TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang pemuda diamankan polisi lantaran membawa senjara laras pendek Airsoft Gun saat menggelar aksi damai Bela Ulama jilid dua di Mapolda Kalbar, Jumat (20/1/2017). Pemuda tersebut langsung diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Menyikapi itu, Wakil Ketua DPD FPI Kalbar Afli Herlambang sepakat apabila aparat kepolisian ‎memprosesnya sesuai hukum berlaku.

"Sebelumnya sudah kita sampaikan ke simpatisan yang untuk mengikuti aksi ini, tidak membawa benda-benda seperti senjata tajam, senjata api dan bahkan kayu pun di larang,"katany Afli, Jumat (20/1/2017)

Ia menuturkan unjuk rasa kali ini merupakan demo damai yakni untuk menyampaikan aspirasi kepada aparat kepolisian untuk memproses hukum oknum pelaku yang melakukan penghadangan ulama, Wasekjen MUI di Sintang beberapa waktu lalu.

Berdasarkan informasi yang dirinya dapat pemuda yang di amankan oleh pihak kepolisian itu berinisal SN berusia 38 tahun yang berdomisili di kecamatan Pontianak Selatan, membawa senjata mirip senjata milik aparat keamanan jenis pistol.

"Kita sepakat, silakan aparat kepolisian untuk memprosesnya, saya juga tidak mengenali, sebenarnya saya ingin melihatnya untuk bertanya kepadanya langsung, karena kita khawatir aksi damai kita ini di susupi,"katanya.

"Aksi unjuk rasa kali ini menyampaikan kalau kita ini cinta damai dan tidak pernah menolak ‎atau menganggu agama apapun untuk melaksanakan ibadah, karena memang kami cinta toleransi beragama,"jelasnya.‎

Pada kesempatan yang sama, ia juga menuturkan pihaknya menuntut aparat kepolisian memproses hukum para oknum yang melakukan penghadangan para ulama di Sintang, karena pihaknya tak terima ulama yang merupakan pewaris nabi itu di perlakukan demikian.

"Ulama yang di hadang itu seorang pengurus MUI, kan MUI itu adalah organisasi yang di bentuk pemerintah dan sering kali fatwa-fatwa nya menjadi rujukan pemerintah," tegasnya.