Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa
Jika kita berbicara soal kompetisi sepak bola teratas di Italia, yakni Serie A, tentu klub seperti Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma, dan Lazio mungkin menjadi yang pertama kali terlintas di pikiran kita. Hal tersebut terbilang sangat wajar, pasalnya kelima klub tersebut memang memiliki tradisi yang begitu kuat di negara tersebut.

Namun, jangan sekali-kali Anda memandang sebelah mata klub asal barat laut Italia, Genoa.

Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa


Jika dilihat dari segi gelar juara, I Rossoblu baru mengoleksi sembilan trofi kasta tertinggi sepak bola di Italia. Namun hal tersebut sudah terjadi begitu lama, bahkan ketika itu kompetisi tertinggi di Italia belum bernama Serie A. Tercatat terakhir kali Genoa menjadi juara terjadi pada musim kompetisi 1923-24.

Setelah kompetisi Serie A mulai diperkenalkan pada musim 1929-30, Genoa terbilang masih bisa unjuk gigi. Di musim pertama Serie A, tim yang saat ini bermarkas di Stadio Luigi Ferraris tersebut berhasil finis sebagai runner-up. Delapan tahun berselang, Genoa mampu mengakhiri musim di posisi ketiga. Setelah itu, Genoa seolah tak mampu lagi menjadi tim papan atas di Serie A.

Meski begitu, peran Genoa untuk sepak bola Italia tak lantas berhenti. Genoa hingga saat ini dikenal sebagai salah satu penyuplai pemain-pemain top untuk klub Serie A, atau bahkan di dunia.

Teranyar ada nama Leonardo Pavoletti dan Tomas Rincon yang baru saja hengkang dari Stadio Luigi Ferraris di bursa transfer musim dingin ini. Pavoletti menuju Napoli dan Rincon bergabung dengan Juventus. Kedua pemain bisa dikatakan menjadi andalan Genoa di paruh pertama musim ini.

Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa


Sebagai juru gedor, Pavoletti sukses melesakkan tiga gol dari sembilan penampilan di Serie A. Jumlah tersebut sejatinya bisa saja lebih, andai bomber berusia 28 tahun tersebut terbebas dari cedera. Sementara Rincon yang berposisi sebagai gelandang bertahan, dirinya terus menjadi pilihan utama Ivan Juric untuk menyeimbangkan lini pertahanan Genoa serta menyalurkan bola ke lini serang.

Pavoletti dan Rincon bisa dikatakan hanya sebagian kecil dari pemain Genoa yang pada akhirnya dipinang oleh tim besar di Italia. Sebelum itu, ada beberapa nama yang tak boleh dilewatkan.

Pada musim 2009-10, Inter Milan melakukan sebuah transfer mengejutkan dengan mendatangkan Diego Milito dari Genoa. Saat itu sang bomber sudah terbilang melewati usia emas seorang pesepak bola, yakni 30 tahun. Dengan mahar sebesar 25 juta euro, dimana menjadi rekor penjualan Genoa, Milito terbilang sukses. Pemain berpaspor Argentina itu sukses mempersembahkan treble untuk La Beneamata.

Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa


Semusim berselang setelah kedatangan Milito, Inter kembali membajak andalan Genoa lainnya, yakni Andrea Ranocchia. Saat itu sang pemain masih berusia 22 tahun, tetapi Inter tak ragu untuk mengeluarkan uang sebesar 18,5 juta euro untuk mendaratkannya di Giuseppe Meazza. Hasilnya, Ranocchia sukses mempersembahkan gelar Coppa Italia musim 2010-11. Bahkan Ranocchia sempat didapuk menjadi kapten Inter setelah Javier Zanetti memutuskan pensiun di akhir musim 2013-14.

Tak hanya Inter, beberpa tim Serie A lainnya seolah sangat senang membeli pemain dari Genoa. Misalnya AC Milan, yang merekrut Stephan El Shaarawy, Marco Boriello, Kevin Prince Boateng, dan lainnya.

Jika melihat deretan nama tersebut, tak salah jika tim-tim besar di Italia patut berterima kasih kepada Genoa.

Supported by:
Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa

Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada GenoaTim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa

Tim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada GenoaTim Serie A Patut Berterima Kasih Kepada Genoa
www.kaskus.co.id
0
2.9K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan