- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Battlefield 1 vs CoD: Infinite Warfare, Klasik nan Brutal atau Modern Era Robot


TS
gyung
Battlefield 1 vs CoD: Infinite Warfare, Klasik nan Brutal atau Modern Era Robot
Hi para kaskuser, kali ini kita akan komparasi 2 game paling terkenal nich,kan yang satunya udah keluar nich dan udah banyak yang main juga pastinya,jadi paling tidak ada sedikit perubahan sudut pandang setelah memainkannya,gak usah berlama lama yuk kita langsung komparasi

Jakarta - Ada banyak genre video game yang beredar saat ini. Tapi dari sekian banyak genre, first-person shooter tetap menjadi idola gamer lintas platform. Di artikel Compare It berikut, detikINET akan coba membedah dua game tembak-tembakan yang menjadi primadona saat ini, yakni Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare.
Baik Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare dikembangkan oleh dua developer dan publisher game yang berbeda. Bila Battlefield 1 dikembangkan oleh DICE dan Electronic Arts (EA), maka COD: Infinite Warfare digarap oleh Infinity Ward dan Activision.
Persaingan di antara keduanya sudah terjalin sejak lama. Namun, untuk yang terbaru ini, persaingan semakin memanas. Hal ini karena tema yang diusung di keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut perbedaan di antara keduanya.
Battlefield 1
Battlefield 1 membawa Anda mengarungi konflik bersejarah yang paling jarang diangkat ke dalam bentuk game, yaitu Perang Dunia I. Beda halnya dengan Perang Dunia II, yang sering diangkat jadi game, Perang Dunia I sangat minim menjadi tema sebuah game, apalagi dengan biaya pengembangan yang besar.
Karenanya, Battlefield 1 lantas dianggap membawa angin segar di jagat game tembak-tembakan. Untuk beberapa segmen, Batlefield 1 menceritakan peristiwa bersejarah yang memang benar terjadi.
Battlefield 1 vs CoD: Infinite Warfare, Klasik nan Brutal atau Perang Modern era RobotFoto: screenshot detikINET
DICE pun mengadopsi beberapa karakter asli dari perang maut antar negara itu. Hanya saja, ada beberapa karakter fiksi yang dibuat untuk kepentingan game.
Karena game ini mengusung tema Perang Dunia I, maka sudah pasti senjata yang dipakai senjata jaman dulu. Anda bisa menemukan senjata seperti thompson, senapan mesin kuno, rifle khas sniper di masa-masa awal peperangan, sampai peluncur roket yang bentuknya seperti masih dalam tahap purwarupa.
Meski terkesan lawas, tapi pada kenyataannya banyak gamer yang suka akan tema ini.

Ada dua mode permainan yang ditawarkan dalam game ini, yakni single player campaign dan multiplayer. Untuk single player campaign, DICE membaginya menjadi enam War Stories dengan durasi yang sangat singkat. Setiap cerita, bisa dimainkan hanya dalam waktu kurang dari satu jam dan tidak sampai dua jam, bila dimainkan secara konstan. Artinya, Anda langsung fokus pada objektif cerita.
Campaign 'War Stories' benar-benar menyuguhkan cerita sekaligus kekejaman, perjuangan, dan pengalaman langsung di medan perang. Pesan moral yang terselip dalam game ini adalah perang benar-benar mengubah dunia beserta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Selain single player campaign tadi, yang menjadi nilai jual adalah multiplayer. Battlefield 1 bisa mengakomodir perang antar player hingga 64 pemain yang terbagi menjadi 32 lawan 32.
Banyak mode permainan yang disuguhkan dalam multiplayer Battlefield 1. Tapi, di antara mode permainan multiplayer itu, hanya Conquest lah yang menjadi mode permainan terfavorit. Dalam mode permainan ini para pemain mencoba menguasai satu wilayah dan mempertahankannya supaya tidak direbut pemain lawan.
Pemain bisa memilih untuk jadi infrantri, jadi bagian dari kru tank baja, hingga menjadi pilot yang berjuang di udara.

