- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ormas dan Elemen Lintas Agama di Bali Gemakan NKRI Harga Mati


TS
krisnauruhara
Ormas dan Elemen Lintas Agama di Bali Gemakan NKRI Harga Mati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Persoalan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi sorotan utama belakangan ini.
Termasuk di Bali.
Organisasi Masyarakat (Ormas) Baladika Bali, kelompok antar etnis Badan Musyawarah Masyarakat Sunda (Bammus), GP Anshor, Ikawangi, Nahdlatul Ulama Bali, perwakilan masyarakat Pasundan Bali, Masyarakat Muslim Serangan (Rodhat, Pasukan Perang Bugis), dan Perwakilan masyarakat Muslim Ubung Kaja, dan beberapa elemen lainnya bahu membahu untuk meredam suasana yang memanas di beberapa daerah.
Sekretaris Umum Baladika, Komang Mertha Jiwa atau akrab disapa Mang Lotho, menyatakan segala bentuk ancaman terhadap NKRI dan keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika, sepatutnya dilawan di tanah Pulau Dewata ini.
Masyarakat Bali menolak dan mengecam keras segala fitnah dan hasutan bahwa Bali tidak harmonis dalam menjaga kerukunan umat beragama.
Pertemuan lintas etnis dan elemen ini menjadi bukti bahwa keberagaman sangat terjaga di Bali.
"Hasutan bahwa pecalang melempari rumah warga dan pelarangan sholat Jumat adalah fitnah. Dan untuk ini, mari kita jaga keberagaman di Bali tercinta ini," ucapnya, Minggu (22/1/2017), pukul 09.00 Wita, di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali.
Mang Lotho menyatakan mendukung pemerintah untuk menolak keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme dengan latar belakang dan alasan apapun.
"Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa, pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat, karena konflik dan perpecahan hanya akan merusak kehidupan kita," ungkapnya.
Baladika Bali juga mendukung aparat kepolisian di Bali untuk segera menindak pelaku fitnah dan provokasi yang menimbulkan perpecahan dan konflik SARA, sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Sementara itu Perwakilan masyarakat Pasundan, Agus Samijaya, menyatakan warga Pasundan Bali akan bersama-sama untuk menentang sikap intoleransi yang sudah menggangu negara.
"Betapa indahnya negara kita. Maka kami warga Bali asal pasundan menolak segala bentuk intoleransi mengecam segala bentuk yg memecah belah NKRI sehingga kita harus bersatu demi menjaga keutuhan NKRI dan mempertahankan kebinekaan. Agar tetap utuh mari kita bergandengan tangan bahu membahu utk mencegah paham paham radikalisme maupun paham paham intoleransi," tegasnya.
Amron sudarmanto, Ketua GP Ansor Provinsi Bali, mengaku menentang dan akan melawan apapun bentuk ancaman yang dapat menganggu keutuhan masyarakat.
"Kami akan melawan apapun ormas yang intoleran dan radikal di manapun itu ditemui. Kami berterimakasih pada Baladika Bali yang menjaga kerukunan umat dan menjaga NKRI," bebernya. (*)
bali.tribunnews.com/2017/01/22/ormas-dan-elemen-lintas-agama-di-bali-gemakan-nkri-harga-mati
Termasuk di Bali.
Organisasi Masyarakat (Ormas) Baladika Bali, kelompok antar etnis Badan Musyawarah Masyarakat Sunda (Bammus), GP Anshor, Ikawangi, Nahdlatul Ulama Bali, perwakilan masyarakat Pasundan Bali, Masyarakat Muslim Serangan (Rodhat, Pasukan Perang Bugis), dan Perwakilan masyarakat Muslim Ubung Kaja, dan beberapa elemen lainnya bahu membahu untuk meredam suasana yang memanas di beberapa daerah.
Sekretaris Umum Baladika, Komang Mertha Jiwa atau akrab disapa Mang Lotho, menyatakan segala bentuk ancaman terhadap NKRI dan keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika, sepatutnya dilawan di tanah Pulau Dewata ini.
Masyarakat Bali menolak dan mengecam keras segala fitnah dan hasutan bahwa Bali tidak harmonis dalam menjaga kerukunan umat beragama.
Pertemuan lintas etnis dan elemen ini menjadi bukti bahwa keberagaman sangat terjaga di Bali.
"Hasutan bahwa pecalang melempari rumah warga dan pelarangan sholat Jumat adalah fitnah. Dan untuk ini, mari kita jaga keberagaman di Bali tercinta ini," ucapnya, Minggu (22/1/2017), pukul 09.00 Wita, di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali.
Mang Lotho menyatakan mendukung pemerintah untuk menolak keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme dengan latar belakang dan alasan apapun.
"Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa, pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat, karena konflik dan perpecahan hanya akan merusak kehidupan kita," ungkapnya.
Baladika Bali juga mendukung aparat kepolisian di Bali untuk segera menindak pelaku fitnah dan provokasi yang menimbulkan perpecahan dan konflik SARA, sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Sementara itu Perwakilan masyarakat Pasundan, Agus Samijaya, menyatakan warga Pasundan Bali akan bersama-sama untuk menentang sikap intoleransi yang sudah menggangu negara.
"Betapa indahnya negara kita. Maka kami warga Bali asal pasundan menolak segala bentuk intoleransi mengecam segala bentuk yg memecah belah NKRI sehingga kita harus bersatu demi menjaga keutuhan NKRI dan mempertahankan kebinekaan. Agar tetap utuh mari kita bergandengan tangan bahu membahu utk mencegah paham paham radikalisme maupun paham paham intoleransi," tegasnya.
Amron sudarmanto, Ketua GP Ansor Provinsi Bali, mengaku menentang dan akan melawan apapun bentuk ancaman yang dapat menganggu keutuhan masyarakat.
"Kami akan melawan apapun ormas yang intoleran dan radikal di manapun itu ditemui. Kami berterimakasih pada Baladika Bali yang menjaga kerukunan umat dan menjaga NKRI," bebernya. (*)
bali.tribunnews.com/2017/01/22/ormas-dan-elemen-lintas-agama-di-bali-gemakan-nkri-harga-mati
0
1.1K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan