- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dinginnya Malam (Another Horror Diary)


TS
distilasialkena
Dinginnya Malam (Another Horror Diary)

Gue gatau mau mulai cerita ini darimana, selamat membaca...
Spoiler for Baca Terlebih Dahulu:
Gua sama sekali gak bertanggung jawab apapun yang terjadi sama kalian setelah membaca cerita ini
id ts kloning?
Iya, ini bukan id prime gue, gue udah lama jalan2 di sfth dan akhirnya memberanikan diri buat ceritain ini semua ke kalian
Cerita nyata?
Tergantung gimana kalian meyikapi
just enjoy my story
Untuk menjaga privasi. Nama, tempat, dan apapun yang berkatian dengan cerita ini akan disamarkan. Bagi pembaca mohon diharapkan untuk tidak mencari tahu/atau sekedar ingin tahu tentang privasi-privasi yang disebutkan diatas. Dan bagi mereka yang telah tahu, tolong untuk tidak membeberkan.
Terimakasih.
id ts kloning?
Iya, ini bukan id prime gue, gue udah lama jalan2 di sfth dan akhirnya memberanikan diri buat ceritain ini semua ke kalian
Cerita nyata?
Tergantung gimana kalian meyikapi

Untuk menjaga privasi. Nama, tempat, dan apapun yang berkatian dengan cerita ini akan disamarkan. Bagi pembaca mohon diharapkan untuk tidak mencari tahu/atau sekedar ingin tahu tentang privasi-privasi yang disebutkan diatas. Dan bagi mereka yang telah tahu, tolong untuk tidak membeberkan.
Terimakasih.
Spoiler for Part 1 (Perkenalan):
Kenalin nama gue Sam, gak ada yang spesial dari diri gue ini, kecuali satu hal.
gue bisa lihat "mereka" yang sering kalian sebut hantu
Gue lahir di salah satu kota besar di Jawa Timur, yang biasa disebut kota pahlawan. Dibesarkan dikeluarga sederhana yang bahagia, tidak ada yang aneh hingga gue berumur 6-7 tahun, kalau gk salah waktu itu gue udah sd. Disinilah gue sadar kalau "mereka"ini ada.
Pagi itu termasuk pagi yang cerah di musim hujan bulan desember, seperti biasa bokap gue selalu biasain buat sholat subuh bareng, walaupun untuk ukuran anak sd saat itu bener-bener males buat bangun pagi. Dan setelah itu gue sama bokap olahraga dan nyokap nyiapin sarapan buat kami berdua. Benar-benar pagi yang normal saat itu, hingga...
Bokap sama nyokap anterin gue ke sekolah, sekaligus mereka pergi kerja. Tidak ada yang aneh hari itu di sekolah, hanya beberapa kegiatan anak sd, seperti membaca, bermain, menghitung dan sebagainya. Hingga bel tanda pulang pun berbunyi. Temen-temen gue lari ke nyokap/bokap/pembantu mereka yang jemput masing-masing. Gue udah di hafal sama guru biasa dijemput paling akhir, karena harus nunggu bokap dari kantornya.
"Sam, ibu tinggal ke kantor dulu ya, kamu duduk sini sampai ayah kamu dateng. Jangan kemana-mana ya"
"Iya bu, sam tunggu sini kok"
"Gapapa kan ibu tinggal?"
"Gapapa kok bu"
Untuk ukuran anak sd waktu itu, gue termasuk anak sd yang mandiri, karena setelah gue dijemput bokap, bokap bakal langsung balik kantor dan gue ditinggal dirumah sendirian. Nyokap gue gapernah pake pembantu, karena dia takut kalau ditinggal sendirian gue diapa-apain nantinya. Dan gue sadar, harus jadi anak yang mandiri, karena gabisa ngandelin siapa-siapa selain diri gue sendiri.
"Sam ya?"
"Eh iya, kamu siapa?"
"Aku Dani, dari belakang sekolah. Kok kamu sendirian, mana temen-temen kamu?"
"Mereka udah pulang, aku tunggu dijemput"
"Mau main sama aku bentar gak, aku juga sendirian nih, gapunya temen"
"Ayooo!"
Dani
Dia adalah anak kecil normal dan punya perawakan yang hampir sama kayak gue, cuma dia punya mata biru dan rambut pirang. Waktu itu gue pikir gak ada yang aneh sama anak ini, mungkin cuma sengaja dibikin begitu sama orang tuanya (Namanya anak sd coi) Dani lah yang selalu jadi temen main gue setelah anak-anak yang lain pulang, dan gue nunggu buat dijemput. Tapi waktu jam sekolah, Dani gak pernah muncul. Waktu itu gue gak kepikiran apa-apa, mungkin beda sekolah cuma itu yang ada dipikiran gue sang anak sd waku itu.
Hingga beberapa kali ternyata bokap gue notice setiap dia jemput katanya gue suka ngomong sendiri dan lari-larian sendiri.
"Gimana nak tadi sekolahnya"
"Seneng pak, bu guru kasih coklat buat yang bisa jawab pertanyaan, tapi sam gak bisa"
"Tadi waktu nunggu bapak, kamu main apa?"
"Ohh tadi, Sam main pak sama Dani, dia anaknya asik loh pak, bisa terbang"
(Bokap gue yang ingetin obrolan ini, gue udah lupa sama sekali)
Bokap gue cuma diem, dia bilang sebenernya udah tau sejak lahir kalau gue punya anugrah kayak gini, tapi gatau bakal secepet ini munculnya.
Semenjak hari itu, perjalanan gue pun dimulai...
gue bisa lihat "mereka" yang sering kalian sebut hantu
Gue lahir di salah satu kota besar di Jawa Timur, yang biasa disebut kota pahlawan. Dibesarkan dikeluarga sederhana yang bahagia, tidak ada yang aneh hingga gue berumur 6-7 tahun, kalau gk salah waktu itu gue udah sd. Disinilah gue sadar kalau "mereka"ini ada.
Pagi itu termasuk pagi yang cerah di musim hujan bulan desember, seperti biasa bokap gue selalu biasain buat sholat subuh bareng, walaupun untuk ukuran anak sd saat itu bener-bener males buat bangun pagi. Dan setelah itu gue sama bokap olahraga dan nyokap nyiapin sarapan buat kami berdua. Benar-benar pagi yang normal saat itu, hingga...
Bokap sama nyokap anterin gue ke sekolah, sekaligus mereka pergi kerja. Tidak ada yang aneh hari itu di sekolah, hanya beberapa kegiatan anak sd, seperti membaca, bermain, menghitung dan sebagainya. Hingga bel tanda pulang pun berbunyi. Temen-temen gue lari ke nyokap/bokap/pembantu mereka yang jemput masing-masing. Gue udah di hafal sama guru biasa dijemput paling akhir, karena harus nunggu bokap dari kantornya.
"Sam, ibu tinggal ke kantor dulu ya, kamu duduk sini sampai ayah kamu dateng. Jangan kemana-mana ya"
"Iya bu, sam tunggu sini kok"
"Gapapa kan ibu tinggal?"
"Gapapa kok bu"
Untuk ukuran anak sd waktu itu, gue termasuk anak sd yang mandiri, karena setelah gue dijemput bokap, bokap bakal langsung balik kantor dan gue ditinggal dirumah sendirian. Nyokap gue gapernah pake pembantu, karena dia takut kalau ditinggal sendirian gue diapa-apain nantinya. Dan gue sadar, harus jadi anak yang mandiri, karena gabisa ngandelin siapa-siapa selain diri gue sendiri.
"Sam ya?"
"Eh iya, kamu siapa?"
"Aku Dani, dari belakang sekolah. Kok kamu sendirian, mana temen-temen kamu?"
"Mereka udah pulang, aku tunggu dijemput"
"Mau main sama aku bentar gak, aku juga sendirian nih, gapunya temen"
"Ayooo!"
Dani
Dia adalah anak kecil normal dan punya perawakan yang hampir sama kayak gue, cuma dia punya mata biru dan rambut pirang. Waktu itu gue pikir gak ada yang aneh sama anak ini, mungkin cuma sengaja dibikin begitu sama orang tuanya (Namanya anak sd coi) Dani lah yang selalu jadi temen main gue setelah anak-anak yang lain pulang, dan gue nunggu buat dijemput. Tapi waktu jam sekolah, Dani gak pernah muncul. Waktu itu gue gak kepikiran apa-apa, mungkin beda sekolah cuma itu yang ada dipikiran gue sang anak sd waku itu.
Hingga beberapa kali ternyata bokap gue notice setiap dia jemput katanya gue suka ngomong sendiri dan lari-larian sendiri.
"Gimana nak tadi sekolahnya"
"Seneng pak, bu guru kasih coklat buat yang bisa jawab pertanyaan, tapi sam gak bisa"
"Tadi waktu nunggu bapak, kamu main apa?"
"Ohh tadi, Sam main pak sama Dani, dia anaknya asik loh pak, bisa terbang"
(Bokap gue yang ingetin obrolan ini, gue udah lupa sama sekali)
Bokap gue cuma diem, dia bilang sebenernya udah tau sejak lahir kalau gue punya anugrah kayak gini, tapi gatau bakal secepet ini munculnya.
Semenjak hari itu, perjalanan gue pun dimulai...
Quote:
Diubah oleh distilasialkena 11-01-2017 19:09
0
6.4K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan