- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Transisi Presiden Indonesia Dari Masa ke Masa


TS
randy190712
Transisi Presiden Indonesia Dari Masa ke Masa
Selamat Pagi siang Malam Agan agan kaskuser Semua
Balik lagi Nih ane mau Bikin Thread Tentang Transisi
Ane Mau Ngulas Masa Transisi Presiden Indonesia Dari Masa Ke masa Gan
Langsung di simak Gan

Bangsa ini sudah beberapa kali mengalami transisi kekuasaan presiden, mulai dari Soekarno ke Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo. Beberapa proses transisi tak berjalan mulus, bahkan ada yang diwarnai aksi massa dan pertumpahan darah. Transisi manakah yang paling baik?
1. Soekarno - Soeharto

Transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto tidak berlangsung mulus. Jatuhnya Soekarno melalui proses yang cukup panjang. Pemicu awalnya adalah peristiwa G-30-S/PKI pada 1965. Setelah peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para jenderal tersebut, keadaan stabilitas politik goyah. Keadaan yang makin tidak terkendali memaksa Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 1966.
Proses politik jatuhnya Presiden Soekarno ini juga dibarengi dengan pembunuhan besar-besaran orang-orang yang dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia yang dilarang keberadaannya karena peristiwa G-30-S/PKI. Ratusan ribu sampai jutaan orang terbunuh dalam masa bergejolak itu.
Di saat yang sama, kondisi ekonomi memburuk. Harga-harga melambung tinggi karena pemerintah terus mencetak uang baru untuk membiayai anggaran negara. Rakyat yang lapar menjadi bahan bakar zaman yang tidak stabil. Setelah melalui serangkaian proses politik, Sidang Istimewa MPRS mencabut kekuasaan Soekarno pada 7 Maret 1967. Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden hingga dilaksanakannya pemilu.
2. Soeharto - Bj Habibie

Transisi kekuasaan dari Soeharto kepada BJ Habibie juga tidak berlangsung mulus. Ia harus melalui proses berdarah yang kita sebut Reformasi. Setelah berkuasa selama 32 tahun, Presiden Soeharto dipaksa mundur oleh rakyat setelah terpuruknya ekonomi Indonesia. Pertumbuhan yang minus 13 persen dan inflasi yang tinggi membuat rakyat kehilangan pekerjaan dan daya beli. Rakyat yang lapar lagi-lagi menjadi bahan bakar yang baik bagi zaman yang bergejolak.
Kerusuhan besar melanda ibukota dan beberapa daerah lain di Indonesia. Presiden Soeharto dipaksa mundur oleh rakyat dan mahasiswa yang menduduki Gedung DPR/MPR. Pada 23 Mei 1998, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri.
Sang Wakil Presiden BJ Habibie tampil menggantikan. Kehancuran ekonomi di penghujung rezim Orde Baru masih terasa sampai beberapa tahun kemudian. Kerusuhan rasial yang terjadi juga menimbulkan luka dan trauma mendalam bagi para korban.
3. BJ Habibie

Presiden BJ Habibie mewarisi beban berat kerusakan ekonomi dan stabilitas politik saat tumbangnya rezim Orde Baru. Waktu yang singkat tidak cukup bagi BJ Habibie untuk menyelesaikan semuanya. Pada Sidang Istimewa MPR 1999, pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie ditolak oleh MPR. Penolakan ini membuat BJ Habibie enggan mencalonkan diri kembali sebagai presiden.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) - Mega Wati Soekarno Putri

Manuver politik yang dilakukan Amien Rais dengan membentuk Poros Tengah berhasil mengantarkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia. Mundurnya BJ Habibie dari bursa calon presiden membuat Partai Golkar mengalihkan suaranya untuk Gus Dur mengalahkan Megawati.
Memburuknya hubungan Gus Dur dengan partai-partai politik pendukungnya membuat posisinya sulit di pemerintahan. Gaya politik Gus Dur yang tidak kenal kompromi menyebabkan sikap antipati di kalangan elit politik, termasuk Amien Rais yang dulu mendukungnya menjadi presiden.
Gus Dur mulai memecat para menteri yang tidak sejalan dengannya.
Perseteruan Gus Dur dengan elit politik meruncing dan berujung pada permintaan DPR kepada MPR untuk menggelar Sidang Istimewa untuk memakzulkan presiden.
Hal ini dibalas Gus Dur dengan keluarnya dekrit pembubaran MPR/DPR. Namun dekrit tersebut tidak memiliki legitimasi dan dukungan dalam Sidang Istimewa MPR 23 Juli 2001. Presiden Abdurrahman Wahid dimakzulkan dan digantikan dengan Megawati Soekarnoputri.
5. Megawati - Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Megawati Soekarnoputri tersingkir dalam pemilihan presiden langsung pertama di Indonesia oleh bekas menterinya, Susilo Bambang Yudhoyono. Perseteruan Megawati dengan menterinya tersebut berujung pada pengunduran diri SBY dari jabatannya.
Publik melihat sosok SBY sebagai pihak yang dizalimi, sehingga popularitas SBY meroket hingga mengalahkan Megawati dalam Pilpres 2004.
Sakit hati akibat dikalahkan bekas anak buahnya tersebut begitu membekas di hati Megawati.
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden SBY, Megawati menjadi oposisi yang keras di parlemen dan selalu menolak bertemu Presiden SBY. Tidak ada rekonsiliasi pasca Pilpres.
6. Susilo Bambang Yudhoyono - Joko Widodo

