1. Gojek

Salah satu Ride Apps buatan anak bangsa ini mendapat investasi sebesar US$ 550 Juta pada bulan Agustus, dan menjadi rekor perusahaan startup dengan pendanaan terbesar di Indonesia. Investasi ini berasal dari nama-nama besar di perusahaan ekuitas swasta, seperti KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, and Capital Group Private Markets, dan sejumlah pemegang saham.

2. Tokopedia

Tokopedia yang terus berkembang menjadi situs e-commerce marketplace no 1 di Indonesia berdasarkan peringkat dari SimilarWeb. Tokopedia mendapat investasi sebesar US$ 147 Juta. Memang angka ini tidak diumumkan secara resmi, namun angka ini diperkirakan menjadi US$ 247,7 Juta sekarang. Tokopedia memang tidak menyebutkan investor yang menginvestasikan uangnya, tetapi investor tokopedia sebelumnya adalah SoftBank dan Sequoia.

3. MatahariMall

MatahariMall adalah situs e-commerce yang terasosiasi pada Lippo Group, dimana perusahaan ini mendapat US$ 100 Juta yang didapat oleh sebuah Firma dari Jepang yang bernama Mitshui. Mitshui adalah mitra investasi jangka panjang dari Lippo Group. Pada tahun 2014, Mitsui diundang untuk berinvestasi sebesar US$ 5 Miliar di Indonesia di bidang teknologi, media, telekomunikasi dan juga pertanian.

4. Elevenia

Elevenia adalah situs e-commerce yang lahir dari kerjasama perusahaan Korea Selatan, SK Planet dan Telco Indonesia XL Axiata. Dengan nilai investasi sebesar US$ 50 Juta tahun ini. Sejak dimulai tahun 2014, Elevenia hadir dan cenderung stabil di tengah ramainya pasar E-commerce di Indonesia. Berbeda dengan pesaingnya Tokopedia dalam hal biaya pedangan untuk penjualan yang dilakukan melalui satu platform. Sedangkan elevenia menawarkan layanan tambahan seperti studio foto untuk vendor sehingga dapat mengambil gambar produk secara professional.

5. Oto

Situs informasi otomotif yang merupakan perusahaan patungan antara startup india Girnar Software dan Konglomerat media Indonesia Emtek. Girnar Software Pvt. Ltd yang juga mengoperasikan CarDekho, Zigwheels dan Gaadi, portal mobil Terbesar di India. Juru bicara Oto menyatakan kedua pihak berkomitmen untuk menginvestasikan sebesar US$ 25 juta untuk perusahaan.

6. EasyPay

EasyPay adalah sebuah payments startup berbasis di Bali. EasyPay membuat hubungan orang-orang yang akan membayar online service seperti tiket, tagihan listrik, games, dan lain-lain. Aplikasi ini untuk mumudahkan orang untuk melakukan pembayaran secara digital, dimana masih sebagian orang Indonesia yang memiliki kartu kredit dan akses dalam pembayaran digital. EasyPay, tahun 2016 kemarin mengklaim mendapat investasi sebesar US$ 17 juta dari investor dari eropa yang tidak disebutkan namanya.

7. Orami.

Orami adalah perusahaan hasil merger antara situs e-commerce khusus ibu dan anak dari Indonesia yaitu Bilna dan Thailand yang bernama Moxy. Tahun 2016, Orami mendapatkan investasi sebesar US$ 15 juta dari Sinar Mas Digital Venture. Dimana Sinar Mas Digital Venture adalah firma venture capital dibawah konglomerat Indonesia yaitu Sinar Mas Group.

8. HaloDoc

HaloDoc adalah healthcare startup yang diluncurkan tahun 2016 kemarin. Dimana aplikasi ini menawarkan service kesehatan secara digital, konsultasi online, delivery obat, dan on-demad lab test di rumah pasien, arah/peta doktor dan rumah sakit terdekat, juga mengatur jadwal janjian dengan dokter atau rumah sakit tersebut. HaloDoc adalah perusahaan yang didirikan oleh salah saru supplier obar dan alat kesehatan di Indonesia yaitu Mensa Group. HaloDoc mendapatkan investasi sebesar US$ 13 Juta dari berbagai investor dan firma luar negeri seperti Clermont dan NSI Ventures.

9. Kurio.

Kurio adalah aplikasi News reader yang mendapat investasi sebesar US$ 5 juta dari perusahaan yang sama asal Jepang yang bernama Gunosy. Investasi pada Kurio adalah bagian dari Gunosy untuk mengekspansi Asia Tenggara senagai langkah maju. Gunosy mencatatkan sahamnya di Tokyo Stock Exchange tahun 2015 dengan market cap sebesar US$ 107 juta turun dari US$ 263 Juta saat itu. .

10. Nida Rooms

Nida Rooms adalah sebuah startup yang membantu budget hotel memasarkan kamarnya. Aplikasi ini mirip dengan Oyo Room di India atau Zenrooms dan Reddoorz yang sudah beropersai di sejumlah negara di Asia Tenggara. Perusahaan ini dilaporkan mendapat US$ 4,2 Juta tahun 2016. Tetapi masalah terjadi, dimana sejumlah karyawan memprotes gaji yang belum di bayar dan juga vendor yang menagih hutangnya.