Selamat datang di thread sederhana ini gan, kali ini kita akan ngebahas tentang cita-cita kecil kita, yang mana ada beberapa orang berhasil menjaga dan mewujudkannya, namun tak sedikit pula yang hidup jauh dari apa yg ia cita-citakan dahulu. So, enjoy my thread
Quote:
Maafkan bila repost
Oke, sebagai manusia, tentunya kita akan mempunyai keinginan, agar hidup kita tidak monoton dan tanpa tujuan, bahkan sejak kecil kita sudah sering ditanyai oleh orang tua kita ataupun kerabat kita, nanti klo udah gede mau jadi apa ?? Well, mungkin pertanyaan itu sering kita dapatkan dahulu, dan mungkin sebagian besar anak-anak kecil yang polos akan menjawab, menjadi dokter,polisi,ataupun guru, karena itu adalah pekerjaan yg sering kita lihat dulu. Yap, sejenak kita kembali mengingat masa" kecil polos kita saat ditanya tentang cita-cita . Oke, lalu, ketika agan" sudah dewasa, apakah cita-cita agan terwujud ? bila iya, bersyukurlah, karena dalam sebuah studi karir di Oxford University, hanya sekitar 6% responden yang berhasil mencapai cita-cita masa kecilnya. Namun, bila tidak, tak usah khawatir gan, kita senasib , dan itu bukanlah sebuah kesalahan.
Lalu mengapa cita-cita kita tidak bisa terwujud saat kita dewasa ???
Spoiler for Cita-cita:
Quote:
Quote:
1. Kita butuh waktu untuk mengenal diri kita sendiri
Quote:
"Kenalan" sama diri sendiri tuh jauh lebih sulit daripada kenalan sama orang lain, lho, gan. Butuh waktu yang nggak singkat untuk bisa memahami kekurangan, kelebihan, bakat, dan kemampuan diri kita sendiri.
Karena waktu kecil kita belum tahu minat, bakat, skill, dan kapasitas kita yang sebenarnya, kita merasa semua profesi gampang aja diraih. Maka ketika dulu kita ditanya cita-citanya apa, kita gampang aja menyebutkan dokter, astronot, atau insinyur. Jadi, seiring dengan berjalannya waktu, semakin kita mengenal diri kita lebih jauh, wajar banget kalau pandangan kita terhadap cita-cita dan pilihan karier masa kecil pun berubah.
Quote:
2. Kita belum memahami betul tentang cita-cita yang kita pilih
Quote:
Sewaktu kecil, mungkin alasan utama kita memilih sebuah cita-cita adalah karena cita-cita tersebut tampak super keren. Mungkin kita sempat mau jadi arkeolog gara-gara nonton film Indiana Jones? Atau mungkin kita pernah mau jadi presiden karena fotonya dipajang di setiap ruang kelas?
Tentu saja, sebaiknya kita nggak menentukan cita-cita hanya karena faktor keren-kerenan. Kita juga harus mendalami cita-cita pilihan kita dengan lebih dalam, sebelum benar-benar mengejarnya. Hal ini juga membuat kita lebih realistis. Sebagai contoh, misalnya saya ingin jadi dokter. Tetapi ketika pertama kali belajar biologi, ternyata saya nggak mudeng banget sama pelajarannya. Pasti saya jadi berpikir dua kali tentang cita-cita dokter itu .
Makanya, kita harus tahu bahwa, misalnya, kalau mau jadi seorang game developer, kita harus jago matematika. Pekerjaan ahli sipil juga ternyata nggak sama dengan arsitek. Trus, kalau mau kerja di NASA, ternyata nggak harus jadi seorang astronom profesional. Lalu, harus lulus Pendidikan Profesi Akuntansi untuk bisa meraih gelar akuntan. Tuh, sebelum menentukan cita-cita,kita harus tahu segala fakta yang berkaitan dengan cita-cita itu dulu
Quote:
3. Kita berhasil menghadapi kegagalan dan perubahan
Quote:
emang benar, sih, kegagalan adalah proses menuju kesuksesan. Tapi kalau kita udah berusaha sekuat tenaga mengejar cita-cita, tapi gagal melulu, gimana, dong?
Well, mungkin cita-cita tersebut memang nggak tepat untuk kita gan. Mungkin jalan kita akan lebih lancar kalau mengejar cita-cita lain. Let's face it, not everybody can be anything. Meski begitu, kalau kita sempat berulang kali gagal, jangan disesali, ya. Kesuksesan meraih cita-cita yang sesuai nggak akan terjadi, tanpa kegagalan mengejar mimpi yang salah.
Dulu, mungkin orangtua kita sering menanamkan pemikiran bahwa profesi yang "bermasa depan cerah" hanyalah seputar dokter, insinyur, atau bankir. Makanya, banyak orang punya cita-cita masa kecil yang “seragam”.
Kalau definisi "profesi bermasa depan cerah" versi ortu adalah "profesi bergaji besar", maka sekarang ini ada banyaaaak sekali "profesi bermasa depan cerah" selain dokter, insinyur, atau bankir. Soalnya tren dan perubahan teknologi 'kan selalu berkembang, sehingga lahan bisnis dan pekerjaan juga ikut berkembang. Bahkan pendapatan instruktur gym dan Youtuber zaman sekarang bisa mengalahkan gaji insinyur muda, lho .
Quote:
4. Mencapai cita-cita ≠ sukses
Quote:
Nah, kalau kita nggak berhasil mencapai mimpi masa kecil kita, apakah kita bakal merasa nggak puas dan kecewa dengan jalan hidup yang pada akhirnya kita jalani?
Nggak juga, tuh. Dalam sebuah survei lain, hanya 3 dari 10 responden yang merasa nggak puas dengan kariernya yang melenceng dari cita-citanya. Intinya, jangan langsung yakin bahwa kita nggak bakalan hepi kalau cita-cita kita nggak kesampaian, sebelum kita benar-benar menjalaninya.
Lagipula, parameter kesuksesan orang, tuh, beda-beda. Ada yang bilang, sukses itu berarti bisa beli mobil Lamborghini di umur 30. Sementara ada yang bilang, terpilih jadi employee of the month di tempat kerja aja sudah merupakan suatu kesuksesan besar. Kesuksesan dan kebahagiaan itu tergantung pada mindset masing-masing, kok gan
Quote:
5. Nggak ada yang bisa memprediksi masa depan kita
Quote:
Yup, masa depan itu luas gan, sulit untuk diprediksi, bahkan sedetik pun, kita hanya bisa mengenali diri kita dan berusaha diimbangi dengan doa. Dan percaya, bahwa dunia ini luas, masa depan sedang menunggu agan yg saat ini sedang berjuang
Yap, itu tadi beberapa alasan mengapa cita-cita kita waktu kecil tidak terwujudkan. Terimakasih sudah mampir gan, semoga thread ini dapat bermanfaat bagi kita