Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel
Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel
Pekerja meracik bumbu masakan jadi dengan cabai sebagai salah satu bahan bakunya di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (6/1/2017). Pedagang mengaku kenaikan harga cabai mengakibatkan menurunnya pendapatan mereka karena harga bumbu yang dijual tidak naik.
Harga cabai merah, baik rawit maupun keriting, di beberapa kota di Indonesia kompak melonjak tinggi sejak awal 2017. Pemerintah menyebut tingginya harga cabai itu lebih disebabkan oleh curah hujan, bukan ulah kartel cabai.

"Kalau air hujan banyak, cabai akan kena jamur. Jadi, bukan hanya busuk karena air, tapi jamur yang membuat produksi cabai menurun drastis dan rusak," sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Minggu (8/1/2017).

Karena faktor cuaca tersebut, para petani cabai yang memiliki lahan luas pun hasil tanamnya akan menjadi sedikit. Dengan penurunan produksi di tingkat petani, harga cabai di pasar-pasar otomatis ikut naik. Pasokan yang seharusnya stabil menjadi terhambat.

Oleh karenanya, mantan Gubernur Bank Indonesia ini meminta sejumlah pihak jangan terburu-buru menuding adanya kartel cabai, sebab komoditas cabai berbeda dengan yang lain karena tidak mungkin bisa disimpan lama.

"Kartel cabai itu tidak ada. Kalau gula, memang iya," tegasnya.

Darmin pun menyebut pemerintah saat ini tengah berusaha untuk menggerakkan petani cabai guna melakukan tanam kembali. Apalagi, bulan ini diprediksi curah hujan akan lebih ringan dibandingkan penghujung tahun lalu.

Dari pantauan yang dilakukan Kementerian Perdagangan di sejumlah daerah, harga cabai rawit merah naik dari bulan lalu Rp44.500 per kg menjadi Rp60.000 - Rp80.000 per kg. Seperti di Surabaya naik menjadi Rp59.200 per kg, Semarang Rp62.000 per kg, dan Serang Rp65.500 per kg.

Pantauan di kabupaten/kota lain juga menunjukkan perkembangan yang sama, seperti di Jawa Tengah (Surakarta, Tegal, Cilacap, Banyumas) kenaikan hingga Rp70.000 per kg-Rp80.000 per kg, Jawa Timur (Banyuwangi, Kediri, Probolinggo, Madiun, Jember, Sumenep) Rp65.000 - Rp78.000 per kg, Bali (Singaraja) Rp70.000 per kg.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah produksi cabai besar hingga bulan Desember mencapai 1.209.454 ton. Sedangkan konsumsi cabai keseluruhan hingga Desember adalah sebesar 914.827 ton, ditambah kehilangan hasil produksi sebesar 63.738 ton.

Untuk cabai rawit, Kementan mencatat produksi hingga akhir tahun sebesar 932.221 ton. Setelah ada kehilangan sebanyak 48.654 ton, kemudian kebutuhan dalam negeri yang mencapai 650.007 ton. Maka, setidaknya stok cabai besar masih mencapai 230.888 ton, dan cabai rawit sebanyak 224.561 ton.

Akan tetapi, meski masih memiliki stok, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Benny Rachman, menyebut faktor pendistribusian membuat stok tersebut tidak bisa dengan cepat disalurkan.

"Tidak semua sentra produksi cabai berada di kota besar, dan tidak ada di seluruh daerah di Indonesia. Berbeda dengan lahan produksi beras yang menyebar di banyak tepat," ujar Benny dalam Republika.

Menurut Benny, adanya kesulitan dalam pendistribusian dan pemasaran juga terlihat dari harga jual cabai di petani. Selama ini cabai di petani masih dibeli dengan harga sekitar Rp18.000-Rp20.000 per kg. Namun, ketika sampai di pedagang eceran harga cabai bisa mencapai Rp60.000 per kg.

"Ini naiknya saja sudah berapa ratus persen, tinggi sekali. Berarti alur distribusi ini yang terlalu panjang," ungkap Benny.

Salah satu upaya untuk memperpendek alur distribusi terlihat dari komoditas besar. Distribusi yang biasanya 7-8 kali ini bisa dipangkas mencapai tiga kali alur distribusi karena asosiasi yang mengumpulkan beras langsung diarahkan untuk menjual ke pedagang eceran.

Contohnya saja hasil sejumlah pasar di beberapa daerah dan juga toko tani indonesia (TTI) yang mendapatkan pendistribusian ini bisa menjual beras medium di harga Rp7.500 per kg di saat toko lain menjual dengan harga Rp9.000 per kg.
Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...a-bukan-kartel

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel Evaluasi kebijakan visa karena faktor keamanan

- Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel Kontroversi latihan bela negara FPI oleh TNI

- Cabai mahal karena cuaca, bukan kartel Pantau inflasi dengan aplikasi harga pangan

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
4.4K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan