Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Adu domba ormas kesukuan dan ormas Islam

Anasir adu domba dengan membenturkan ormas kesukuan dengan ormas Islam yang kritis kepada pemerintah terlihat pada dua kasus di hari yang sama, yakni di Bandung dan Sintang, Kalimantan Barat.

Di Bandung, sejumlah ormas Sunda yang dipimpin Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) bentrok fisik dengan massa Front Pembela Islam (FPI). Kejadian ini bermula ketika anggota FPI mengawal pemeriksaan Habib Rizieq Shihab di Polda Jawa Barat dalam kasus dugaan penistaan lambang negara
Beberapa laskar FPI dikeroyok anggota GMBI. Tak hanya itu, GMBI juga menghadang mobil yang dikendarai laskar FPI dan menghancurkannya di tengah jalan.

Penyerangan yang dilakukan anggota GMBI dibalas oleh laskar FPI hingga bentrokan pun tak bisa terhindarkan. Sedikitnya tiga anggota FPI luka serius dan dilarikan ke rumah sakit.
Konflik tak berhenti sampai di situ, malam harinya di Bogor, anggota FPI membalas dengan membakar markas GMBI di Ciampea. Menyusul kemudian pengerusakan terjadi di Tasikmalaya.

Sementara itu di Sintang, kedatangan wakil Sekjen MUI, Tengku Zulkarnain, ditolak sejumlah ormas Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang. Kedatangan Tengku Zulkarnain ke Kabupaten Sintang, sebenarnya hendak mengisi kegiatan Tabligh Akbar.

Dalam video dan foto yang secara viral beredar dengan cepat di media sosial, massa dari DAD Sintang melakukan aksi penolakan tepat di bawah tangga pesawat Garuda, yang ditumpangi Tengku dan rombongan. Sehingga rombongan Tengku tidak keluar dari pesawat. Rombongan memutuskan kembali bertolak ke Pontianak dengan maskapai yang sama, setelah semua penumpang turun.

Tampak massa dengan menggunakan pakaian adat lengkap dengan atributnya. Beberapa diantaranya tampak mengenakan senjata mandau yang terselip di pinggang, di areal Bandara yang seharusnya steril. Acara tabligh akbar memperingati Maulid Nabi pun batal.

Adanya gejala adu domba tampak dari mereka yang terlibat. Pertama, yang kali ini menjadi sasaran adalah mereka yang terlibat dalam aksi besar-besaran menuntut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang sekaligus dijadikan momentum menekan pemerintahan Jokowi.

Kedua massa yang menentang mereka adalah berbasis kesukuan. GMBI, misalnya, adalah organisasi yang mengklaim memiliki massa 2 juta orang yang tersebar di berbagai kota di beberapa provinsi, seperti di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Yang paling banyak ada di Jawa Barat, hampir di semua kota ada.

Jika melihat ke belakang, GMBI ini pernah berurusan dengan majalah Tempo pada Januari tahun 2015. Mereka melaporkan Tempo ke Bareskrim terkait pemberitaan rekening gendut pejabat Polri.

Jika dicerna dengan pikiran jernih, apa kaitannya pemberitaan dugaan korupsi pejabat polisi dengan sebuah ormas yang kabarnya anggotanya masyarakat bawah? Alasan bisa dicari, tetapi nurani pasti bicara lain.

Di era SBY, hubungan DAD Kalbar dengan FPI baik-baik saja. Bahkan pada 2012 di Pontianak, Kalbar, pimpinan kedua organisasi pernah bertemu di kantor FPI Kalbar untuk menegaskan komitmen dengan dialog dan kerjasama membangun masyarakat. Ketua DAD Kalbar Yacobus Kumis diterima Imam Besar FPI Habib Rizieq yang menghasilkan kesepakatan untuk menggelar acara bersama.

Jadi, pada satu sisi keduanya secara alamiah tidak ada singgungan, sebelum ada aksi demo kolosal yang di dalamnya FPI terlibat secara langsung. Kita kuatir jika bentrok antara organisasi kesukuan dengan ormas Islam digerakkan oleh tangan-tangan di luar mereka.

Politik adu domba seperti harus disadari oleh kedua pihak. Tidak akan ada untungnya mengumbar konflik, apalagi melibatkan kekerasan. Segala sesuatu harus tetap dilakukan dalam koridor perdamaian di bawah payung hukum.

Seandainya mereka yang terlibat konflik paham bahwa selalu tiba-tiba ada pihak yang diuntungkan pascakonflik, mereka pasti tidak mau menjadi agen perusak karena agen yang dijadikan tumbal-tumbal kepentingan ini tidak akan pernah meraup keuntungan.

Terutama jika konflik GMBI-FPI ini menjalar sampai ke Bekasi dan Solo, tinggal menunggu waktu kerusuhan merembet ke Jakarta. Oleh karena itu, lebih baik, semua ormas yang terlibat mendinginkan kepala dan tidak mau diadu domba dengan provokasi-provokasi yang sebenarnya sudah terpola dan bisa dibaca.

sumber

Sesama rakyat jangan ribut
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
4.4K
66
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan