Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?
AC Milan berhasil menutup tahun 2016 dengan kemenangan adu penalti melawan Juventus di pertandingan Supercoppa Italia. Pertandingan yang berlangsung di Doha, Qatar, ini berakhir dengan skor imbang 1-1 hingga 120 menit. Pertandingan kemudian harus ditentukan melalui adu penalti yang berakhir dengan skor 4-3 untuk I Rosonerri.

Hanya saja, masih ada yang mengganjal dari kemenangan AC Milan atas Juventus tersebut. Pasalnya, ada banyak peluang yang berhasil diciptakan AC Milan, namun hanya satu yang berbuah gol. Tak hanya itu, yang lebih menjadi catatan, dari enam peluang bersih AC Milan di pertandingan itu, lima di antaranya didapat oleh penyerang mereka, Carlos Bacca.

Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?


Bomber berpaspor Kolombia ini pun kembali mendapatkan sorotan pasca pertandingan Supercopa Italiana. Pasalnya, sudah tiga bulan ia absen mencetak gol. Terakhir kali, Bacca mencetak gol lewat sepakan penalti ke gawang Sassuolo, awal Oktober tahun lalu.

Penyerang yang dikenal sangat religius ini sejatinya merupakan penyerang terbaik Milan saat ini. Setidaknya, ia masih menjadi pencetak gol terbanyak AC Milan musim ini. Bacca berhasil mencetak 18 gol untuk Rossoneri di Serie A, terbanyak di antara penggawa Milan lainnya. Ketika masih berbaju Sevilla pun, Bacca menorehkan 49 gol dalam dua musim. Catatan yang tentu saja impresif, dan amat wajar jika dialah pemain yang paling diharapkan Milanisti untuk menjadi sumber gol.

Namun kini situasinya agak pelik untuk penyerang berusia 30 ini. Di samping sulit mencetak gol, para pendukung juga bersuara lantang terkait sikap arogan yang ditunjukkan sang pemain. Tidak hanya sekali ia kedapatan marah saat digantikan, meski belakangan ia telah meminta maaf. Bacca juga tidak terlihat berbaur bersama rekan-rekannya saat menghampiri Curva Sud setelah kemenangan atas Juventus dalam pertandingan lanjutan Seri A. Dan yang lebih membuat hati Milanisti panas, Bacca malah menghadiri pertandingan kandang Sevilla pada saat rekan-rekannya berjibaku menghadapi Empoli, meski kemudian pihak klub memberikan klarifikasi bahwa Bacca telah diberi izin untuk hadir di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan.

Dalam laga final Super Coppa Italia itulah situasi kurang menyenangkan yang meliputi Bacca tergambar jelas. Peluang bersih pertama Bacca datang pada menit ke-37, atau beberapa saat sebelum Bonaventura mencetak gol untuk Milan. Saat itu, Bacca sebetulnya mendapatkan bola liar di kotak penalti Juventus, dan andaikan lebih tenang, ia tinggal mengontrol lalu mengarahkan bola saja ke gawang. Namun yang terjadi, kontrol bolanya tidak sempurna sehingga bola berhasil disapu bersih lawan. Untungnya para pemain Milan masih dapat kembali menguasai bola, dan terjadilah gol Bonaventura itu.

Di babak kedua, Bacca kembali memperoleh tiga peluang emas. Yang pertama adalah saat ia terlambat sepersekian detik dalam mengantisipasi umpan silang keras dari Juraj Kucka sehingga bola gagal berbelok ke gawang yang sudah kosong. Selanjutnya, Bacca kembali memperoleh peluang ketika umpan tarik Suso tepat mengarah ke kepalanya. Saat tinggal mengarahkan bola ke gawang, ia justru gagal menemukan pijakan sempurna yang berakibat melambungnya sundulan. Satu lagi peluang di waktu normal didapat ketika sang penyerang akhirnya berhasil menanduk umpan silang dari sayap kanan. Yang dilakukannya kali ini sudah benar karena setelah berhasil memenangi duel udara, Bacca memantulkan bola ke tanah terlebih dahulu. Hanya berkat kesigapan Buffon lah gawang Juventus aman.

Montella terlihat masih mempercayai sang penyerang ketika laga memasuki perpanjangan waktu. Dan benar saja, naluri positioning yang dimiliki sang penyerang menempatkannya pada posisi bebas ketika tendangan Bonaventura ditepis Buffon. Ia sebetulnya tinggal mencocor saja bola muntah itu ke gawang kosong. Namun mungkin karena faktor stamina yang sudah terkuras, ia kehilangan konsentrasi. Alih-alih mencocor bola langsung ke gawang, ia malah mengontrolnya lebih dahulu yang kemudian memberi peluang Chiellini untuk menghalaunya.

Fragmen tadi memang hanya tersaji dalam satu pertandingan saja, dan tidak adil menilai kemampuan seorang pemain hanya dalam satu pertandingan. Namun kenyataannya, Bacca juga sudah beberapa kali mengalami kegagalan yang mirip dengan situasi-situasi tadi di pertandingan sebelumnya. Hal yang kemudian membawa pada kesimpulan bahwa ini bukanlah masalah keberuntungan, namun lebih karena kepercayaan diri yang tengah menurun. Ketika akhirnya ia dicadangkan, Lapadula pun unjuk gigi. Permainan ngotot dan kelihaiannya dalam bergerak, berbeda dengan Bacca yang cenderung statis menunggu bola, rasanya semakin menyudutkan posisi Bacca saja.

Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?


Tidak sedikit suara yang menginginkan penjualan penyerang ini, apalagi Bacca merupakan salah satu pemain Milan yang memiliki nilai jual tinggi terlepas dari performa kurang baik belakangan ini. Pemain yang mengawali karir Eropa-nya di Club Brugge ini juga berulang kali mengungkapkan keinginannya untuk membela tim yang berkompetisi di ajang antarklub Eropa. Tidak mengherankan apabila klub-klub seperti PSG, Arsenal hingga Sevilla dirumorkan tertarik membelinya.

Namun haruskah Milan menjual Bacca? Terlebih mereka tengah menegosiasikan pelepasan Luiz Adriano, penyerang lain Milan. Jika Bacca dijual, maka Milan tinggal memiliki Lapadula sebagai penyerang tengah murni. Sebetulnya masih ada M’Baye Niang yang juga dapat bermain sebagai penyerang tengah, namun performa sang pemain asal Prancis ini sedang menurun drastis.

Jika memang pada akhirnya melepas Bacca, akan lebih baik jika Milan melakukannya pada akhir musim sambil berharap ketajaman Bacca kembali. Karena andai mendapatkan uang hasil penjualan Bacca di tengah musim pun, tidak akan mudah bagi Milan untuk menemukan penggantinya, karena boleh jadi uang hasil penjualannya akan digunakan untuk menambal kebutuhan pemain di lini tengah dan sayap.

Pendek kata, jika Milan kehilangan Bacca, mereka dapat terkena risiko krisis penyerang, di mana hal ini akan menyulitkan langkah mereka untuk finis di zona Eropa. Kecuali Montella berani menurunkan penyerang dari akademi seperti Patrick Cutrone.

Dalam bursa transfer bulan Januari ini. Montella harus berfikir matang-matang terlebih dahulu sebelum melepas pemain-pemainnya. Karena mengingat performa Milan yang sedang mulai menanjak ini, akan sangat fatal jika Montella mengambil keputusan yang salah dalam transfer pemain.

Supported by:
Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?

Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?

Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?Apakah Bacca Harus Hengkang dari San Siro?
www.kaskus.co.id
0
1.6K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan