TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin, menilai, ada banyak pertanyaan kepadanya yang sengaja diarahkan pada kasus di luar perkara dugaan penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pertanyaan itu disampaikan saat ia memberikan kesaksian yang memberatkan Ahok di muka persidangan.

"Ada banyak yang mau diarahkan, yang mau di-blow up. Kanjeng Dimas dibawa-bawa. Saya enggak paham ada urusan apa Kanjeng Dimas dibawa-bawa. Emangnya saya menonton tv 24 jam?" kata Novel usai menghadiri persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.

Novel menjelaskan, salah satu kuasa hukum Ahok, Vivi Evitha, juga turut menyandingkan Imam Besar FPI Rizieq Shihab dengan kasus Ahok. Rizieq sebelumnya juga dianggap menistakan agama terkait ceramahnya yang menyinggung kelompok tertentu. Sama seperti Ahok, video ceramah itu tersebar luas di media sosial. Rizieq juga dilaporkan ke polisi.

Novel mengaku langsung mengajukan keberatan dan diterima oleh majelis hakim lantaran pertanyaan Vivi, yang juga adik Ahok itu tidak ada korelasi dengan kasus Ahok. "Dia mengangkat Habieb Rizieq memakai ayat, menilai ulama bukan kapasitasnya. Itu yang disampaikan adiknya Ahok. Dan saya tahu adiknya Ahok bukan Islam, ngapain bawa-bawa ayat, bukan kapasitasnya," kata dia.

Selain itu, Novel juga menegaskan dirinya tidak membawa kepentingan apapun saat bersaksi. Sebabnya, dia sempat dikonfirmasi mengenai afiliasi dengan salah satu pasangan calon dalam pilkada DKI 2017. Namun dia mengatakan dirinya tidak paham mengenai politik, tidak berafiliasi dengan partai politik dan terlibat dalam dukungan kepada calon gubernur.

Menurut dia, Advokasi Cinta Tanah Air juga diisi oleh politikus-politikus. Novel sendiri merupakan Wakil Ketua ACTA. Dan, ia juga menunjuk para pengacara pembela Ahok yang turut berafiliasi dengan partai politik, seperti Humphrey Djemat dari PPP dan sebagian dari PDIP. "Artinya kami tidak terlepas dari partai. Saya hanya mengerti masalah hukum penistaan agama, khusus berkutat dari Al-Maidah. Tafsir pun saya enggak mau berkutat, itu kapasitas ulama," kata dia.

FRISKI RIANA
https://nasional.tempo.co/read/news/...g-sebut-rizieq