Banyak film dan acara televisi menggambarkan Zorro sebagai pahlawan bagi orang banyak (banyak pihak berpendapat, ia adalah the true inspiration untuk penciptaan karakter Batman). Padahal, sebenarnya ia adalah sosok yang bernasib tragis. The real Zorro, Joaquin Murietta, seorang pria kelahiran Meksiko, ditindas oleh orang kulit putih hampir di sepanjang hidupnya. Ia membentuk kelompok pemberontak untuk membalaskan dendamnya. Sayangnya, ia ditangkap dan dihukum pancung pada tahun 1853.

Dalam film yang dirilis pada tahun 2000 dan dibintangi Russell Crowe itu, diceritakan bahwa Marcus Aurelius dibunuh oleh anaknya sendiri, Commodus, saat bertempur di Perang Marcomannic. Fakta sebenarnya, Marcus Aurelius meninggal di sebuah tempat yang sekarang menjadi Vienna, Ibukota Austria, pada 180 SM. Dalam kehidupan nyata, Aurelius bahkan memberikan suksesi kekuasaan pada Commodus.

Dalam film Titanic, second officer kapal William Murdoch digambarkan sebagai orang yang menerima suap, menembak penumpang yang tidak bersalah, dan akhirnya bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Sebenarnya, Murdoch menghabiskan jam terakhir hidupnya secara heroik, menggiring penumpang ke sekoci. Sementara dirinya ikut tenggelam saat kapal akhirnya tenggelam.

Klimaks dari film drama Frost/Nixon, adalah saat Presiden Nixon yang mabuk menghubungi David Frost di tengah malam. Nixon bicara jujur karena dibawah efek alkohol, dan membuat Frost menyadari titik-titik kelemahan Nixon, yang kemudian membantunya untuk memaksa Nixon mengakui kejahatannya. Meski konon film ini didasarkan pada wawancara di kehidupan nyata, sesungguhnya panggilan telepon di tengah malam yang dianggap sangat penting itu tidak pernah terjadi.

Film Argo menceritakan kisah heroik seorang agen CIA yang memfasilitasi pelarian para pengungsi Amerika dari Teheran, Iran. Namun adegan di saat nasib para pengungsi dipertanyakan, dan pesawat mereka dikejar di landasan pacu, sebenarnya tidak terjadi. Karena nyatanya misi tersebut sangat bersih dan benar-benar lancar.

Misi keberangkatan CIA ke Iran pun digambarkan tidak direstui pemerintah dan sangat menegangkan. Fakta sesungguhnya, Presiden Carter sebelumnya telah menyetujui penerbangan CIA ke Teheran. Bahkan, para pemangku kebijakan di Washington, D.C. dan Ottawa pun telah menyetujuinya.

Meski film ini menggambarkannya dengan begitu menarik, namun kisah nyata William Wallace tidaklah seperti di film. Wallace, pada kenyataannya, adalah seorang ksatria dari keluarga bangsawan. Ayahnya tidak dibunuh oleh tentara Inggris, melainkan berjuang bersama mereka untuk mendapatkan bayaran dari Kerajaan.

Film ini pun menanamkan imaji bahwa militan Skotlandia berperang dengan berseragam dan wajah dicat biru. Sebenarnya, mereka tidak begitu. Hal ini dilakukan dalam film agar penonton tidak bingung tentang siapa yang ada di sisi mana. Hal yang serupa dilakukan Mel Gibson dengan mengubah nama istri Wallace, dari Marian ke Murron, agar penonton tidak mengidentikkannya dengan kekasih Robin Hood, Marian.

Ending film ini menceritakan penyanyi legendaris Ray Charles yang berhasil lepas dari kecanduan heroin dan kembali bersama dengan istrinya. Sayangnya, setelah sembuh dari kecanduan heroin, ia menjadi seorang pecandu alkohol dan terus menipu istrinya, sampai akhirnya sang istri menceraikannya. Hal tersebut tidak diangkat dalam film.

Film kontroversial Clint Eastwood ini dibuka dengan karakter Chris Kyle, yang diperankan oleh Bradley Cooper, menyaksikan seorang wanita di Irak berjalan keluar dari rumah bersama anaknya. Wanita itu memberikan sebuah granat anti-tank RKG-3 pada anaknya itu. Kyle bimbang, apakah harus menembaknya atau tidak.

Menurut buku yang ditulis Kyle dalam kehidupan nyata, wanita itu memiliki granat tangan kecil, dan tidak ada anak kecil seperti dalam film. Menggambarkan seorang wanita yang mengajak anaknya pada misi bunuh diri, membuatnya terlihat sangat jahat.

Skenario film yang mengaku dibuat berdasarkan fakta sejarah ini, ternyata tidak akurat. Salah satu ketidakakuratan paling mencolok dalam film ini, adalah bahwa Connecticut digambarkan menyatakan suara "no" dalam voting "the 13th Amendment" - sebuah voting melawan perbudakan. Faktanya, setiap perwakilan tunggal di Connecticut's House memilih "yes".

Film Ron Howard ini menggambarkan Apollo 13 bersama astronot Ken Mattingly terlibat dalam misi penyelamatan, meskipun Mattingly sendiri mengakui kepalsuan sejarah ini. Dalam film itu, ia terkena campak yang didapat setelah ikut pada sebuah misi, lalu dipanggil kembali oleh NASA untuk memimpin sebuah misi penyelamatan.

Pada kenyataannya, Mattingly mengatakan bahwa ia benar-benar tidak ditugaskan dalam misi penyelamatan itu, akibat sakit campak. Ia adalah anggota kru cadangan yang bekerja dengan sekelompok tim, tidak hanya pada satu atau dua proyek seperti di film.

Karakter King Darius digambarkan gugur pada Pertempuran Marathon. Faktanya adalah, King Darius tidak ikut pertempuran, dan ia meninggal empat tahun kemudian karena faktor usia tua. Meskipun itu dibuat untuk titik plot yang bagus, King Darius tidak dibunuh dengan panah oleh ayah dari Xerxes di pertempuran.