TIMESINDONESIA, JAKARTA– Pilkada Serentak akan diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia pada 17 Februari 2017 mendatang. Dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap di kondisi rawan seperti ini, agama bisa jadi pemersatu.

"Kami di Kemenag sudah mengimbau semua pihak, khususnya yang di lapangan, penyuluh dan tokoh agama, agar di tengah keragaman politik, etnis, suku, agama justru dijadikan sebagai yang menyatukan kita," ujarnya, Selasa (3/1/2017).

Menurut Menag, kemungkinan dinamika politik akan meningkat menjelang pilkada serentak. Namun ia menginginkan tak ada pihak yang menggunakan isu agama untuk memecah masyarakat.

"Kita berharap jangan sampai agama justru menjadi faktor pemecah belah kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air," imbuhnya.

Menag menyatakan jika sebagai bangsa religius, masyarakat Indonesia menjunjung tinggi nilai agama, terlepas agama apapun yang dipeluknya. Tetapi, adanya ragam pandangan keagamaan juga harus diakui, tidak hanya antar tapi juga intern umat beragama.

Untuk itu itu, Menag mengajak masyarakat untuk lebih mengedepankan titik persamaan pandangan dibanding mempersoalkan perbedaan yang merupakan sunnatullah. Artinya agama tidak bisa dijadikan sebagai faktor untuk menafikan dan menegasikan sesama yang memang tidak sama.

"Yakinlah bahwa di tengah keragaman pandangan keagamaan, masih jauh lebih banyak titik persamaan. Perbedaan dilihat dalam persepektif, begitulah cara Tuhan untuk memudahkan umat dalam menjalani syariatnya," tandasnya. (*)

Sumber

=================================================================================================
Komentar TS

Politik harusnya bermain di politik saja.. Dan SARA harusnya bermain di SARA saja.. Politik zaman sekarang, karena takut kalah, mainnya pake SARA
Katanya para politikus cerdas.. Tapi kok cuma cerdas kalo mau nyerang orang lain/lawan poliitknya aja cerdas membangun bangsa dan negaranya, kapan pak?