Terakhir yang akan disinggung adalah soal grafis. Salah satu keunggulan dari Battlefield 1 adalah visualisasinya yang indah. Konsol next generation benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik.
Lebih serunya lagi, semua hal bisa hancur di game ini. Mulai dari kendaraan tempur sampai gedung bisa rata dengan tanah setelah selesai satu mode permainan.
Ada musuh di belakang rumah? Tembak saja pakai meriam dari tank baja. Ada musuh bersembunyi di belakang tank meja? Anda tentu bisa menghabisinya dengan menggunakan dinamit atau peluncur roket.
Call of Duty: Infinite Warfare
Berbanding terbalik dengan Battlefield 1, tema yang diangkat oleh COD: Infinite Warfare justru lebih modern. Perang di luar angkasa dengan senjata-senjata modern mewarnai COD: Infinite Warfare.
Walau demikian, alur cerita yang disajikan bergaya klasik. Ada sekelompok orang, dipimpin oleh pemimpin keji, berniat menguasai alam semesta. Mirip seperti Hitler, tapi lebih ambisius. Hanya saja, markasnya di luar angkasa.
Umat manusia mulai membuat koloni dan menambang sumber daya lain di alam semesta di bawah bendera United Nations Space Alliance (UNSA). Namun, alih-alih bekerja sama dengan UNSA, sekelompok manusia dan robot yang mendeklarasikan diri sebagai Settlement Liberation Front (SDF) justru ingin menguasai semua jerih payah yang sudah diraih UNSA. Seperti itu lah kira-kira alur ceritanya.

Sama seperti Battlefield 1, mode permainan multiplayer juga menjadi nilai jual dari game ini. Namun, dari pengalaman detikINET ketika memainkan, Mode multiplayer di game tembak-tembakan futuristik ini hampir sama dengan pendahulunya, yaitu Call of Duty: Black Ops III yang dirilis tahun lalu.
Pemain masih bisa double-jump boost, wall running, dan sliding menuju cover menghindari tembakan. Bedanya, kalau sebelumnya ada pilihan karakter dengan skill berbeda-beda, kini gantinya adalah Combat Rigs, yang sebenarnya tidak jauh berbeda.
Sama-sama memilih karakter, tapi dengan pilihan yang jauh lebih sedikit dari game sebelumnya. Supply drop juga masih ada, supaya pemain bisa membeli senjata spesial saat mulai bertempur dengan pemain lain.

Mode pilihan permainan multiplayer tetap sama, mulai dari team deatmatch sampai domination. Semuanya seperti memainkan COD: Black Ops III memakai skin yang berbeda saja.
Nah, masing-masing game memang punya kelebihan dan kekurangan. Kalau kalian lebih pilih mana, Battlefield 1 atau Call of Duty: Infinite Warfare?





Quote:

Jakarta - Ada banyak genre video game yang beredar saat ini. Tapi dari sekian banyak genre, first-person shooter tetap menjadi idola gamer lintas platform. Di artikel Compare It berikut, detikINET akan coba membedah dua game tembak-tembakan yang menjadi primadona saat ini, yakni Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare.
Baik Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare dikembangkan oleh dua developer dan publisher game yang berbeda. Bila Battlefield 1 dikembangkan oleh DICE dan Electronic Arts (EA), maka COD: Infinite Warfare digarap oleh Infinity Ward dan Activision.
Persaingan di antara keduanya sudah terjalin sejak lama. Namun, untuk yang terbaru ini, persaingan semakin memanas. Hal ini karena tema yang diusung di keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut perbedaan di antara keduanya.
Battlefield 1
Battlefield 1 membawa Anda mengarungi konflik bersejarah yang paling jarang diangkat ke dalam bentuk game, yaitu Perang Dunia I. Beda halnya dengan Perang Dunia II, yang sering diangkat jadi game, Perang Dunia I sangat minim menjadi tema sebuah game, apalagi dengan biaya pengembangan yang besar.
Karenanya, Battlefield 1 lantas dianggap membawa angin segar di jagat game tembak-tembakan. Untuk beberapa segmen, Batlefield 1 menceritakan peristiwa bersejarah yang memang benar terjadi.
Battlefield 1 vs CoD: Infinite Warfare, Klasik nan Brutal atau Perang Modern era RobotFoto: screenshot detikINET
DICE pun mengadopsi beberapa karakter asli dari perang maut antar negara itu. Hanya saja, ada beberapa karakter fiksi yang dibuat untuk kepentingan game.
Karena game ini mengusung tema Perang Dunia I, maka sudah pasti senjata yang dipakai senjata jaman dulu. Anda bisa menemukan senjata seperti thompson, senapan mesin kuno, rifle khas sniper di masa-masa awal peperangan, sampai peluncur roket yang bentuknya seperti masih dalam tahap purwarupa.
Meski terkesan lawas, tapi pada kenyataannya banyak gamer yang suka akan tema ini.

Ada dua mode permainan yang ditawarkan dalam game ini, yakni single player campaign dan multiplayer. Untuk single player campaign, DICE membaginya menjadi enam War Stories dengan durasi yang sangat singkat. Setiap cerita, bisa dimainkan hanya dalam waktu kurang dari satu jam dan tidak sampai dua jam, bila dimainkan secara konstan. Artinya, Anda langsung fokus pada objektif cerita.
Campaign 'War Stories' benar-benar menyuguhkan cerita sekaligus kekejaman, perjuangan, dan pengalaman langsung di medan perang. Pesan moral yang terselip dalam game ini adalah perang benar-benar mengubah dunia beserta orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Selain single player campaign tadi, yang menjadi nilai jual adalah multiplayer. Battlefield 1 bisa mengakomodir perang antar player hingga 64 pemain yang terbagi menjadi 32 lawan 32.
Banyak mode permainan yang disuguhkan dalam multiplayer Battlefield 1. Tapi, di antara mode permainan multiplayer itu, hanya Conquest lah yang menjadi mode permainan terfavorit. Dalam mode permainan ini para pemain mencoba menguasai satu wilayah dan mempertahankannya supaya tidak direbut pemain lawan.
Pemain bisa memilih untuk jadi infrantri, jadi bagian dari kru tank baja, hingga menjadi pilot yang berjuang di udara.

Terakhir yang akan disinggung adalah soal grafis. Salah satu keunggulan dari Battlefield 1 adalah visualisasinya yang indah. Konsol next generation benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik.
Lebih serunya lagi, semua hal bisa hancur di game ini. Mulai dari kendaraan tempur sampai gedung bisa rata dengan tanah setelah selesai satu mode permainan.
Ada musuh di belakang rumah? Tembak saja pakai meriam dari tank baja. Ada musuh bersembunyi di belakang tank meja? Anda tentu bisa menghabisinya dengan menggunakan dinamit atau peluncur roket.
Call of Duty: Infinite Warfare
Berbanding terbalik dengan Battlefield 1, tema yang diangkat oleh COD: Infinite Warfare justru lebih modern. Perang di luar angkasa dengan senjata-senjata modern mewarnai COD: Infinite Warfare.
Walau demikian, alur cerita yang disajikan bergaya klasik. Ada sekelompok orang, dipimpin oleh pemimpin keji, berniat menguasai alam semesta. Mirip seperti Hitler, tapi lebih ambisius. Hanya saja, markasnya di luar angkasa.
Umat manusia mulai membuat koloni dan menambang sumber daya lain di alam semesta di bawah bendera United Nations Space Alliance (UNSA). Namun, alih-alih bekerja sama dengan UNSA, sekelompok manusia dan robot yang mendeklarasikan diri sebagai Settlement Liberation Front (SDF) justru ingin menguasai semua jerih payah yang sudah diraih UNSA. Seperti itu lah kira-kira alur ceritanya.

Sama seperti Battlefield 1, mode permainan multiplayer juga menjadi nilai jual dari game ini. Namun, dari pengalaman detikINET ketika memainkan, Mode multiplayer di game tembak-tembakan futuristik ini hampir sama dengan pendahulunya, yaitu Call of Duty: Black Ops III yang dirilis tahun lalu.
Pemain masih bisa double-jump boost, wall running, dan sliding menuju cover menghindari tembakan. Bedanya, kalau sebelumnya ada pilihan karakter dengan skill berbeda-beda, kini gantinya adalah Combat Rigs, yang sebenarnya tidak jauh berbeda.
Sama-sama memilih karakter, tapi dengan pilihan yang jauh lebih sedikit dari game sebelumnya. Supply drop juga masih ada, supaya pemain bisa membeli senjata spesial saat mulai bertempur dengan pemain lain.

Mode pilihan permainan multiplayer tetap sama, mulai dari team deatmatch sampai domination. Semuanya seperti memainkan COD: Black Ops III memakai skin yang berbeda saja.
Nah, masing-masing game memang punya kelebihan dan kekurangan. Kalau kalian lebih pilih mana, Battlefield 1 atau Call of Duty: Infinite Warfare?

Quote:
Quote:
Sekian thread dari TS, terima kasih sudah berkunjung di thread ini, dan kalau boleh




0
35.6K
Kutip
358
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan