Yang terpenting bukanlah seberapa banyak orang menyukai kita. Namun seberapa banyak kita berbuat baik untuk orang lain. Setuju?

Nah kalau sudah berbuat baik, namun masih saja tidak disukai sana sini ya sudah. Tidak usah terlalu dipikirkan. Anggap saja mereka sebagai haters. Dan jangan sampai gairah kita untuk berbuat baik malah jadi rusak gara-gara terlalu pusing mikirin haters. Yang terpenting adalah kita yakin bahwa yang kita lakukan ini baik. Perkara disukai orang atau tidak, itu urusan lain. Adem kan 😆

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan lho. Masa iya kita malah fokus mikirin orang lain ketimbang melakukan hal-hal lain yang lebih positif dan produktif. Daripada waktu kita habis untuk bergalau mikirin haters, lebih baik dialihan untuk berkarya. Apalagi kita masih muda. Mikirin haters tidak ada gunanya, serius deh. Malah nguras energi aja

Kalau kita baper gara-gara celotehan haters, ingat satu hal ini. Mereka tidak memikirkan kita sebesar apa yang kita kira. Biar kamu percaya, boleh jawab pertanyaan ini.

1 . Siapa orang yang paling tidak kamu sukai? Atau orang yang paling tidak membuatmu nyaman?
2 . Apakah setiap hari kamu memikirkan dia? Apakah setiap jam kamu menceritakan tentang dia ke orang lain? Apakah setiap saat kamu mencari tahu tentang dia?

PASTI TIDAK. Dalam 24 jam, paling hanya beberapa jam kita kesal dengan orang. Pun tidak setiap hari kita memikirkan dia. Dan kita masih bisa tertawa-tawa setelah itu dengan orang lain yang kita sukai. Artinya, hidup kita tidak dirampas oleh rasa benci.

Begitu pula dengan haters kita. Mereka tidak setiap saat memikirkan kita. Mereka juga punya kehidupan selain kita. Barangkali, mereka hanya nyinyir saat itu. Lalu kurang dari satu menit, mereka sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jadi daripada waktu kita habis mikirin orang yang tidak memikirkan kita, lebih baik kita bahagia saja menjadi diri sendiri

Jangankan memaksa, bahkan meminta orang untuk suka dengan kita pun kita tidak bisa. Karena suka atau tidak suka, ini persoalan yang sangat personal dan tidak bisa disetting. Apalagi disulap “Bimsalabim! Kamu harus suka sama aku” Hoho mustahil. Dan karena persoalan disukai orang bukan kuasa kita, maka tidak perlu terlalu dirisaukan.

Setiap orang tentu punya latar belakang yang berbeda. Punya prinsip yang barangkali tidak sama. Dan ini membuat cara pikir dan sikap orang pun menjadi macam-macam. Kita sudah berbuat baik, namun masih saja ada diterima tidak baik oleh orang lain yaitu haters kita. Yasudah, terimalah ini sebagai perbedaan.

Ibarat politisi, berbuat baik disangka pencitraan. Tidak berbuat baik disangka tidak berperasaan. Haduh, daripada terjebak ke “apa yang dipikirkan orang lain tentang kita”, lebih baik kita terus terus dan terus melakukan kebaikan.

Yang lebih menghawatirkan adalah ketika kita justru jadi berkecil hati karena banyak yang tidak suka dengan kita. Kita jadi hilang rasa percaya diri. Yang tadinya aktif jadi pasif. Yang tadinya bisa berjalan tegak di depan banyak orang jadi mengurung diri di kamar. Dan yang tadinya berani bersuara malah jadi terdiam seribu bahasa.

Kenapa sampai begitu? Kalau kita merasa punya banyak haters, coba diperjelas lagi definisi “banyak”. Ada berapa sih? Bisa sebutkan 100 haters kita dengan spesifik? Saya yakin tidak.

Lalu pertanyaan berikutnya, ada berapa orang yang sayang dengan kita? Keluarga, teman baik, keluarga jauh, sahabat, teman kecil, guru, pelatih, dan lain sebagainya. Kalau ada 100 kolom yang harus kita isi, yakin kita pasti butuh kolom lebih banyak.

See? Haters hanya sekelumit dari orang-orang yang sayang sama kita 🙈🙈🙈

Kembali ke poin utama ya gaes , tugas kita bukan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang yang suka sama kita. Karena kalau kita terjebak di sini, bisa jadi kita kehilangan jati diri. Tidak menjadi diri sendiri.

Selama yang kita lakukan ini baik dan bukan sebuah kesalahan, lakukanlah. Kemudian bahagialah. Karena kita yang bisa memilih, apa kita mau bahagia atau mau kecewa? Kecewa karena terlalu berharap haters berbuat baik kepada kita. Kecewa karena terlalu berharap haters segera menerima batunya. Kecewa karena terlalu berharap haters meminta-minta maaf kepada kita. Iya, terlalu berharap hanya akan membuat kita kecewa

Dan yang membuat kita tenang adalah dua hal: maafkan mereka dan renungkan sikap kita. Mungkin tidak mudah, mungkin mereka terlewat menyebalkan dan mungkin kita sudah terlanjur sakit hati. Tapi kita harus percaya, dengan memaafkan akan memberikan energi yang luar biasa besar. Dada seketika menjadi luas. Nafas jadi teratur dan detak jantung begitu tenang. Maka tarik nafaslah dalam-dalam… Dan maafkan mereka.

Buat yang mau rekomendasiin trit ini jadi trit panas monggo di klik gan Rekomendasi HT


Jangan Lupa di


Ane juga terima kalo dikirimi tapi ga terima kalo dikirimi ye bray

Dibantu Share pun okeh


Terimakasih Sampai jumpa di lain waktu dan Salam Satu Jiwa