Setelah 10 tahun berkuasa, Presiden SBY akhirnya harus meninggalkan kursi presiden pada 20 Oktober 2014. Ia digantikan oleh Presiden Joko Widodo yang mengalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014. Suasana Pilpres yang keras dan membelah bangsa, ditambah dengan perebutan posisi di parlemen antara koalisi Jokowi dengan koalisi Prabowo membuat masa depan politik Indonesia nampak suram.
Namun menjelang pelantikan Jokowi, rekonsiliasi terjadi antara Jokowi dengan Prabowo. Suasana yang awalnya panas dan tegang seketika mencair dengan pertemuan kedua tokoh tersebut. Kehadiran Prabowo pada pelantikan Joko Widodo di Gedung DPR/MPR melengkapi hal tersebut.
Pelantikan Presiden Joko Widodo berlangsung lancar, bahkan SBY menyambutnya di Istana Negara setelah pelantikan.
Transisi kekuasaan dari SBY kepada Jokowi boleh jadi merupakan yang terbaik dan termulus sepanjang sejarah republik ini. Tidak ada alasan untuk tidak optimis terhadap masa depan politik Indonesia.

Itu Gan Sejarah Masa Transisi Pemerintahan Kita dari masa ke masa
Cukup sekian Thread Dari ane
Tidak menolak Jika Di kasih

Thanks Ya Gan....
Balik lagi Nih ane mau Bikin Thread Tentang Transisi
Ane Mau Ngulas Masa Transisi Presiden Indonesia Dari Masa Ke masa Gan
Langsung di simak Gan

Bangsa ini sudah beberapa kali mengalami transisi kekuasaan presiden, mulai dari Soekarno ke Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo. Beberapa proses transisi tak berjalan mulus, bahkan ada yang diwarnai aksi massa dan pertumpahan darah. Transisi manakah yang paling baik?
1. Soekarno - Soeharto

Transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto tidak berlangsung mulus. Jatuhnya Soekarno melalui proses yang cukup panjang. Pemicu awalnya adalah peristiwa G-30-S/PKI pada 1965. Setelah peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para jenderal tersebut, keadaan stabilitas politik goyah. Keadaan yang makin tidak terkendali memaksa Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 1966.
Proses politik jatuhnya Presiden Soekarno ini juga dibarengi dengan pembunuhan besar-besaran orang-orang yang dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia yang dilarang keberadaannya karena peristiwa G-30-S/PKI. Ratusan ribu sampai jutaan orang terbunuh dalam masa bergejolak itu.
Di saat yang sama, kondisi ekonomi memburuk. Harga-harga melambung tinggi karena pemerintah terus mencetak uang baru untuk membiayai anggaran negara. Rakyat yang lapar menjadi bahan bakar zaman yang tidak stabil. Setelah melalui serangkaian proses politik, Sidang Istimewa MPRS mencabut kekuasaan Soekarno pada 7 Maret 1967. Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden hingga dilaksanakannya pemilu.
2. Soeharto - Bj Habibie

