BLIND PART 1

Angin bertiup begitu kencang saat hujan menyapu keheningan jalanan kota jogja yg mulai sunyi, sesekali suara petir memecah keheningan.

Aku sedang mengendarai sepeda motorku menuju kos sepulang nongkrong bersama teman teman kampusku. Sialnya tiba tiba motorku oleng karna ban motorku bocor.
" Sial banget dah gue malam ini"
Aku mendorong montor mencoba mencari bantuan, tapi hujan begitu deras dan aku memutuskan berhenti disebuah emperan toko menanti hujan yang tak bisa diprediksi.
Jas hujan yang basah kuyup kulepas, dan terpaan udara dingin membuat bulu kuduku berdiri, aku bukan orang yang penakut dengan yang tak kasat mata, hanya saja malam ini terasa aneh, bukan hantu yang kutakutkan, tapi berandalan yang berkeliaran dan siapa tau mereka sedang mengawasiku untuk mengambil motor dan membuat wajah tampanku bonyok..ah tidak..lebih parah lagi jika mereka menghajarku sampai mati lalu membuang mayatku ke sungai. "Dan gue masuk koran dihalaman depan
"SI TAMPAN YANG BELUM kimpoi MATI MUDA MENGENASKAN DIHAJAR PREMAN"!!!
Ya..hal itu tiba tiba terlintas dalam pikiranku. Kita tak pernah tau takdir apa yang sedang menanti kita. Bodoh amat, Aku mengambil rokok dari saku celana dan mulai membayangkan sosok mantanku yang begitu indah..
"Lin...andai saja kita bisa kembali kayak dulu lagi, gue bakal berusaha bikin kamu seneng terus. Gue bisa lakuin apa aja buat lo.asal lo masih jadi milik gue. Maaf lin gue emang belum sukses."
Rasanya aku nggak rela saat Edelyn minta putus karna dia pengen cepet nikah sama laki laki yang udah sukses, kita memang beda 3 tahun, dia lebih tua dari aku.
Dia wanita yang cantik dan smart, karirnya bagus, tubuhnya sangat mengoda, aku masih ingat saat pertama mengecup bibir dan menciumi tubuhnya...lekuk demi lekuk, paras yang begitu sempurna, anggun dan menawan..rasanya begitu indah untuk jadi nyata. Saat seks bersamanya pun begitu mengairahkan..dia wanita yang begitu kupuja..membutakan semua indraku.
Lamunanku tiba tiba terhenti saat melihat seorang gadis yang berjalan tergopoh gopoh basah kuyup mendekat kearahku..
Apa dia manusia atau setan..ditengah malam menembus hujan berjalan sendirian.
Baru saat gadis itu cukup dekat, aku bisa melihat raut mukanya yang kacau dan panik, mungkin dia menangis walau air matanya disamarkan hujan.
"Tolong mas, tolong, tolong suamiku"!!... Wanita itu begitu saja menarik tanganku memaksaku mengikutinya menembus hujan, aku hanya bisa pasrah dlm gengaman tanganya yang begitu dingin sedingin es, mungkin saja dia menjebakku menuju sarang preman dan menghabisiku disana. Tamatlah aku.
Wanita itu mengajaku menuju mobil sedan yang bagian depannya rusak parah menabrak sebuah pohon randu besar dikiri jalan. Anehnya tidak ada seorang pun warga yang terganggu oleh suara tabrakan mobil itu, mungkin karna suara hujan dan petir telah menyumbat telinga mereka dan membawanya ke alam mimpi masing masing.
"Mas tolong suamiku mas..tolong suami...."
Tiba wanita yg kusangka masih gadis karna tubuhnya kecil itu pingsan..
"Sialll....sial
Aku terjebak dalam keadaan genting mereka.

Aku menidurkan wanita itu di dlm mobil, samar2 wajahnya yang putih pucat pasi seperti hantu itu terlihat begitu polos dan lembut sangat manis seperti kembang gula yang memaksa kita untuk mencicipi jengkal demi jengkal bagiannya, melumatnya habis.
Srdangkan seorang pria tengah pingsan dengan darah segar mengalir dari dahi membasahi strir mobilnya.."Sial..."
Aku dilema harus kutolong walaupun aku bingung harus mulai dari mama atau kutinggal pergi begitu saja toh aku juga tidak kenal mereka.
Aku mencoba menelpon siapa saja yang dapat kuhubungi, dan mengedor gedor rumah warga yang terlihat senyap tidak ada jawaban.

Akhirnya setelah hampir setengah jam ada salah seorang warga yang mendengar teriakan dan gedoran pintu. Namanya bapak Ahmad, dialah yang menolong kami, ya termasuk aku yang motornya bocor.
Untungnya si pria masih bernafas, sedangkan si wanita terlihat memar di dahinya walaupun tidak sampai berdarah, hanya saja sepertinya keadaan sang wanitalah yang lebih buruk., teringat tangannya yang begitu dingin sedingin es dan wajah yang pucat pasi.
Setelah ambulan datang dan membawa sepasang suami istri itu ke rumah sakit,hatiku cukup tenang. Bapak Ahmad pula yang membantuku memperbaiki banku yang bocor dibantu beberapa warga lain yang berdatangan saat mendengar kegaduhan yang cukup ramai, untunglah hujanpun mulai reda.
sekitar pukul 4 pagi aku sampai kos.

"Bro bangun bro gue nebeng ke kampus" dok...dok..dok.. "Woy bro lu tidur apa mati sih..anying." Suara si boy ngedor ngedor kamarku.
Spontan saat sadar aku langsung lihat jam di hp dan sial udah hampir jam 1, padahal aku ada kuliah pagi. Selama kuliah aku jarang banget bolos karna pengen cepet lulus dan kerja dan sukses.
Aku langsung bergegas buka pintu.
"Gue kirain lu mati, tumben jam segini lum bangun lu bro, biasa uda dikampus aja, tp gue lihat motor lu masih mejeng di depan, yuk anterin gue kampus bro, motor gue dipake Sisil, semalem doi tidur sini lagi". Si boy uda rapi ready to campus.
"Sisil udah bunting belum boy?"

"Dasar lu Do, kalo Sisil sampe bunting pasti bukan sama gue,.buat apa gue beli kondom juga kalo pengen bikin doi bunting. Dah mandi sono lu anterin gue. Tapi kok tumben lu gak ngampus pagi bro hari selasa?"

"Panjang boy ceritanya...semalem gue kena kutuk Medusa jadi batu.-

Namaku Edo Lim Pratama. Papaku cina tapi mamaku asli solo, aku ikut agama mamaku Islam. mama papaku cerai waktu aku masih SD, aku ikut mama, setelah itu mau nggak mau aku harus bantuin ekonomi keluarga karna aku anak semata wayang nggak punya kakak. mama yang dulunya cuma ibu rumah tangga terjun ke usaha bikin roti rumahan, pake uang tabungannya garasi kami disulap jadi toko roti tempat usahanya, dulu disekolah aku bantuin jual roti mama dikantin. Untungnya usaha rotinya sekarang lumayan maju dan mama punya 2 karyawan tetap jadi bisa biayain aku kuliah di jogja.

bersambung.....