca profil konsumen dan memeriksa status pengiriman sebagai respons.

Kini, sistem AI menggunakan analisis Big Data untuk melengkapi sistem tradisional. AI menyediakan solusi untuk menghubungkan data yang terstruktur dan yang tidak. AI juga mampu mengindikasi produk apa atau dari brand mana yang bisa dipesan. Hal ini akan membantuk perusahaan menaikkan keuntungan dengan mempercepat promosi brand.

sumur:

http://techno.okezone.com/read/2017/...-di-e-commerce