Transisi kekuasaan dari Soeharto kepada BJ Habibie juga tidak berlangsung mulus. Ia harus melalui proses berdarah yang kita sebut Reformasi. Setelah berkuasa selama 32 tahun, Presiden Soeharto dipaksa mundur oleh rakyat setelah terpuruknya ekonomi Indonesia. Pertumbuhan yang minus 13 persen dan inflasi yang tinggi membuat rakyat kehilangan pekerjaan dan daya beli. Rakyat yang lapar lagi-lagi menjadi bahan bakar yang baik bagi zaman yang bergejolak.
Kerusuhan besar melanda ibukota dan beberapa daerah lain di Indonesia. Presiden Soeharto dipaksa mundur oleh rakyat dan mahasiswa yang menduduki Gedung DPR/MPR. Pada 23 Mei 1998, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri.
Sang Wakil Presiden BJ Habibie tampil menggantikan. Kehancuran ekonomi di penghujung rezim Orde Baru masih terasa sampai beberapa tahun kemudian. Kerusuhan rasial yang terjadi juga menimbulkan luka dan trauma mendalam bagi para korban.
3. BJ Habibie

Presiden BJ Habibie mewarisi beban berat kerusakan ekonomi dan stabilitas politik saat tumbangnya rezim Orde Baru. Waktu yang singkat tidak cukup bagi BJ Habibie untuk menyelesaikan semuanya. Pada Sidang Istimewa MPR 1999, pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie ditolak oleh MPR. Penolakan ini membuat BJ Habibie enggan mencalonkan diri kembali sebagai presiden.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) - Mega Wati Soekarno Putri

Manuver politik yang dilakukan Amien Rais dengan membentuk Poros Tengah berhasil mengantarkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia. Mundurnya BJ Habibie dari bursa calon presiden membuat Partai Golkar mengalihkan suaranya untuk Gus Dur mengalahkan Megawati.
Memburuknya hubungan Gus Dur dengan partai-partai politik pendukungnya membuat posisinya sulit di pemerintahan. Gaya politik Gus Dur yang tidak kenal kompromi menyebabkan sikap antipati di kalangan elit politik, termasuk Amien Rais yang dulu mendukungnya menjadi presiden.
Gus Dur mulai memecat para menteri yang tidak sejalan dengannya.
Perseteruan Gus Dur dengan elit politik meruncing dan berujung pada permintaan DPR kepada MPR untuk menggelar Sidang Istimewa untuk memakzulkan presiden.
Hal ini dibalas Gus Dur dengan keluarnya dekrit pembubaran MPR/DPR. Namun dekrit tersebut tidak memiliki legitimasi dan dukungan dalam Sidang Istimewa MPR 23 Juli 2001. Presiden Abdurrahman Wahid dimakzulkan dan digantikan dengan Megawati Soekarnoputri.
5. Megawati - Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Megawati Soekarnoputri tersingkir dalam pemilihan presiden langsung pertama di Indonesia oleh bekas menterinya, Susilo Bambang Yudhoyono. Perseteruan Megawati dengan menterinya tersebut berujung pada pengunduran diri SBY dari jabatannya.
Publik melihat sosok SBY sebagai pihak yang dizalimi, sehingga popularitas SBY meroket hingga mengalahkan Megawati dalam Pilpres 2004.
Sakit hati akibat dikalahkan bekas anak buahnya tersebut begitu membekas di hati Megawati.
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden SBY, Megawati menjadi oposisi yang keras di parlemen dan selalu menolak bertemu Presiden SBY. Tidak ada rekonsiliasi pasca Pilpres.
6. Susilo Bambang Yudhoyono - Joko Widodo

Setelah 10 tahun berkuasa, Presiden SBY akhirnya harus meninggalkan kursi presiden pada 20 Oktober 2014. Ia digantikan oleh Presiden Joko Widodo yang mengalahkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014. Suasana Pilpres yang keras dan membelah bangsa, ditambah dengan perebutan posisi di parlemen antara koalisi Jokowi dengan koalisi Prabowo membuat masa depan politik Indonesia nampak suram.
Namun menjelang pelantikan Jokowi, rekonsiliasi terjadi antara Jokowi dengan Prabowo. Suasana yang awalnya panas dan tegang seketika mencair dengan pertemuan kedua tokoh tersebut. Kehadiran Prabowo pada pelantikan Joko Widodo di Gedung DPR/MPR melengkapi hal tersebut.
Pelantikan Presiden Joko Widodo berlangsung lancar, bahkan SBY menyambutnya di Istana Negara setelah pelantikan.
Transisi kekuasaan dari SBY kepada Jokowi boleh jadi merupakan yang terbaik dan termulus sepanjang sejarah republik ini. Tidak ada alasan untuk tidak optimis terhadap masa depan politik Indonesia.

Itu Gan Sejarah Masa Transisi Pemerintahan Kita dari masa ke masa
Cukup sekian Thread Dari ane
Tidak menolak Jika Di kasih

Thanks Ya Gan....
0
8.7K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan