“Gila apa aku menembaki rakyatkyu sendiri, memukuli rakyatku sendiri...keluar kamu...!!,” tutur Jokowi yang langsung memecatnya. Setelah itu Kepala Satpol PP diganti dengan seorang wanita dan Jokowi memberikan pesan berupa kutipan ini kepadanya.

Kutipan ini diberikan Jokowi saat memberikan motivasi kepada siswa SMKN 2 di Solo setelah tidak lolosnya uji emisi mobil Esemka Rajawali. Disampaikan pada tahun 2012, ia memberikan dorongan agar siswa dapat tetap semangat dan memperbaiki diri.

Saat mencalonkan diri untuk Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sempat berkunjung ke warteg Sunda Kelapa untuk makan. Saat itu ia hanya memakan lauk berupa tempe goreng dan terong tetapi membayar sebesar Rp400.000 untuk seluruh pengunjung warteg itu. Dalam sesi kunjungan ini, Jokowi mengatakan bahwa kehidupannya selalu melibatkan kunjungan masyarakat bawah untuk menanyakan berbagai permasalahan sehingga dapat dicarikan solusi. Ia juga mengatakan, saat kita bekerja harus melakukannya dengan sepenuh hati. Kemudian ia menyampaikan kutipan ini.

Sejak menjadi Gubernur DKI, Jokowi sering kali membagikan buku tulis kepada anak-anak. Saat menjadi Presiden ia membawa sebanyak 2.000 hingga 3.000 buku tulis di mobil RI-1 yang dibagikan saat keliling berbagai daerah di Tanah Air.
Di sampul buku atau di dalamnya terdapat kata mutiara yang ia buat sendiri, salah satunya adalah kutipan ini. Ada juga kata-kata unik bergaya pantun seperti “Beli duku sama Bang Muin, sekolah dulu baru main.”

Jokowi dikenal dengan gaya terjun langsung ke lapangan, tanpa pengawalan ketat, dan merakyat. Itu dia lakukan sejak menjadi Wali Kota. Gaya ini populer dengan istilah “blusukan”. Kutipan ini diambil saat dia diwawancarai terkait cara kerjanya pada tahun 2012 di Balai Kota, DKI Jakarta.

Dengan cara ini Jokowi akan mendapat banyak aspirasi dan saran. Turun ke lapangan pun menurutnya bukan hanya menemui warga dan melihat perkampungan kumuh. Ia juga melakukannya untuk mengontrol lapangan dan memantau pelaksanaan proyek serta program kerja.

Kutipan ini dia sampaikan saat rencana inspeksi mendadak yang dilakukan Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Ia mengatakan, dirinya bisa tiba-tiba datang ke kantor kelurahan dan kecamatan kapan saja. Kunjungannya bukan untuk marah-marah melainkan hanya ingin “main” dan mencatat apabila ada yang tidak beres.

Jokowi mengingatkan agar birokrasi selalu melayani masyarakat. Menurutnya masyarakat harus dilayani laiknya raja dengan birokrat berperan sebagai pelayan warga.

Jokowi menuturkan kata-kata mutiara ini setelah memenangkan pemilihan presiden di tahun 2014. Dengan menunjukkan prioritas pemerintahan untuk bekerja, ia mengajak rakyat untuk memaksimalkan kinerja dan kapabilitas. Dalam kemenangannya pun ia menyampaokan keutuhan dan persatuan Indonesia.

Terjemahan bebas kutipan Jokowi ini adalah, “Lebih baik berjualan dawet dengan dipikul sambil bernyanyi-nyanyi (tanpa beban) dari pada naik mobil Mercy tetapi bersedih hati dan menangis.”

Dalam beberapa biografinya, kata-kata mutiara ini digunakan untuK menggambarkan masa kecil Jokowi yang cukup prihatin. Tinggal di bantaran sungai, ia sering menggotong kayu gergajian untuk membantu ayahnya yang merupakan penjual kayu.

Sewaktu duduk di bangku SD, Jokowi berdagang apa saja untuk biaya sekolah. Ia kadang mengojek payung, membantu ibu-ibu membawa belanjaan, dan menjadi kuli panggul. Saat menggergaji, tangannya pernah terluka tetapi ia tetap senang dan menganggap bahwa kehiudpan itu seperti kutipan yang disampaikannya.

Kutipan ini diambil dari situs resmi tim kampanye Jokowi-Ahok saat bersaing untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.