Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Hampir Punahnya Sang Penyerang Lubang
Penyerang lubang mungkin bukanlah posisi yang begitu glamor di sepakbola. Pamor mereka jelas kalah dari penyerang utama yang kerap merebut headline dengan gol-gol yang dicetak. Atau gelandang serang--yang bermain sedikit di belakang mereka--dengan passing-passing yang mereka lepaskan dan menciptaka peluang demi peluang bagi rekan setimnya.

Namun, yang berbeda justru hadir di Italia. Semanjak jaman Luigi Riva hingga Alessandro Del Piero dan Antonio Di Natale, penyerang lubang--atau "Seconda Punta" dalam bahasa Italia yang berarti "penyerang kedua"--selalu memiliki tempat spesial di penikmat sepakbola Italia. Berlimpahnya talenta seconda punta ini di Italia bahkan hingga membuat pemain berbakat seperti Gianfranco Zola hanya mengemas 35 caps bersama timnas senior Azzurri.

Hampir Punahnya Sang Penyerang Lubang


Tren kehadiran seconda punta ini di Italia sendiri nampaknya kini mendekati akhir. Bisa dibilang, dari 'generasi emas' penyerang kedua Italia, kini hanya tersisa sosok Francesco Totti sebagai yang terakhir dari 'spesies' penyerang seperti itu. Salah satu penyebabnya adalah mulai ditinggalkannya formasi dua penyerang. Kini, klub-klub Italia juga mulai mengadopsi formasi penyerang tunggal atau tiga pemain di lini serang, yang tentunya lebih menonjolkan peran dari penyerang utama sebagai ujung tombak tim.

Sebenarnya, Antonio Conte pada Euro 2016 silam berusaha untuk menjaga tren ini tetap hidup. Skema 3-5-2 ia terapkan bagi timnas Italia selama perjalanan mereka di turnamen tersebut. Sayang, keinginan Conte untuk memaksimalkan formasi dua penyerang harus terbentur masalah sumber daya manusia. Dari empat penyerang yang dibawa Conte: Graziano Pelle, Simone Zaza, Ciro Immobile, dan Eder, tidak ada yang bisa menjalankan peran seconda punta dengan baik sepanjang turnamen.

Bila melihat pada level klub, hal yang sama sebenarnya sudah mulai dilakukan Juventus sejak musim lalu. Kehadiran Paulo Dybala membuat Massimiliano Allegri tidak ragu untuk memainkan formasi dua penyerang. Dybala, yang bisa dibilang sebagai generasi terbaru dari seconda punta, melengkapi gaya bermain lini depan Juve yang dihuni oleh Alvaro Morata, Mario Mandzukic, dan Zaza. Kehadiran Gonzalo Higuain pada musim inipun tidak menggusur posisi Dybala yang memang tidak memiliki pesaing dengan peran yang sama di Juventus saat ini.

Hampir Punahnya Sang Penyerang Lubang


Bila mengatakan bahwa sosok penyerang kedua ini mulai bangkit lagi, mungkin belum ada bukti yang cukup kuat. Sejauh ini, memang baru Juventus yang kerap memaksimalkan potensi pemain-pemainnya sebagai seconda punta. Tim-tim Italia lainnya nampak masih mengandalkan satu orang ujung tombak. Tren menggunakan dua penyerang sebenarnya sempat kembali naik ketika musim lalu Leicester menjadi juara Premier League. Dibawah asuhan Claudio Ranieri dan formasi dua penyerang, The Foxes berhasil memberi kejutan dengan menjuarai liga yang identik dengan formasi satu penyerang.

Dengan persepakbolaan Spanyol yang kini masih menjadi basis permainan bagi beberapa klub besar, formasi dua penyerang nampaknya masih cukup jauh dari kembali mendunia. Namun, bukan berarti seconda punta akan berhenti terproduksi. Dybala hanyalah satu dari sekian seconda punta muda yang siap untuk menggebrak skena persepakbolaan dunia. Dan, mungkin hanya tinggal menunggu waktu hingga formasi dua penyerang--dan tentunya kemunculan seconda punta bertalente--kembali mendominasi persepakbolaan dunia.

Supported by:
Hampir Punahnya Sang Penyerang Lubang

Hampir Punahnya Sang Penyerang LubangHampir Punahnya Sang Penyerang Lubang

Hampir Punahnya Sang Penyerang LubangHampir Punahnya Sang Penyerang Lubang
www.kaskus.co.id
0
10.1K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan