Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang
Komitmen setia seorang pemain di era sepakbola modern sering terdengar klise. Beberapa di antaranya bahkan dicap hiprokit karena dinilai membuat pernyataan kelewat muluk pada zaman yang salah. Dua sampai tiga dekade lalu, masih banyak pemain yang tercatat sebagai one-man club atau bersedia membela klub berbeda selama lintas kompetisi. Baresi, Maldini, Tony Adams, Giggs, Puyol, sampai Larrazábal adalah sebuah anomali, sebab tak banyak pemain yang mampu menciptakan komitmen sesakral itu sekaligus menjaga konsistensi performa pada saat bersamaan.

Bertahun-tahun kemudian, kesakralan komitmen itu mendapat banyak ujian: mulai dari tekanan media, ego untuk mencatatkan pencapaian pribadi, sampai gelontoran uang dalam jumlah fantastis yang dijamin sulit untuk membuat Anda menolaknya. Tidak salah memang, karena menurut Witsel—yang baru saja menolak tawaran Juventus untuk bergabung dengan klub Tiongkok di usia emas sebagai pemain bola—karir seorang pemain tidak akan bertahan lama, dan mereka punya banyak pertimbangan untuk mengambil keputusan, salah satunya adalah jaminan masa depan untuk keluarga.

Namun tidak semua pemain seketika merasa silau ketika dihadapkan pada gemerlap uang yang melimpah. Salah satunya adalah striker Milan, Carlos Bacca. Sempat santer diberitakan akan hengkang sejak awal musim lalu dan kembali berembus jelang tutup tahun 2016, Bacca justru memilih untuk bertahan bersama Milan karena merasa tidak memiliki alasan untuk pergi dari San Siro.

Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang


Padahal di lain sisi, klub Tiongkok, Beiijing Guoan sudah menyiapkan dana transfer sebesar €30 juta dan besaran gaji mencapai 3x lipat dibanding gajinya di Milan saat ini, dengan sodoran €10 juta per musim. Bukan hanya terdengar mengejutkan dari aspek itu saja, tapi juga karena Bacca sempat dianggap sedang ‘dibekukan’ dari tim karena memiliki relasi yang tak harmonis dengan Vincenzo Montella.

Tapi hubungan Bacca-Montella sepertinya sudah berangsur membaik. Hal tersebut terbukti saat Montella memberikan kepercayaan kepada Bacca untuk tampil sejak menit pertama saat melawan Cagliari, Senin (9/1) dini hari WIB. Bacca pun menjawabnya dengan gol jelang akhir laga yang menyelamatkan Milan dari hasil imbang.

Sejak awal, isu kepindahan Bacca sebetulnya sudah terasa cukup janggal untuk Rossoneri. Ia adalah pencetak gol terbanyak klub musim lalu dengan lesakan 20 gol dari 43 laga di semua kompetisi. Apalagi, Bacca juga punya rekam jejak yang mengesankan sebagai seorang striker. Sejak 12 tahun merumput sebagai pemain profesional, terhitung hanya ada 1 musim di mana Bacca tidak mencetak gol dalam jumlah 2 digit. Total 217 gol dari 424 laga bukan merupakan rekor sembarangan dalam perjalanan karir seorang striker, apalagi ia baru berusia 30 tahun; usia yang dianggap masih jauh dari kategori ‘habis’ sebagai seorang pesepakbola di kompetisi Eropa.

Bacca memang punya alasan untuk tidak dipandang sebelah mata. Eks-striker Sevilla itu tidak pernah mendapat lampu sorot sebagaimana yang didapat striker tajam lain seperti Suarez atau Lewandowski. Tapi untuk urusan konsistensi menciptakan ancaman di depan gawang lawan dari musim ke musim, Bacca merupakan salah satu yang terbaik di Eropa.

Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang


Supported by:
Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang

Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal UangCarlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang

Carlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal UangCarlos Bacca, Salah Satu Bukti Sepak Bola Tak Melulu Soal Uang
www.kaskus.co.id
0
2.9K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan