Eddie Murphy merupakan aktor, penulis, sekaligus produser komedi asal Amerika Serikat yang terkenal berkat penampilannya sebagai polisi di film "Beverly Hills Cop" dan pengisian suaranya sebagai keledai di film "Shrek". Dia juga populer lewat serial-serial komedinya di layar televisi Amerika seperti "Saturday Night Live", "Eddie Murphy Delirious", dan "What's Alan Watching?". Menurut cinemablend.com, Eddie Murphy merupakan aktor dengan penghasilan paling tinggi ke-5 di Amerika Serikat (di bawah Morgan Freeman, Tom Hanks, Samuel Leroy Jackson, dan Harrison Ford), hal itu juga menjadikannya sebagai komedian dengan penghasilan paling tinggi pertama di Negeri Paman Sam tersebut.

Robin Williams adalah seorang aktor komedi sekaligus stand-up komedian yang sangat terkenal di Amerika Serikat. Dikenal luas sebagai salah satu komedian jenius, Robin telah dinominasikan dalam ajang Oscar sebanyak 3 kali dan meraih 1 piala atas perannya sebagai psikolog di film "Good Will Hunting". Penampilan Robin yang paling dikenang ialah ketika ia tampil sebagai alien di serial televisi "Happy Days". Sementara di layar lebar, ia dikenang atas penampilannya dalam film "Good Morning Vietnam", "Dead Poets Society", "Hook", "Jumanji", "Good Will Hunting", "Aladdin", serta "Night at The Museum". Namun terlepas dari itu semua, kemampuannya dalam berkomedi paling menonjol ketika ia tampil live sebagai seorang stand-up komedian.

Richard Pryor merupakan komedian legendaris asal Amerika Serikat yang mendapatkan julukan "The Picasso of Comedy". Popularitasnya melambung berkat penampilan gemilangnya sebagai seorang stand-up komedian. Lawakan-lawakannya dikenal cerdas dan begitu mendalam. Karena itu juga, dia sempat memenangi Grammy Awards pada tahun 1975 atas karyanya "That Nigger's Crazy" untuk kategori rekaman komedi terbaik. Sosoknya menjadi semakin populer lewat serial televisi "Richard Pryor Show" yang meledak pada akhir tahun 70an. Sampai kematiannya pada tahun 2005, Pryor telah membintangi kurang lebih 40 film layar lebar. Salah satu film terbaiknya adalah film "The Toy" yang dirilis pada tahun 1982.

Harold Lloyd merupakan kompetitor Charlie Chaplin di era komedi bisu. Namun berbeda dengan Chaplin yang lebih menonjolkan sisi drama, Lloyd justru lebih mengandalkan aksi-aksi ekstrim nan berbahaya. Harold Lloyd seringkali menantang "maut" dengan berjalan di atas gedung tinggi, bergelantung di menara jam, berdiri di rel kereta, hingga diseret mobil yang melaju kencang. Atas karya-karyanya, Lloyd dianugerahi Piala Oscar untuk kategori "Special Award" sebagai "Master Comedian and Good Citizen". Film-filmnya yang paling sukses antara lain "Why Worry?", "Never Weaken", "Girl Shy", "Grandma's Boy", dan "Safety Last".

Stephen Chow atau yang bernama asli Chow Sing-Chi ini merupakan aktor sekaligus sutradara dan produser film komedi asal Hong Kong. Memulai karirnya sejak tahun 80an sebagai bintang sinetron lokal di Hong Kong, karir Chow menanjak ketika membintangi film "Final Justice" pada tahun 1988. Sukses di film pertamanya membuat nama Chow melambung sampai-sampai ia mendapatkan tawaran untuk membintangi 10 film sekaligus pada tahun 1989. Kemudian dia dikenal luas sebagai aktor komedi yang handal lewat film "Curry and Pepper" pada tahun 1990. Pada tahun 1990 ini, dia bahkan membintangi 15 film sekaligus! Salah satunya adalah filmnya yang paling sukses yakni "God of Gamblers" (di Indonesia dikenal dengan judul "Dewa Judi"). Karirnya kian menanjak lewat film-film action-comedy yang begitu sukses seperti "Fight Back to School", "The Royal Tramp", "From Beijing with Love", "The God of Cookery", hingga "King of Comedy". Di era 2000an, bukannya meredup, sinar Chow justru semakin terang. Lewat film-film yang dia produseri, sutradarai, sekaligus bintangi sendiri seperti "Shaolin Soccer", "Kung Fu Hustle", "CJ7", hingga "The Mermaid", nama Stephen Chow semakin mendapatkan pengakuan. Kini, Stephen Chow dikenal sebagai aktor sekaligus sutradara komedi terbaik di abad 21 dengan ciri khas film-filmnya yang absurd dan kartunis.

Rowan Atkinson merupakan Profesor Komedi lulusan Fakultas Teater Oxford University Inggris yang dikenal sebagai salah satu aktor komedi sekaligus stand-up komedian terbaik di dunia. Karir komedi seorang Rowan Atkinson dimulai ketika dia menjadi stand-up komedian keliling pada tahun 70an hingga mempunyai drama komedi sendiri di Radio BBC tahun 1980an dengan judul "The Atkinson People". Setelah namanya cukup dikenal, Atkinson pun mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan serial TV komedi "Not The Nine O'Clock News". Lewat acara itu, nama Rowan Atkinson menjadi begitu terkenal di Inggris. Dia dikenal dengan gaya berkomedinya yang mengandalkan ekspresi wajah jenaka serta lawakan-lawakan black comedy yang tak terduga. Karirnya semakin gemilang lewat serial TV komedi "The Black Adder" yang memparodikan kisah sejarah eropa. Serial tersebut bahkan masuk dalam "Daftar 100 Serial TV Terbaik Yang Pernah Ada". Walau sudah begitu sukses, nama Rowan Atkinson justru baru begitu meledak lewat karya-karya terakhirnya seperti Serial TV "Mr.Bean" serta Serial Film "Johnny English". Rowan Atkinson sendiri mengakui bahwa kini nama "Mr.Bean" lebih dikenal daripada nama "Rowan Atkinson" dan itu menurutnya sungguh ironis. Walau demikian, ia bangga telah meraih berbagai macam pencapaian yang luar biasa dalam karirnya. Lewat "The Black Adder", dia mendapatkan banyak penghargaan. Lewat serial "Mr.Bean" yang hanya berisikan 14 episode, dia mendapatkan banyak uang dan ketenaran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Selain George Carlin dan Richard Pryor, nama Woody Allen pun selalu muncul dalam jajaran komedian terbaik Amerika Serikat. Woody Allen dikenal sebagai seorang komedian, penulis, sekaligus "filsuf" yang jenius. Karir Woody Allen sebagai komedian dimulai sejak usianya yang masih 15 tahun. Pada waktu itu, Allen mulai iseng menulis naskah komedi dan menjualnya ke Broadway. Tanpa disangka, sambutan Broadway begitu baik. Mereka mengagumi sekali karya bocah 15 tahun itu. Maka, dari sanalah Woody Allen mulai membangun karirnya. Setelah sekian lama menjadi penulis komedi, dia pun mulai tampil sebagai aktor drama komedi di panggung Broadway. Tak lama setelah "wujudnya" tampil di muka umum, dia langsung menjadi bintang dan mendapatkan tawaran dari Hollywood untuk membuat film. Dia pun tampil sebagai aktor di film yang dia tulis sendiri "What's New Pussycat?". Sayang, film itu tak begitu sukses. Karir filmnya kemudian tidak ada peningkatan, ia hanya tampil sebagai aktor pembantu di beberapa film hingga namanya justru mulai redup. Namun pada 1977, namanya kembali melambung lewat film "Annie Hall" yang begitu sukses hingga mendapatkan 4 Piala Oscar sekaligus antara lain untuk film terbaik dan naskah terbaik. Dari sana, Woody Allen mulai melahirkan sejumlah film-film sukses lainnya seperti "Love And Death", "Manhattan", "Sleeper", "Crimes And Misdemeanours", serta "Bananas". Film-film komedi dengan filosofi kehidupan yang mendalam.

Jacques Tati merupakan komedian legendaris asal Prancis yang dikenal lewat karya-karya film bisunya yang ikonik. Dia memulai karir penyutradaraannya pada tahun 1940an lewat film-film indi Prancis. Dari sana, karir Jacques Tati mulai menanjak dengan melahirkan film-film komedi yang dibintanginya sendiri seperti "Mr.Hulot's Holiday", "The Big Day", "Trafic", dan "Playtime". Hampir semua filmnya mendapatkan rating 100% di situs RottenTomatoes dan juga mendapatkan rating sempurna (4/4) dari kritikus film Roger Ebert. Tidak heran karena film-film Tati memang begitu inovatif dan inventif. Pengaruhnya sangat luar biasa bagi dunia komedi dan juga dunia perfilman. Bahkan tokoh "Mr.Hulot" yang tampil dalam film "Mr.Hulot's Holiday" pun merupakan tokoh yang menginspirasi Rowan Atkinson dalam menciptakan tokoh "Mr.Bean".

Sir Charles Spencer Chaplin atau yang lebih dikenal dengan nama Charlie Chaplin merupakan master komedi, aktor, sekaligus sutradara film asal Inggris yang begitu populer di era film bisu. Sosok Charlie Chaplin dengan kumis yang khas, topi, dan juga tongkatnya merupakan salah satu karakteristik paling populer di dunia. Namun ternyata karir seorang Charlie Chaplin begitu berliku. Bahkan masa kecilnya pun begitu tragis. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya masuk rumah sakit jiwa, Charlie terpaksa harus tinggal di rumah penampungan orang-orang miskin. Hidupnya mulai berubah setelah bersama kakaknya ia merantau ke Amerika Serikat dan menjadi komedian panggung. Karirnya terus menanjak hingga ia bisa tampil dalam satu film komedi berjudul "Making a Living". Dari sana, Charlie semakin dikenal serta terus mendapatkan tawaran bermain film komedi. Setelah cukup sukses, ia mulai membuat film-filmnya sendiri seperti "The Kid", "The Gold Rush", "Circus", "The City Lights", "Modern Times", hingga film "The Great Dictator" yang kesemuanya sukses. Atas prestasinya, Charlie pun diganjar Piala Oscar untuk kategori "Special Award" dan dikenang sebagai salah satu komedian paling legendaris di dunia.

Groucho Marx adalah legenda komedi Amerika yang terkenal lewat film-film komedinya yang sarat akan parodi serta kritik sosial. Dia memulai karirnya sebagai penulis serta penampil komedi panggung di Broadway sebelum berkecimpung di Hollywood. Selama karirnya di Hollywood, Marx membuat 26 film yang hampir kesemuanya sukses. Kebanyakan filmnya berasal dari naskah panggung yang sudah lebih dulu meledak di Broadway, seperti "The Cocoanuts" dan "Animal krackers". Sementara film lain dengan naskah asli justru lebih sukses lagi, sebut saja "Duck Soup", "You Bet Your Life", dan "A Night At The Opera". Ciri khas dari film-filmnya adalah bobot naskahnya yang baik, hampir setiap kalimat yang keluar dari tokoh-tokoh dalam filmnya memiliki makna yang dalam. Banyak di antara lawakan-lawakan dalam filmnya pun masuk ke dalam "100 Kutipan Film Terbaik Versi AFI" (American Film Institute). Selain itu, karakter yang dibentuk Marx lewat alis, kacamata, serta kumisnya yang khas pun begitu kuat, ditambah cara bicara dan cara berjalannya yang juga unik. Sampai saat ini, Groucho Marx telah mengilhami banyak seniman dari berbagai macam genre. Salah satunya Woody Allen yang banyak terinspirasi darinya dalam membuat film, begitu juga dengan band legendaris Queen yang terinspirasi membuat album "A Night At The Opera" gara-gara film Marx yang berjudul sama.